Bab 270
Meskipun sangat kejam dan tegas, Ana
tetap bertanggung jawab dan membuat orang merasa nyaman. Adriel bisa
merasakannya
Sebenarnya Ana ingin bangun pagi dan
segera menangani kasus pembunuhan Liam. Akan tetapi, tadi malam terlalu gila
dan terlalu lelah, sehingga membuat dia bangun kesiangan.
Saat Ana membuka mata dan melihat Adriel
masih berbaring di sampingnya, seketika Ana merasa puas.
Soalnya beberapa kali sebelumnya,
ketika Ana bangun, di tempat tidur tidak ada yang bisa dilihat selain jejak
kesalahan yang ditinggalkan oleh Adriel.
Ana melihat pria di sampingnya dengan
perasaan campur aduk.
Dia melihat Adriel tumbuh besar dan
selama ini dia juga memperlakukan Adriel seperti keponakannya sendiri. Bahkan
dia pernah berpikir untuk menjodohkan putrinya, Yasmin, dengan Adriel.
Namun, Ana tidak menyangka orang yang
sekarang berbaring di tempat tidur yang sama dengannya adalah dirinya sendiri.
"Akhirnya bocah ini sudah tumbuh
dewasa," gumam Ana.
Ana meraba wajah tampan Adriel. Dia
tidak tahu harus berterima kasih pada Michael dan istrinya atau malah mengumpat
mereka.
Adriel tiba-tiba membuka mata dan
berkata, "Semua orang harus tumbuh dewasa!"
Adriel sama sekali tidak bisa tidur.
Setelah bangun tadi pagi untuk berlatih, dia terus menemani Ana.
Setelah semalam merasakan kehangatan
dirinya, rasanya tidak sopan jika dia kabur sekarang.
Ana terkejut dan segera menarik
tangannya kembali.
"Mulai sekarang, kamu nggak
boleh memanggilku seperti itu lagi."
Ana merasa sangat malu. Tadi malam
saat melakukan hubungan intim, pria ini masih memanggilnya seperti itu.
Meskipun dia juga merasa sangat malu, ada sensasi yang berbeda di dalamnya.
"Nggak bisa! Terserah aku dong.
Lagian, nggak ada yang dirugikan, 'kan?" kata Adriel. sambil tersenyum
lebar.
"Pergi kamu!" seru Ana.
Ana menepis tangan kekar Adriel yang
nakal, kemudian mengambil ponsel untuk melihat jam.
Ana benar-benar tidak tahan, dia juga
tidak tahu dari mana Adriel belajar hal yang begitu licik dan halus seperti
itu. Adriel yang ada dalam ingatannya selalu sopan dan beradab. Apakah mungkin
karena dia terkurung selama dua tahun ini, sehingga memengaruhi kepribadiannya?
Dia merasa sangat berdosa!
Semua ini kesalahan dirinya, jadi dia
tidak boleh menyalahkan Adriel!
Tiba-tiba, Ana seperti sangat
memahami Adriel. Bagaimanapun juga, dia sudah dikhianati oleh orang yang paling
dipercayainya dan tersiksa selama dua tahun di ruang bawah tanah yang gelap.
Jadi, wajar jika kepribadiannya berubah.
Adriel tidak bersalah, Ana yang
salah!
Namun, dia sangat menyayangi Adriel
dan ingin menebusnya di masa depan.
Ana merasa bersalah dalam hati, jadi
dia mengalah. Lagi pula, ini bukan masalah besar. Ini juga bukan kali
pertamanya dia dipanggil seperti ini. Jadi, terserah dia!
Adriel menemukan ponsel Ana di bawah
tempat tidur. Dia membukanya dan langsung terkejut. Dia pun berkata, "Hah,
sudah siang? Entah bagaimana perkembangan masalah semalam. Aku harus segera
menelepon untuk bertanya tentang situasi semalam agar bisa mencari cara untuk
menghadapinya."
Melihat ekspresi panik Ana, Adriel
tidak bisa menahan tawanya, tetapi dia tidak terburu - buru untuk
mengungkapkannya.
Ana menelepon sekretarisnya untuk
menanyakan berita terbaru tentang kematian Liam.
Bagaimanapun juga, Liam adalah kepala
bank, jadi bisa dibilang dia adalah orang penting. Dia tiba-tiba jatuh dari
gedung dan meninggal. Ini adalah berita besar dan pasti akan masuk berita.
"Bu Ana, pemberitahuan dari
Departemen Keamanan Kota sudah keluar. Pak Liam sudah menggelapkan dana bank.
Dia juga memiliki utang judi yang sangat besar. Departemen terkait sedang
mempersiapkan penyelidikan terhadapnya. Tapi dia sudah melompat dari gedung,
mungkin karena dia takut akan hukuman."
Sang sekretaris juga tahu bahwa saat
ini Grup Bintang membutuhkan pinjaman. Ana sudah pergi ke bank selama beberapa
hari untuk urusan ini. Dia bahkan makan malam bersama Llam semalam, jadi dia
juga sangat memperhatikan berita ini.
"Apakah kamu yakin?" tanya
Ana.
Ana tampak bingung setelah
mendengarnya. Dia tidak menyangka bahwa pemberitahuan resmi itu ternyata adalah
Liam bunuh diri karena takut akan hukuman.
"Tentu saja! Nanti aku akan
mengirimkan berita laporan kasusnya kepada Bu Ana. Nanti kamu bisa melihatnya
sendiri. Bu Ana, setelah kematian Liam, kemungkinan besar pinjaman kita akan
sulit mendapatkan pinjaman dalam waktu dekat. Jadi, apa yang harus kita lakukan
selanjutnya?" tanya sang sekretaris dengan khawatir.
"Aku akan mencari
pinjaman."
Setelah selesai berbicara, Ana pun
menutup telepon dan menerima laporan berita dari sekretarisnya.
Ini sudah dirilis oleh media resmi,
jadi tidak mungkin palsu dan tidak akan salah.
"Adriel, coba kamu lihat,
kematian Liam sudah ditutup. Sekarang kamu aman."
Meskipun Ana merasa bingung, ini
merupakan hal yang baik. Dia juga merasa lega dan segera menunjukkan beritanya
kepada Adriel.
Adriel pura-pura terkejut dan
berkata, " Tampaknya orang ini nggak sia-sia matinya. Bisa dibilang aku
sudah membantu masyarakat menyingkirkan orang ini."
"Kali ini kamu beruntung, tapi
ingat, lain kali jangan melakukan hal seperti ini lagi."
Meskipun sudah aman, Ana masih
khawatir dan tetap mengingatkan.
"Nggak bisa! Selama masih ada
pria yang berani menindasmu, aku akan membunuh mereka tanpa ragu."
Mendengar perkataan itu, Ana tidak
bisa berkata-kata. Ini adalah perlindungan pria itu terhadapnya. Jadi, apa lagi
yang bisa dia katakan selain mendukungnya?
"Tapi, aku selalu merasa kalau
masalah ini agak mencurigakan. Walaupun Liam bersalah dan harus diselidiki, dia
meninggal secara tragis. Tentu saja pihak Departemen Keamanan Kota nggak
mungkin nggak melakukan penyelidikan yang mendalam Tapi, kenapa bisa selesai
secepat itu?"
Ana juga tidak bodoh. Kejahatan dan
kematian Liam adalah dua hal yang berbeda, pihak berwenang pasti akan melakukan
penyelidikan.
Begitu diselidiki oleh pihak
Departemen Keamanan Kota, sangat mudah untuk menemukannya. Bagaimanapun juga,
Ana adalah orang terakhir yang berhubungan dengan Liam.
Mereka makan bersama dan masuk ke
kamar hotel. Semua ini pasti terekam oleh CCTV. Petugas keamanan akan memeriksa
rekaman tersebut dan pasti akan memintanya untuk diinterogasi.
Namun saat ini, kasus ini sudah
selesai. Ini tidak wajar, kecuali ada seseorang yang diam -diam membantunya.
Kalau tidak, dia pasti akan terlibat!
Akan tetapi, siapa yang diam-diam
membantunya?
Tadi malam, dia menelepon beberapa
orang yang mungkin bisa sedikit membantu, tetapi semuanya ditolak.
Dia tidak percaya orang-orang ini
bisa tiba - tiba memiliki hati nurani dan memilih untuk membantunya!
"Kamu sedang pikir apa?"
Adriel melihat alis tebal Ana sedikit
berkerut. Ana tampak tidak fokus, jadi dia sengaja bertanya.
No comments: