Bab 264
"Bu Ana, nggak usah
terburu-buru. Kalau sudah mabuk, lebih baik istirahat di sini saja. Aku sudah
memesan kamar untukmu," kata Liam sambil tersenyum mesum.
"Nggak usah."
Ketika hendak pergi, Ana merasa pusing
dan lemas. Dia pun berkata dengan marah, " Kamu ... Kamu menaruh obat di
minumanku!
Pada saat ini, Laim tidak
berpura-pura lagi. Dia tersenyum sembari berkata, "Bu Ana, sudah lama aku
kagum padamu. Dengar- dengar, kamu masih jomblo, pasti sangat sulit. Jangan
khawatir, aku akan memperlakukanmu dengan baik. Setelah aku merasa puas,
pinjamanmu juga akan kusetujui."
"Dasar berengsek! Kamu
benar-benar licik. Kalau kamu berani menyentuh sehelai rambutku saja, aku akan
membunuhmu," ujar Ana dengan lemah.
Liam tersenyum jahat sembari berkata,
" Mungkin kamu nggak akan tega membunuhku. Aku akan merekam seluruh
prosesnya. Kalau kamu berani membangkang, video dan foto yang kuambil akan
dipublikasikan. Kamu juga nggak ingin reputasimu hancur, 'kan?"
"Dasar bajingan!" umpat Ana
sambil mengatupkan giginya, kemudian dia tiba - tiba pingsan.
Adriel yang menyaksikan semua ini di
luar ruangan tidak bisa menahan diri untuk mengumpat, "Ana, biasanya kamu
itu pintar, tapi ternyata kamu bisa membuat kesalahan seperti ini. Aku sangat
kecewa padamu karena bisa ditaklukkan dengan cara rendah seperti ini."
Adriel merasa sangat kecewa, tetapi
dia tentu tidak akan membiarkan Liam, pria tua mesum ini, mendapatkan
keinginannya.
Bagaimanapun juga, Ana adalah
wanitanya!
Dia boleh menodai wanita orang lain,
tetapi orang lain tidak boleh menodai wanitanya!
Liam memapah Ana berdiri, kemudian
membawanya pergi dari restoran.
Adriel berpura-pura menjadi orang
biasa dan masuk ke dalam lift bersama dengan Liam.
"Kak, kulihat kamu agak kesulitan
memapahnya, apa mau kubantu?" tanya Adriel.
"Pergi!" maki Liam dengan
nada sinis.
Adriel tertawa sembari berkata,
"Hahaha ... Aku lihat wajahmu pucat, rambutmu juga sudah memutih, kamu itu
sudah nggak kuat lagi. Memangnya kamu masih bisa mengatasi wanita cantik
sepertinya?"
Di mata Adriel, Liam hanya seorang
tua bangka, jadi dia hanya menggoda Liam saja.
"Nggak kuat kepalamu! Keluargamu
yang nggak kuat, pergi sana!"
Tubuh Liam memang sudah tidak terlalu
kuat, selalu selesai dengan buru-buru. Namun, ini tidak menghalangi nafsunya
yang tinggi!
Liam seperti orang yang kecanduan
makanan.
Tentu saja, banyak pria yang seperti
itu, mereka sangat rakus!
Begitu pintu lift terbuka, Liam
langsung membawa Ana keluar dari lift. Sebelum pergi, dia tidak lupa mengumpat
Adriel, " Dasar gila!"
Adriel menyunggingkan seulas senyum,
tatapannya juga tampak sadis!
Setelah masuk ke dalam kamar, Liam
segera meletakkan Ana di atas tempat tidur. Liam sudah tidak sabar lagi, dia
menatap wanita cantik yang terbaring di atas tempat tidur itu.
Sebagai seorang kepala bank, tentu
saja dia tidak pernah kekurangan wanita. Namun, jika dibandingkan dengan Ana,
wanita- wanita itu tidak terlalu berarti.
Baik dari segi penampilan fisik
maupun pesona tubuhnya, Ana adalah seorang wanita cantik yang luar biasa. Pria
mana yang bisa menahan godaan seperti ini?
Mana ada pria yang tidak ingin
berkomunikasi dengannya?
Apalagi sekarang, wanita seperti itu
mudah didapatkan. Mengetahui dia akan segera bermain" dengan Ana, Liam
langsung bersiul dengan penuh semangat. “
Dia melepas jaketnya dan
melemparkannya ke samping. Setelah itu, dia mengambil kamera yang sudah
disiapkan sejak lama dari dalam lemari, kemudian menempatkannya di tempat yang
tepat dan melakukan beberapa penyesuaian.
"Ana, malam ini aku akan
menemanimu bermain."
Setelah menyelesaikan semua
persiapan, Liam tidak tahan lagi. Dia buru-buru melepas pakaiannya, lalu
melompat ke arah Ana yang ada di atas tempat tidur.
Adriel yang menyaksikan semua ini di
luar kamar juga tidak bisa tahan lagi.
Dia langsung menendang pintu!
Pintu itu pun terbuka karena didobrak
oleh Adriel.
No comments: