Membakar Langit ~ Bab 277

  

Bab 277

 

Luka di tubuh gadis kecil itu sangatlah parah. Setelah melihatnya dengan saksama, Adriel menyadari kalau organ dalamnya juga terluka. Kalau bukan karena bertemu dengannya, gadis kecil ini mungkin sudah mati di tempat. Dalam keadaan seperti ini, mungkin sudah terlambat kalau ingin membawanya ke rumah sakit.

 

Anak kecil berusia tiga atau empat tahun pasti akan meninggal dengan kondisi organ dalam yang terluka dan luka luar yang begitu parah.

 

Adriel bergegas jongkok, lalu melepas jaketnya dan meletakkannya di atas tanah. Adriel membiarkan gadis kecil itu terbaring di atas tanah, lalu mengeluarkan jarum peraknya untuk menstabilkan energi kehidupan gadis kecil ini terlebih dahulu.

 

Sambil menusukkan jarum, Adriel mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Andrian dan memintanya untuk mengirimkan ambulans ke sini.

 

Andrian tentu saja tidak berani mengabaikan perintah yang diberikan oleh Adriel secara langsung. Dia segera menelepon rumah sakit untuk mengatur semuanya dan bergegas pergi ke rumah sakit.

 

Di saat yang bersamaan, staf yang ada di rumah pensiunan itu segera datang setelah mendengar suara itu. Melihat kondisi ibu dan anak itu, staf itu juga terkejut dan wajahnya menjadi sangat pucat.

 

"Cerissa, apa yang terjadi?" tanya staf tersebut.

 

Cerissa adalah salah satu staf di rumah pensiunan ini. Dia merupakan seorang ibu tunggal yang hanya bisa membawa anak perempuannya bekerja di akhir pekan.

 

Dia tidak menyangka akan diserang oleh anjing ganas itu.

 

Cerissa segera menceritakan kronologi kejadian dengan suara terisak - isak sambil menangis.

 

"Apakah sudah memanggil ambulans? Aku akan memanggil anggota medis ke sini," ujar Tomi yang merupakan kepala pengelolaan rumah pensiunan. Rumah pensiunan itu sendiri sudah dilengkapi dengan staf medis yang profesional.

 

"Bapak ini sudah menelepon ambulans untuk kami, seharusnya akan segera tiba," jawab Cerissa.

 

"Terima kasih atas bantuannya, Pak. Aku adalah Tomi, kepala pengelolaan rumah pensiunan. Terima kasih sudah menyelamatkan mereka," ujar Tomi.

 

Adriel tidak menghiraukannya dan hanya fokus dengan jarum peraknya. Tidak lama kemudian, Adriel berhasil menstabilkan kondisi gadis kecil itu. Mereka hanya perlu mengantarkannya ke rumah sakit untuk menjalani penanganan lebih lanjut.

 

Luka luar yang ada di tubuh gadis kecil ini hanya bisa ditangani di rumah sakit. Yang bisa dilakukan Adriel hanyalah menyelamatkan nyawa gadis kecil ini.

 

"Luka di tubuh putrimu cukup serius, beberapa organ dalamnya juga terluka. Aku sudah menyelamatkan nyawanya untuk sementara waktu," ujar Adriel.

 

"Terima kasih! Terima kasih telah menyelamatkan kami! Kamu adalah penyelamat hidup kami!" ujar Cerissa sambil menahan tangis.

 

Sebagai seorang ibu, Cerissa tentu saja merasa sangat sedih ketika melihat kondisi putrinya seperti ini.

 

"Senang bisa membantu," jawab Adriel, kemudian melirik ke arah Tomi dan bertanya, "Bagaimana bisa ada anjing ganas di rumah pensiunan seperti ini?"

 

Tomi baru saja melihat anjing ganas yang mati ditendang oleh Adriel tadi, lalu berkata, "Ini pastinya bukan anjing yang dipelihara di sini."

 

Di rumah pensiunan ini, tentu saja ada orang yang memelihara hewan peliharaan, ada beberapa yang memelihara anjing besar, tetapi semuanya terdaftar dan sepengetahuan Tomi, tidak ada anjing Rottweiler ini.

 

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Adriel.

 

Adriel menyaksikan dengan mata kepala sendiri kalau anjing ganas itu menyerang ibu dan anak ini. Meski tidak mengenal mereka, Adriel tetap saja merasa marah atas kejadian ini.

 

Tomi berpikir sejenak, lalu berkata, "Ada dua kemugkinan, yang pertama adalah anjing liar yang masuk dari luar dan kemungkinan yang kedua adalah dibawa masuk oleh keluarga datang menjenguk."

 

Tomi juga tahu kalau persentase kemungkinan pertama sangatlah rendah. Masalah ini akan sangat sulit untuk diselidiki, bagaimanapun juga, orang-orang yang tinggal di rumah pensiunan ini memiliki latar belakang yang kuat. Torni tidak sanggup untuk menyinggung perasaan mereka.

 

Meski Tomi selalu memiliki niat jahat terhadap Cerissa, dia tetap memperhatikannya dalam hal pekerjaan. Namun, Tomi tidak akan pernah menyinggung orang-orang hebat yang tinggal di rumah pensiunan ini hanya karena Cerissa.

 

"Karena kamu adalah penanggung jawab tempat ini, maka kamu memiliki tanggung jawab untuk mencari pemilik anjing dan meminta pertanggungjawaban dari mereka, " ujar Adriel.

 

"Tentu saja, kalau pemilik anjing ini tidak ditemukan atau pemilik anjing tidak ingin bertanggung jawab, kami sebagai pengurus rumah pensiunan ini tetap akan bertanggung jawab," jawab Tomi.

 

Tomi baru saja memantau kondisi Cerissa saat ini. Untungnya, wajah Cerissa tidak terluka meskipun tubuhnya dipenuhi dengan luka. Kalau wajahnya terluka, Tomi tidak akan mungkin peduli dengannya.

 

Di saat yang bersamaan, terlihat seorang pria dan wanita sedang berlari ke arah mereka sambil berteriak, "Peter, Peter!"

 

Pria itu berusia dua puluhan dan memiliki wajah yang tampan. Wanita yang ada di sampingnya juga memiliki wajah yang cantik dan pesona yang kuat. Selain itu, dia juga memiliki kulit yang putih dan halus seperti mutiara tanpa noda.

 

Namun, di bawah mata kirinya terdapat sebuah tahi lalat yang jelas. Meski begitu, tahi lalat itu tidak merusak kecantikan wajahnya, melainkan menambahkan sentuhan yang sempurna dan memberikan pesona yang menggoda.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 277 Membakar Langit ~ Bab 277 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.