Membakar Langit ~ Bab 263

  

Bab 263

 

"Aku beneran ada urusan mendadak. Bagaimana kalau lain kali?"

 

Adriel merasa berdosa. Ini adalah kali keduanya Yunna mencoba mendekatinya dan dia sudah menolak Yunna dua kali. Ini benar-benar kelewatan.

 

Yunna langsung melepaskan tangannya, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu pergilah, aku nggak antar lagi."

 

Adriel bisa melihat kekecewaan dan ketidakpuasan Yunna dari ekspresinya. Dia merasa perlu menjelaskan kepada Yunna bahwa bukan karena daya tariknya yang kurang, tetapi karena dia sedang tidak fokus!

 

Ada hal yang lebih penting dan mendesak, situasi Ana jelas lebih kritis. Jika Ana terjebak oleh Liam, pria bajingan itu, bukankah itu artinya Adriel akan dikhianati?

 

Adriel tidak akan membiarkan hal ini terjadi.

 

"Nona Yunna, aku... "

 

Namun, Yunna tidak memberikan kesempatan kepada Adriel untuk membela diri. Dia mundur satu langkah dan langsung menutup pintu. Pintu itu hampir membentur hidung Adriel.

 

Adriel meraba-raba hidungnya sambil berkata, "Gawat, aku benar-benar sudah menyakiti hati Yunna. Apakah dia akan berpikir bahwa aku sengaja berpura-pura?"

 

Adriel mengatakan bahwa dia hanya ingin menjadi diri sendiri di depan wanita cantik, tidak ingin berpura-pura!

 

Masalah sudah sampai seperti ini, Adriel juga merasa sangat tidak berdaya. Dia hanya bisa berbalik dan mencari cara untuk menghibur Yunna, lalu membahas masalah les tambahan dan keterampilan memasak.

 

Yang harus dilakukan sekarang adalah mengawasi situasi Ana terlebih dahulu.

 

Di dalam kamar, Yunna benar-benar marah setelah menutup pintu. Dia hanya bisa bersandar di pintu.

 

Dia itu Yunna, loh! Banyak sekali pria yang mengejarnya. Sekarang, dia berinisiatif mendekati Adriel, tetapi malah ditolak, bahkan sudah ditolak dua kali.

 

Waktu itu, dia bisa berpikir bahwa Adriel terlalu lelah, takut akan memengaruhi kinerjanya. Lalu, hari ini karena apa?

 

Suasananya sudah memanas, ini hanya masalah waktu saja. Saat pintu terbuka, Adriel mencari alasan, lalu pergi lagi. Sungguh menyedihkan.

 

Yunna sangat marah, tetapi pada saat yang sama dia juga bertanya-tanya apakah benar dirinya kurang menawan?

 

Ataukah itu hanya taktiknya saja?

 

Dia diam-diam melihat keluar melalui kaca pintu. Adriel sudah pergi.

 

Dia buru-buru membuka pintu dan melihat dengan saksama. Melihat tidak ada bayangan Adriel di koridor, dia benar-benar kecewa.

 

"Sebenarnya kenapa? Apakah Pak Adriel punya masalah dengan 'itu'nya, makanya dia suka menghindar?" gumam Yunna dalam hati.

 

Yunna sangat percaya diri dengan pesonanya. Dia pikir tidak mungkin ada pria normal yang akan menolaknya.

 

Satu-satunya penjelasan adalah Adriel tidak normal!

 

Dia bukan pria yang sempurna.

 

Makin dipikir, Yunna merasa makin masuk akal.

 

"Nggak mudah bertemu dengan pria yang bisa membuatku terpikat dan membuatku rela memberikan tubuhku. Tapi, ternyata dia bukan pria yang sempurna. Sepertinya ini adalah takdirku!" batin Yunna.

 

Yunna merasa sedih, kecewa dan putus asa.

 

Adriel tidak tahu dirinya sudah menjadi seorang pria yang tidak sempurna di hati Yunna. Dia kembali ke restoran dan memantau keadaan di dalam ruangan dengan mata gandanya yang tajam.

 

Ana dan Liam juga sudah hampir selesai makan.

 

"Pak Liam, sudah larut malam. Aku merasa agak mabuk, jadi aku akan pulang dan menunggu kabar baikmu."

 

Ana tidak ingin tinggal lebih lama lagi dengan Liam. Pria ini sangat menjijikkan dan makan malam ini membuatnya ingin muntah.

 

Namun, Ana tidak punya pilihan lain. Saat ini, Grup Bintang sedang menghadapi masalah internal dan eksternal, kehilangan banyak kerja sama dan habis banyak uang. Selain itu, ada beberapa pihak yang terus - menerus menagih. Mengoperasikan perusahaan juga membutuhkan dana, ditambah dengan tekanan dari pemegang saham yang tak kunjung habisnya. Jadi, dia harus mendapatkan uang untuk menstabilkan situasi. Jika tidak, Grup Bintang akan hancur.

 

Ana tidak akan membiarkan usahanya hancur begitu saja.

 

Jadi, dia hanya bisa menahan rasa mualnya untuk bertemu dengan Liam demi mendapatkan pinjaman.

 

Liam adalah kepala bank Kota Silas yang bertanggung jawab atas persetujuan pinjaman bank. Tanpa tanda tangan dan persetujuannya, tidak akan bisa disetujui.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 263 Membakar Langit ~ Bab 263 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.