Bab 250
Fanny berbicara dengan sangat yakin.
Para tamu juga saling berbisik. Pada dasarnya, semua orang percaya bahwa Adriel
memang adalah simpanan seorang wanita.
Namun, mereka juga penasaran. Siapa
sebenarnya orang yang menyimpan Adriel hingga membuatnya memiliki keberanian
untuk memukul wakil ketua Persatuan Dagang Marlion di depan umum.
"Kamu nggak perlu mengakuinya,
itu nggak penting. Pokoknya, siapa pun yang menyimpanmu, dia pasti nggak akan
bisa melindungimu hari ini! Kecuali orang itu adalah Yunna Millano," kata
Fanny dengan nada mengejek.
"Fanny, jangan sembarangan
bicara! Bu Yunna memiliki status yang tinggi, mana mungkin dia bisa kamu
jadikan bahan lelucon," tegur Cheky dengan cepat.
"Aku hanya memberikan contoh.
Mana mungkin Bu Yunna tertarik padanya?" kata Fanny sambil menjulurkan
lidahnya.
Dia menyadari bahwa perkataannya
memang agak tidak pantas.
"Benar, orang yang kamu katakan
itu adalah Yunna," kata Adriel.
"Dasar nggak tahu diri!
Bagaimana kamu bisa berani bicara omong kosong seperti itu? Kamu pasti sudah
gila dan bosan hidup!"
Cheky langsung memarahinya.
Perkataan Adriel ini tidak hanya
membuat Cheky marah, tetapi juga menimbulkan kemarahan banyak orang.
Bagaimanapun juga, kebanyakan dari
mereka adalah anggota Persatuan Dagang Marlion. Dalam pandangan mereka, Yunna
adalah seorang dewi.
"Dasar anjing, kamu benar-benar
berani. Berani-beraninya menodai nama Bu Yunna!"
"Orang ini terlalu sombong,
nggak boleh dibiarkan begitu saja!"
"Dia harus mati karena sudah
menghina Bu Yunna!"
Dalam sekejap, satu perkataan dari
Adriel menimbulkan kemarahan banyak orang. Dia menjadi sasaran cercaan mereka.
Semua orang segera mengutuknya.
Hanya Glenny yang mengernyitkan
keningnya, tampak bingung, lalu berbisik pada dirinya sendiri, "Apa benar
itu Yunna?"
Glenny yang mengetahui identitas
Adriel menyadari bahwa dengan statusnya, Adriel tidak perlu berbohong tentang
hal semacam ini. Jika dia berani mengatakannya di depan umum, pasti itu adalah
kebenaran.
"Kalau itu benar Yunna, semua
ini akan jadi makin menarik," gumam Glenny.
Dia tersenyum dengan sedikit ekspresi
yang aneh.
Sebaliknya, Desy tampak sangat puas,
lalu berkata dengan penuh kemenangan, "Orang ini benar-benar berani, ya.
Berani- beraninya dia bercanda tentang Yunna? Sepertinya, aku pasti akan
memenangkan taruhan ini. Bu Glenny, minta sekretarismu untuk menyiapkan
kontraknya."
"Jangan buru-buru, siapa tahu
mungkin masih ada kejutan," kata Glenny.
Heri yang baru saja diangkat menjadi
wakil ketua oleh Yunna, merasa sangat berterima kasih kepada Yunna.
Kata-kata Adriel membuatnya makin
marah.
"Aku belum pernah melihat orang
yang lebih nekat dari kamu. Kamu benar-benar gila, ya. Berani -beraninya
memfitnah Bu Yunna? Ini adalah penghinaan terhadap seluruh Persatuan Dagang
Marlion. Kamu akan menjadi musuh semua orang yang hadir di sini. Bagaimanapun
juga, kamu nggak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup hari ini," kata
Heri.
Baru saja kata-kata itu diucapkan,
seseorang di luar ruangan berteriak, "Ketua Geng Langit, Pak Dion, sudah
tiba."
Heri merasa sangat gembira, langsung
merasa lebih percaya diri. Dia tertawa keras, lalu berujar, "Bantuan yang
aku tunggu- tunggu sudah tiba, hari kematianmu juga sudah tiba!"
Heri langsung berjalan melewati
Adriel untuk menyambut Dion secara pribadi.
"Pak Dion, akhirnya kamu
datang," ucap Heri.
Dion memiliki rambut sedikit beruban
dan wajah tegas. Dia berjalan dengan langkah mantap dan penuh wibawa.
Dion sedikit mengangguk, lalu
berkata, "Pak Heri sedang dalam kesulitan, tentu saja aku harus segera
datang untuk membantu. Melihat wajahmu, apa kamu dipukul?"
Dion memberikan penghormatan ini
karena Heri sekarang adalah wakil ketua Persatuan Dagang Marlion. Jika
sebelumnya, Dion mungkin tidak akan peduli padanya.
Di balik Persatuan Dagang Marlion ada
keluarga Millano. Sementara di belakang keluarga Millano, ada keluarga Millano
di Nambia. Bagaimanapun juga, dia harus memberikan penghormatan ini.
Heri meraba wajahnya yang bengkak dan
sakit, dengan kemarahan yang makin membara di dalam dadanya.
"Anak ini benar-benar sombong,
sungguh berani! Dia mengandalkan kemampuan bertarungnya yang bagus untuk
melukai putraku, juga memerasku. Barusan, dia bahkan menghina Bu Yunna,"
kata Heri.
Dion mendekat. Dia memperhatikan
Adriel yang tampak begitu muda dan tidak menganggapnya serius.
No comments: