Membakar Langit ~ Bab 265

  

Bab 265

 

Baru saja melompat ke tempat tidur, Liam yang sedang bersiap untuk melepas pakaian Ana terkejut dan langsung melompat dari tempat tidur.

 

"Siapa?"

 

"Kakekmu!"

 

Adriel masuk ke dalam kamar dengan angkuh.

 

"Kamu salah, kamu itu belum memenuhi syarat untuk menjadi cucuku!" ralat Adriel karena merasa perkataannya tidak tepat.

 

"Kamu! Dasar bajingan! Kamu gila, ya? Beraninya masuk ke kamarku. Kamu tahu nggak siapa aku?"

 

Liam sangat marah, dia bahkan sudah melepaskan celananya, sedang bersiap-siap untuk menunjukkan kekuatannya. Namun, dia malah diusik oleh seorang bocah ingusan yang menjengkelkan. Rasanya dia ingin segera menembak Adriel sampai mati.

 

"Aku sama sekali nggak peduli kamu siapa! Apa kamu tahu siapa dia?" kata Adriel sambil menunjuk ke arah tempat tidur.

 

Liam malas untuk berbicara dengan Adriel. Dia menunjuk ke arah pintu sembari berkata, "Cepat keluar dari sini, atau aku akan melemparmu ke lantai bawah biar kamu mati!"

 

Adriel menganggukkan kepalanya sembari berkata, "Ide bagus!"

 

Liam merasa dirinya sudah bertemu dengan orang gila. Dia pun mengeluarkan ponselnya, kemudian menelepon sopir untuk datang dan mengurus orang ini.

 

Adriel sontak merebut ponsel itu dari tangan Liam dan langsung membantingnya.

 

Adegan ini langsung membuat Liam ketakutan.

 

"Mau apa kamu sebenarnya ?" tanya Liam sambil menatap Adriel dengan marah.

 

"Jangan khawatir, aku nggak tertarik pada pria! Aku hanya ingin membunuhmu!"

 

"Katakanlah, siapa yang menyuruhmu ke sini? Atau, berapa uang yang kamu inginkan? Setelah kamu mengambil uangnya, cepat pergi dan jangan ikut campur urusanku lagi," ucap Liam.

 

"Plak!"

 

Adriel langsung menampar Liam, sehingga membuatnya terhempas dan menabrak sudut dinding. Seketika, kepalanya berdengung, hidung dan mulutnya juga berdarah.

 

Liam sampai terhuyung-huyung. Entah butuh waktu berapa lama baru dia bisa berdiri dari lantai.

 

"Kamu! Beraninya kamu memukulku, tamatlah riwayatmu! Dewa Langit pun nggak akan bisa menyelamatkanmu! Aku itu kepala bank Kota Silas. Kamu mau cari mati, ya?"

 

Liam adalah kepala bank. Jika Tobby adalah dewa keuangan dari Divisi Keuangan di Kota Silas, maka Liam adalah pengurus dewa keuangan.

 

Bahkan orang-orang dari keluarga bangsawan atau keluarga mahaguru harus bersikap sopan ketika bertemu dengannya. Di Kota Silas, tidak banyak orang yang berani melawannya.

 

Dia tidak pernah mengalami kerugian sebesar ini. Karena itu, dia merasa sangat marah!

 

"Dasar bodoh! Aku akan membunuhmu. Wanita yang tidur di tempat tidur ini adalah wanitaku. Kalau kamu berani menodainya, kamu akan mati."

 

Adriel juga malas berbicara dengan Liam. Dia mendekati Liam, lalu mencengkeram lehernya, bersiap untuk melemparnya dari jendela.

 

Biasanya, membunuh seorang kepala bank akan mendapatkan masalah besar. Bahkan seorang mahaguru juga tidak berani membunuh pegawai pemerintah dengan sembarangan.

 

Tentu saja, pegawai pemerintah biasa juga tidak berhak memerintah seorang mahaguru.

 

Namun, Adriel tidak peduli, soalnya ada Tobby yang mendukungnya.

 

Dia yakin Tobby tidak akan menghinanya hanya karena menyinggung Liam.

 

Kalau kepala bank yang satu mati, akan ada kepala bank yang baru.

 

"Kamu nggak bisa membunuhku. Aku itu kepala bank, seorang pegawai pemerintah. Kalau kamu membunuhku, kamu nggak akan bisa melarikan diri!"

 

Liam ketakutan, dia tidak ingin mati!

 

"Di mata orang lain, kamu itu seorang kepala bank. Tapi di mataku, kamu itu hanya seorang pecundang," kata Adriel dengan sombong.

 

"Barusan kamu bilang kamu mau melemparku ke bawah, 'kan? Kalau begitu, aku akan membiarkanmu melakukannya ! Tapi jangan takut, kalau tubuhmu cukup kuat, mungkin kamu nggak akan mati ketika jatuh."

 

Pikiran Liam saat ini sangat kacau, apakah ini bahasa manusia?

 

Ini adalah lantai 30. Jika dilempar dari sini, mungkin jasad pun akan hancur!

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 265 Membakar Langit ~ Bab 265 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.