Membakar Langit ~ Bab 273

  

Bab 273

 

Saat ini, Adriel menerima telepon dari Tobby yang menanyakan posisinya. Tobby ingin mempersiapkan mobil untuk menjemputnya ke rumah sakit.

 

"Tidak perlu repot-repot, beri tahu aku alamatnya, aku akan langsung ke sana," ujar Adriel.

 

Tobby segera memberi tahu Adriel.

 

Pak Bambang merupakan seorang pensiunan pejabat tinggi, biasanya dia tidak tinggal bersama Tobby, melainkan tinggal di Rumah Pensiunan.

 

Orang tua biasanya lebih memilih untuk tinggal bersama sekelompok orang dengan usia yang sama. Tinggal bersama anak muda bisa menyebabkan kesenjangan generasi dan akan mempengaruhi keharmonisan keluarga.

 

Sayangnya, banyak orang tua yang tidak mengerti hal ini. Mereka selalu memaksakan diri untuk tinggal bersama anak-anak mereka agar merasa aman.

 

Jessy awalnya ingin pergi menjemput Adriel dengan penuh semangat, dia tidak menyangka kalau Adriel akan menolak.

 

"Apakah kamu marah?" tanya Tobby dengan nada bercanda ketika melihat ekspresi putrinya yang begitu kecewa.

 

"Kamu hanya sibuk bekerja setiap hari dan tidak pernah peduli dengan putrimu sendiri. Apakah kamu masih belum menyadarinya ? Sejak mengenal dokter sakti Adriel, hati putrimu ini juga sudah ikut terbang," ujar Shalina dengan ekspresi tidak senang.

 

Meski Adriel pernah menyelamatkan nyawa Tobby dan memiliki keahlian medis yang luar biasa, Shalina tetap tidak akan menyetujui hubungan putrinya dengan Adriel.

 

Shalina hanya memiliki satu putri yang dia sayangi. Dia hanya akan merasa tenang kalau menikahkan putrinya dengan keluarga kaya.

 

Adriel memiliki nilai yang cukup tinggi bagi keluarga Buana, tetapi dia masih belum pantas untuk menjadi menantu keluarga Buana.

 

"Ternyata begitu! Jessy, cinta itu hanya bisa didapat dengan kerja keras sendiri. Kalau kamu memang menyukainya, kamu harus berjuang sendiri!" ujar Tobby.

 

Tobby justru memiliki pikiran yang lebih terbuka dan dia juga tidak mempermasalahkannya karena dia sangat mengagumi Adriel.

 

Shalina langsung menentang, "Tidak! Jessy tidak boleh dijodohkan dengan sembarangan orang. Meski Dokter Adriel memiliki keterampilan medis yang luar biasa, menurutku dia masih belum layak untuk menjadi menantu kita."

 

"Ibu " ujar Jessy dengan panik.

 

"Tidak perlu membujukku! Intinya tidak mungkin, aku juga sudah menemukan jodoh yang tepat untukmu. Aku akan mencari waktu untuk mempertemukan kalian dalam waktu dekat. Kamu harus menikah dengan keluarga kaya yang ada di kota Nambia," ujar Shalina dengan tegas..

 

"Aku tidak mau!" tolak Jessy setelah mendengar perkataan ibunya. Dia sangat membenci kencan buta seperti ini.

 

"Tidak ada pilihan untukmu. Ketika kamu dewasa nanti, kamu akan tahu kalau ibu hanya ingin yang terbaik untukmu. Kamu tidak boleh terbawa perasaan oleh cinta saat ini. Menikah adalah keputusan seumur hidup," ujar Shalina.

 

"Ayah ... " ujar Jessy dengan manja setelah mendengar perkataan ibunya.

 

Tobby batuk dua kali, kemudian berkata, " Ibumu juga benar. Meski Dokter Adriel memiliki keterampilan yang hebat, kamu tidak harus menikah dengannya! Lagi pula, dari informasi yang aku dapatkan, Dokter Adriel memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Yunna. Tidak ada artinya kalau kamu ikut campur di dalam hubungan mereka."

 

"Aku tidak peduli! Aku hanya menyukai Dokter Adriel. Aku tidak akan pergi kencan buta!" teriak Jessy.

 

Jessy sangat patuh sejak kecil, tetapi dia sebenarnya merasa tidak suka pada ibunya yang selalu mengatur segala hal untuknya. Baik dalam hal makanan, pakaian, pertemanan, pemilihan jurusan, semuanya bukanlah pilihan Jessy sendiri, melainkan pilihan Shalina.

 

Jessy tidak mengatakan apa-apa bukan berarti dia bisa menerima semua pilihan ini. Jessy selalu memendam semua hal di dalam hatinya hingga mencapai titik maksimal dan bisa meledak kapan saja.

 

"Sudah aku bilang, tidak ada pilihan untukmu! Bukankah semua pilihan yang aku ambil untukmu sejak kecil adalah untuk kebaikanmu juga? Apakah pilihan Ibu pernah salah? Kamu tidak boleh bertindak sembarangan dalam hal pernikahan," ujar Shalina dengan tegas.

 

Shalina selalu mendominasi dan terbiasa dengan sikap yang sangat tegas.

 

Mendengar perkataan Shalina, Jessy akhirnya tidak lagi bisa menahan diri dan mulai meneteskan air mata.



Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 273 Membakar Langit ~ Bab 273 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.