Membakar Langit ~ Bab 240

  

Bab 240

 

Di bawah peringatan Sri, Fanny akhirnya tenang kembali. Dia hampir saja berpura- pura terlalu berlebihan.

 

Fanny juga tahu sebenarnya kemampuan Adriel sangat kuat sekarang. Jika Adriel bernar -benar menyerang, pihak yang pasti akan dirugikan adalah dirinya sendiri.

 

"Aku mengenalmu. Tunggu saja. Suatu hari nanti aku akan merobek mulut busukmu ini dan menyuruhmu meminta maaf padaku," kata Fanny.

 

Di rumah sakit semalam, Heri sudah mengatakan bahwa dia pasti akan menggunakan hubungan pribadinya untuk membalas dendam kepada Adriel. Adriel tidak akan bertahan lama.

 

Fanny saat itu juga ada di tempat dan mendengarnya, sekarang dia terpaksa harus menahan diri sebentar lagi.

 

"Fanny, kamu memang masih sama persis seperti waktu sekolah, sombong dan suka meremehkan orang lain. Tapi dulu kamu bisa seperti itu karena ada Adriel yang melindungimu. Sekarang, dia adalah pacarku. Tanpa dia melindungimu, apa kamu masih berani seenaknya begitu?" tanya Lisa dengan tenang.

 

"Adriel? Memangnya aku butuh dia untuk melindungiku sekarang? Apa kamu tahu siapa pacarku sekarang? Pacarku itu Thomas. Kamu seharusnya mengenalnya. Ayahnya sekarang sudah menjadi wakil ketua Persatuan Dagang Marlion. Mana bisa Adriel dibandingkan dengan Thomas?" ejek Fanny dengan sombong.

 

"Dia hanyalah sampah yang sudah aku batalkan pertunangannya dan nggak kuanggap apa-apa. Kamu hanya mengambil sampah yang nggak aku inginkan. Kamu pikir kamu menemukan harta karun? Sungguh lelucon," kata Fanny dengan sinis.

 

Lisa sangat tidak senang mendengar Fanny merendahkan Adriel seperti itu.

 

"Thomas bahkan nggak pantas untuk mengangkat sepatu Adriel. Dasar orang yang buta dan bodoh! Berbicara lebih banyak denganmu hanya akan membuatku merasa terhina. Kamu akan menyesal suatu hari nanti," kata Lisa.

 

Dia malas berdebat dengan Fanny lagi.

 

Cukup dengan identitas sebagai mahaguru, Adriel sudah mengalahkan Thomas jauh - jauh. Putra dari wakil ketua Persatuan Dagang Marlion ini, bahkan tidak sebanding dengan satu jari kaki Adriel pun.

 

Hanya Fanny yang menganggapnya sebagai modal untuk memamerkan diri. Lisa merasa dirinya akan terlihat bodoh jika dia terus bertengkar dengannya.

 

Fanny bukanlah lawan Lisa sama sekali. Dia sangat marah, tetapi juga tidak bisa berbuat apa-apa setelah diserang oleh beberapa kata dari Lisa. Melihat situasi itu, Sri berkata, " Baiklah, mari kita makan di tempat lain. Tempat ini merusak nafsu makan."

 

Sri bangun dan menarik Cheky pergi.

 

Sebelum pergi, Cheky tidak lupa untuk mengingatkan, "Adriel, jaga dirimu baik - baik. Sebaiknya kamu meninggalkan Kota Silas dan bersembunyi untuk sementara waktu."

 

"Terima kasih atas peringatannya, Paman Cheky. Aku masih nggak ingin pergi," kata Adriel dengan tenang.

 

"Untuk apa kamu mengatakan itu padanya? Ayo, cepat pergi," kata Sri sambil memelototi Cheky dengan tajam.

 

Setelah itu, keluarga itu pun pergi.

 

Fanny merasa agak sedih karena tidak berhasil menyombongkan diri.

 

"Adriel, aku akan tunggu untuk melihat seberapa mengerikan nasibmu," gumamnya.

 

"Akhirnya bisa makan sarapan dengan tenang," kata Adriel.

 

"Dia belum tahu kekuatanmu sekarang, ' kan?" tanya Lisa sambil tertawa.

 

"Aku malas untuk memberitahunya. Lagi pula, itu nggak ada artinya. Kami sudah lama

 

nggak sejalan lagi," jawab Adriel.

 

Saat ini, perasaan Adriel terhadap keluarga Lein sudah tidak ada apa-apa.

 

Setelah sarapan, Adriel pergi ke bank dengan Lisa. Setelah keluar, dia memberinya sebuah kartu bank.

 

"Ada satu triliun di dalam kartu ini, ambillah," katanya.

 

"Apa maksudmu? Kau mau memberi uang untuk mengusirku?" tanya Lisa.

 

Wajahnya seketika muncul ekspresi marah.

 

"Jangan salah paham, ya. Bukankah dulu kamu bilang ingin membangun bisnis sendiri setelah lulus? Perusahaan keluargamu sekarang tengah di ambang kematian, sepertinya nggak perlu diselamatkan lagi. Satu triliun ini adalah modal usaha dariku untukmu. Kamu seharusnya melakukan hal yang kamu inginkan agar hidup lebih menyenangkan, bukankah begitu?" jelas Adriel.

 

Setelah mendengar penjelasan Adriel, Lisa menggigit bibirnya. Selama ini, dia memang memiliki rencana untuk memulai usahanya sendiri.

 

Namun, tidak disangka keluarganya mengalami bencana sehingga rencana itu hanya bisa mati di dalam hatinya.

 

"Tapi... "

 

"Nggak ada tapi-tapi. Ambil saja. Kalau nggak cukup, beri tahu aku lagi," kata Adriel.

 

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 240 Membakar Langit ~ Bab 240 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.