Bab 252
Hanya Fanny yang menunjukkan ekspresi
wajah yang sangat berbeda ketika melihat Yunna berjalan mendekat.
"Ayah, apa dia benar-benar Bu
Yunna?" tanya Fanny.
"Jaga bicaramu! Nama Bu Yunna
nggak boleh disebut sembarangan," tegur Cheky dengan tegas.
"Nggak! Nggak mungkin! Orang
yang mendukung Adriel, bagaimana mungkin dia adalah Bu Yunna?" ujar Fanny.
Gosip bahwa Adriel didukung oleh
seseorang berasal dari mulut Fanny sendiri.
Terakhir kali di Pusat Perbelanjaan
Surya, Fanny melihat dengan matanya sendiri bahwa wanita ini mengaku sebagai
pacar Adriel.
Namun, Fanny belum pernah bertemu
Yunna sebelumnya dan tidak mengenalinya. Saat itu Yunna hanya perlu membuat
satu panggilan telepon untuk memanggil Rory, sehingga Fanny secara alami
menarik kesimpulan seperti itu.
"Apa yang kamu bicarakan?"
tanya Sri.
Dia mencubit Fanny sebagai tanda
untuk berhenti berbicara sembarangan.
Yunna telah sampai di depan mereka,
lalu berkata pada Fanny, "Nona Fanny, kita bertemu lagi. Melihat
penampilanmu, sepertinya kamu sedang sangat bahagia."
Fanny yang saat ini merasa hatinya
kacau balau, kehilangan kemampuan untuk berpikir. Ekspresi wajahnya berubah
drastis, dia tidak bisa berkata apa-apa.
"Fanny! Bu Yunna sedang
berbicara denganmu, kenapa kamu nggak menjawab?" tegur Cheky dengan suara
rendah.
"Aku ... Aku ... "
Fanny tergagap, kehilangan kemampuan
untuk merangkai kata-kata.
"Bu Yunna, mohon maaf. Putriku
selalu mengidolakan dan sangat mengagumi dirimu. Melihatmu secara tiba-tiba,
dia menjadi terlalu bersemangat dan kehilangan kendali. Mohon dimaklumi,"
kata Sri.
Sri memang wanita yang cerdik. Dia
memberikan penjelasan sambil sekaligus memuji Yunna.
"Kami sudah bertemu sebelumnya.
Ini adalah kali ketiga kami bertemu. Tapi sepertinya aku dan putrimu nggak
cocok. Karena setiap kali bertemu, suasananya selalu nggak menyenangkan,"
kata Yunna:
Kata-kata Yunna itu langsung membuat
Cheky dan Sri terkejut.
Namun, setelah mengatakan itu, Yunna
tidak lagi memperhatikan mereka. Sebaliknya, dia menggandeng lengan Adriel.
"Aku akan memperkenalkan pada
semua orang. Ini adalah Pak Adriel, dia temanku sekaligus penyelamat keluarga
Millano. Pada acara ulang tahun ayahku yang lalu, aku sudah memperkenalkannya
secara resmi. Jadi, aku nggak akan menjelaskan lebih lanjut," ujar Yunna.
Pada acara ulang tahun Simon yang
lalu, sebagian besar orang di sini hadir, terutama anggota Persatuan Dagang
Marlion. Kecuali Heri yang saat itu sedang melakukan perjalanan dinas, semua
orang lainnya hadir.
Mereka semua sangat penasaran dengan
sosok Pak Adriel yang misterius itu. Mereka ingin berkenalan serta membangun
hubungan baik dengannya.
Sayangnya, Adriel tidak muncul saat
itu sehingga mereka tidak tahu siapa sebenarnya Pak Adriel ini, serta seperti
apa penampilannya.
Namun, hari ini Yunna akhirnya
membuka tabir misteri tersebut di hadapan semua orang, mengungkapkan identitas
Adriel.
Begitu Yunna mengatakan itu, seluruh
ruangan langsung hening, sampai suara jarum jatuh pun bisa terdengar.
Ekspresi hampir semua tamu sangat
beragam. Ada yang terkejut, ada yang heran, ada yang tidak percaya, serta ada
juga yang akhirnya memahami situasinya.
Dari seluruh tamu, satu-satunya yang
mengetahui situasi sebenarnya hanyalah Rory.
Glenny tidak merasa terlalu terkejut,
hanya menunjukkan ekspresi seperti baru menyadari sesuatu.
"Jadi, Pak Adriel yang misterius
yang sering dibicarakan di Kota Silas selama ini adalah kamu! Seharusnya aku
sudah menyadarinya, "gumam Glenny.
"Apa dia benar-benar Pak Adriel
yang menyelamatkan nyawa Pak Tobby, juga dikenal sebagai dokter sakti yang
kemampuannya luar biasa? Ini nggak mungkin salah, 'kan? Bagaimana mungkin dia
masih begitu muda?" ujar Desy.
Desy juga merasa sangat terkejut,
dengan ekspresi tidak percaya di wajahnya.
Cheky dan Sri langsung terkejut.
Wajah mereka berubah sangat pucat seperti sedang menghadapi malapetaka.
"Nggak... Ini nggak mungkin,
nggak mungkin."
No comments: