Bab 279
Benny bukanlah orang biasa dan
kemampuannya tidak tergolong rendah. Hanya saja, dia sama sekali tidak sempat
bereaksi ketika Adriel menamparnya. Tamparan Adriel yang keras langsung membuat
hidung dan mulutnya berdarah.
Elisa yang merupakan istri Benny
tentu saja tidak menyangka kalau ada orang yang berani memukul suaminya di Kota
Silas ini.
"Suamiku..." ujar Elisa.
Di sisi lain, Tomi sedikit tersenyum
sambil menatap Adriel dengan tatapan hina.
Bocah ini sungguh berani! Dia sama
saja sedang cari mati!
"Apakah kamu anjing juga?
Bagaimana kamu bisa tahu kalau anjingmu tidak menggigit orang?" tanya
Adriel dengan nada dingin.
Adriel sangat tidak suka dengan
ucapan dari banyak pemilik anjing seperti ini, bahwa anjingnya sangat lucu dan
tidak menggigit orang!
Tidak perlu takut?
Omong kosong!
Anjing tentu saja tidak akan
menggigit tuannya sendiri dan tuannya tentu tidak takut.
Hanya orang-orang bodoh dan jahat
yang bisa mengatakan hal seperti ini.
Adriel tidak bisa duduk diam melihat
kebodohan Benny!
Kalau itu adalah anjing kecil yang
tidak memiliki kekuatan serangan, Adriel mungkin tidak akan ikut campur. Akan
tetapi, anjing ini adalah jenis anjing Rottweiler yang sangat agresif dan
memiliki kekuatan serangan yang kuat. Terlihat jelas kalau anjing ini sudah
pernah mengikuti pelatihan khusus, sehingga kekuatan serangan lebih kuat dari
anjing Rottweiler lainnya!
Benny segera menutupi wajahnya yang
terasa panas. Ketika Elisa hendak membersihkan bekas darah yang ada di
wajahnya, Benny langsung mendorongnya dan menatap Adriel dengan tatapan yang
penuh dendam.
Bocah yang ada di depannya saat ini
tidak hanya membunuh anjing kesayangannya yang telah dianggap seperti anak
sendiri, tetapi juga berani memukulnya. Benny benar -benar dendam dan merasa
malu atas hal ini, dia tidak akan memaafkannya sampai dia membunuh orang ini!
"Berengsek! Apakah kamu tahu
siapa aku? Beraninya kamu memukulku?" ujar Benny dengan marah.
Benny merasa cukup bangga dengan identitasnya
dan dia sama sekali tidak menganggap serius peringatan Adriel.
"Kamu masih berani membual?
Sepertinya tamparan tadi masih terlalu ringan untukmu. Aku akan menghancurkan
mulutmu hari ini juga!" ujar Adriel sambil mengangkat telapak tangannya.
"Sialan! Aku akan membunuhmu
sebagai pengganti nyawa Peter!" teriak Benny.
Benny sama sekali tidak merasa takut
pada Adriel kalau mereka benar-benar harus bertengkar. Dia hanya tidak sempat
melakukan pertahanan atas serangan tadi.
Bagaimanapun juga, Benny adalah
seorang ahli tingkat enam. Dia sudah mencapai tingkat terbaik di antara
teman-teman sebayanya.
Setelah mengatakan itu, Benny
langsung mengambil posisi untuk menyerang.
"Hati-hati," ujar Cerissa.
Pemilik anjing yang melukai putrinya
ada di depan matanya saat ini, bagaimana mungkin dia tidak membencinya. Hanya
saja, Cerissa juga sadar kalau dirinya tidak pantas menyinggung orang yang
bahkan tidak berani disinggung oleh kepala pengelolaan rumah pensiunan seperti
Tomi.
Di saat yang bersamaan, Cerissa juga
merasa kalau sosok penyelamat ini juga tidak pantas menyinggung orang hebat
seperti Benny.
Jadi, dia sangat mengkhawatirkan
Adriel.
Adriel hanya berdiri diam di tempat
asalnya dan serangan Benny sudah mendekat. Pukulan Benny kali ini tiga kali lebih
kuat dari biasanya. Dia juga sangat yakin kalau pukulan ini mampu membuat tubuh
Adriel terpental hingga puluhan meter. Setelah itu, dia akan menyiksanya secara
perlahan hingga mati!
Meski tatapannya terlihat dengan
penuh amarah, Benny tetap memasang senyuman sinis di wajahnya.
Namun, ekspresi dan tatapan Benny
seketika berubah menjadi terkejut.
Karena Adriel berhasil menahan
tinjunya dengan telapak tangan.
Benny segera mengeluarkan semua
tenaganya untuk melepaskan diri dari genggaman Adriel dan melanjutkan
serangannya.
Namun, genggaman tangan Adriel
seperti kunci besi. Tidak peduli seberapa keras dia mencoba, itu tetap saja
tidak berguna. Benny bahkan merasakan sakit yang luar biasa pada tangannya.
Ketika Benny hendak menyerang Adriel
dengan kakinya, Adriel langsung menampar wajah kanannya.
Plak!
Kembali terdengar suara tamparan yang
nyaring!
Elisa dan Tomi yang berdiri di
samping juga terkejut, mereka bahkan bisa merasakan sakitnya.
No comments: