Bab 272
Ana kembali berkata, "Baiklah,
ikutlah denganku ke bank."
Ana kemudian pergi ke bank di pusat
kota dengan penuh keraguan. Setelah sampai di bank, Ana dilayani langsung oleh
Khairil yang merupakan wakil manajer bank.
"Bu Ana, maaf merepotkanmu
datang ke sini untuk menandatangani dokumen ini," ujar Khairil dengan
penuh antusjas.
Ana lalu melirik dokumen tersebut dan
tidak menemukan masalah apa pun di sana. Sikap Khairil padanya juga jauh lebih
baik dibanding sebelumnya.
Sebelumnya, Ana juga pernah datang ke
bank ini dan Khairil sama sekali tidak menghiraukannya. Khairil hanya berkata
kalau masalah persetujuan pinjaman ada di tangan Pak Liam.
"Pak Khairil, aku mendapat
informasi kalau Pak Liam bunuh diri, jadi siapa yang menyetujui pinjaman
ini?" tanya Ana.
Khairil segera berkata dengan tegas,
"Bu Ana, dengan reputasi Anda yang begitu baik, mendapatkan persetujuan
pinjaman adalah hal yang sangat mudah. Tapi, Pak Liam sengaja menghalangi
jalanmu dengan cara tidak mau menandatangani dokumen ini. Kami juga tidak bisa
berbuat apa-apa."
Ana kembali bertanya, "Terus?
Liam baru saja meninggal, jadi tidak mungkin ada pengganti kepala cabang dalam
waktu yang begitu cepat, 'kan?"
"Benar! Pinjaman ini disetujui
secara langsung olek Pak Tobby dan tentu saja tidak lagi membutuhkan tanda
tangan dari kepala cabang! Bu Ana, kamu seharusnya memberi tahu kami kalau kamu
memiliki hubungan yang dekat dengan Pak Tobby... Aku juga ingin meminta maaf
atas sikapku yang tidak begitu baik waktu itu. Semua ini karena tekanan dari
Liam!" ujar Khairil dengan ekspresi yang penuh penyesalan.
"Pak Tobby yang
menyetujuinya?" tanya Ana.
Ana merasa makin bingung di dalam
hatinya. Dia sama sekali tidak akrab dengan Tobby, mereka hanya pernah bertemu
beberapa kali saja. Mereka bahkan tidak pernah berbicara ketika bertemu di
acara - acara resmi.
Tobby tidak memiliki alasan untuk
membantunya, apakah Tobby tertarik padanya?
Ana tidak sedang menyombongkan
dirinya, tetapi hanya ada satu kemungkinan ini. Kalau tidak, dengan alasan apa
Tobby membantunya secara pribadi?
Ana tiba-tiba menyadari sesuatu.
Sebelumnya, dia merasa aneh ketika dirinya tidak diinterogasi oleh Departemen
Keamanan Kota setelah Liam meninggal. Kalau kedua hal ini dihubungkan, Ana
sudah mendapatkan jawabannya. Ana merasa kalau Tobby telah memberi tahu
Departemen Keamanan Kota, sehingga mereka tidak lagi mencarinya untuk
diinterogasi!
Mereka bedua tidak saling kenal dan
Tobby tidak memiliki alasan untuk membantunya. Tobby tidak mungkin mengharapkan
uang dari Ana dan satu-satunya hal yang bisa diperoleh dari Ana hanyalah
tubuhnya.
"Benar! Pak Tobby sendiri yang
menelepon pagi-pagi untuk memerintahkan hal ini," jawab Khairil.
Meski Ana tahu kalau Tobby tidak
mungkin membantunya tanpa tujuan tertentu, Ana tidak punya pilihan selain
menerima bantuan ini. Kalau kematian Liam tidak bisa dijelaskan, Ana tetap saja
membutuhkan uang ini.
Ana tentu saja tidak akan memberikan
tubuhnya pada Tobby, dia tidak akan membiarkan pria lain menyentuhnya.
"Bagaimanapun juga, aku tidak
ingin merepotkan Pak Tobby untuk mengurus hal kecil seperti ini. Aku tidak
menyangka kalau Pak Tobby akan turun tangan," ujar Ana.
Ana hanya bisa melanjutkan perkataan
Khairil barusan.
Ketika Ana hendak pergi, Khairil
kembali berkata dengan suara yang pelan, "Bu Ana, tunggu sebentar."
"Ada apa, Pak Khairil?"
tanya Ana.
"Pak Liam baru saja meninggal,
Pak Tobby pasti akan mempromosikan salah satu wakil manajer untuk menggantikan
posisi Pak Liam. Aku berharap Bu Ana bisa memuji aku di depan Pak Tobby.
Setelah aku menjadi kepala cabang nanti, aku pašti akan mengingat kebaikan Bu
Ana. Bu Ana juga tidak lagi perlu merepotkan Pak Tobby untuk urusan pinjaman di
kemudian hari. Aku bisa mengurusnya sendiri," jawab Khairil.
Spekulasi Khairil sebenarnya hampir
sama dengan Ana.
Dia juga berpikir kalau tujuan Tobby
tiba - tiba membantu Ana adalah untuk mendapatkan tubuhnya. Bagaimanapun juga,
Ana adalah seorang wanita yang sangat cantik. Tidak ada pria yang bisa
menolaknya.
Oleh karena itu, Khairil ingin
menunjukkan kebaikannya kepada Ana agar dirinya bisa dipromosikan menjadi
kepala cabang.
Ana lalu berkata di dalam hatinya,
"Kalau aku memiliki kemampuan ini, kenapa aku harus mengorbankan diriku
untuk bertemu dengan Liam sebelumnya?"
Ana juga merupakan sosok yang cerdas,
dia kemudian berkata, "Aku akan membantumu kalau ada kesempatan, sampai
jumpa!"
Khairil sangat senang ketika melihat
Ana setuju. Dia lalu mengantar Ana ke depan pintu bank, kemudian membukakan
pintu mobil untuk Ana dengan penuh hormat.
No comments: