Bab 280
"Lepaskan suamiku!" teriak
Elisa dari kejauhan dengan nada ketakutan.
Adriel lalu menatapnya dengan tatapan
yang tajam. Tatapan itu berhasil membuat Elisa terdiam dan tidak lagi berani
berbicara.
"Bukankah kamu suka menghina
orang lain? Kalau kamu tidak takut sakit, lanjutkan saja hinaanmu! Aku ingin
melihat seberapa keras mulutmu!" ujar Adriel yang masih memegang erat
tangan Benny.
Tamparan Adriel barusan membuat sudut
bibir Benny terluka dan berdarah.
Benny hampir gila karena dia belum
pernah diperlakukan dengan hina seperti ini.
Benny tidak pernah berpikir kalau
dirinya yang merupakan seorang ahli tingkat enam ternyata bukan lawan yang
sepadan dengan orang yang ada di depannya saat ini.
Benny tetap bersikap keras kepala dan
berteriak dengan penuh amarah, " Berengsek! Aku adalah putra kandung
Joshua yang merupakan Komandan Garnisun Kota Silas, kamu pasti akan mati!"
Benny terpaksa harus mengungkapkan
identitasnya karena dia yakin lawannya pasti akan terkejut.
Komandan Garnisun Kota Silas tidak
hanya memiliki kekuatan yang sangat kuat, tetapi juga merupakan bintang perang.
Selain memegang kendali militer, Joshua juga memiliki status yang tinggi dan
berpengaruh. Joshua bahkan memiliki posisi yang setara dengan Yudhistira yang
merupakan walikota Kota Silas.
Yudhistira juga tidak mampu memberi
perintah pada Joshua dan tidak mampu mengendalikannya.
Berbeda dengan Joshua yang dapat
memimpin dan mengendalikan pasukan Garnisun Kota Silas.
"Ternyata kamu anak Joshua,
pantas kamu begitu sombong!" ujar Adriel.
Adriel memang tidak menyangka kalau
orang ini adalah putra dari Joshua.
Namun, Adriel sama sekali tidak
takut.
"Dasar berengsek! Kamu sudah
merasa takut, 'kan? Cepat lepaskan aku dan berlutut di depanku untuk meminta
maaf!" teriak Benny dengan nada sombong.
Begitu perkataan itu terucap,
tiba-tiba terdengar suara retak tulang yang disetai dengan teriakan Benny.
Adriel langsung mematahkan
pergelangan tangan Benny hingga tulangnya terlihat.
"Kamu terlalu menganggap dirimu
hebat, kalau ayahmu ada di sini, mungkin aku masih akan merasa sedikit takut.
Apa yang kamu banggakan dari dirimu sendiri? Kamu bahkan tidak pantas untuk
berteriak di depanku!" jawab Adriel.
Setelah mengatakan itu, Adriel
kembali menendang bagian lutut Benny hingga patah tulang, sehingga Benny
langsung jatuh berlutut.
Elisa benar-benar kebingungan melihat
situasi ini. Siapa orang ini?
Mengapa dia tidak takut setelah
mengetahui identitas suaminya?
Mengapa dia malah terus memukul
suaminya?
Tomi juga kebingungan!
Bocah ini bahkan berani memukul putra
dari Joshua?
Ketika mendengar Benny menyebutkan
latar belakang keluarganya, Cerissa benar-benar ketakutan dan tidak tahu harus
berbuat apa. Meski dia sangat membenci Benny sebagai pemilik anjing, dia hanya
bisa menelan kesedihannya dan menerima nasib buruknya.
Cerissa sama sekali tidak berani
menyinggung perasaan orang hebat seperti Benny.
"Suamiku!" teriak Elisa.
Elisa segera menutup mulutnya sendiri
sambil meneteskan air mata. Dia merasa sangat tidak berdaya ketika melihat
tangan dan lutut suaminya yang patah.
Wajah Benny tidak lagi terlihat
tampan saat ini dan dia terus berteriak kesakitan.
Staf yang sedang beristirahat mulai
berdatangan dan mereka langsung dihalangi oleh Tomi.
Meski Tomi tidak tahu jelas latar
belakang Adriel, dia tetap sadar kalau Adriel bukanlah tokoh yang sederhana.
Tomi tidak ingin menyakiti perasaan siapa pun saat ini.
"Hei, bodoh, kenapa kamu masih
berdiri diam di sana? Apakah kamu ingin melihat aku mati di sini?" teriak
Benny ke arah Elisa dengan penuh amarah.
"Suamiku, aku tidak bermaksud
seperti itu!" jawab Elisa sambil mendekatinya.
Setelah berlutut di samping Benny,
Elisa tidak beraní bergerak karena merasa takut pada Adriel. Dia benar-benar
merasa panik saat ini.
"Cepat telepon ayahku sekarang,
minta dia untuk membawa pasukan Garnisun ke sini!" teriak Benny.
Benny benar-benar hampir gila. Amarah
membuatnya kehilangan akal sehat!
No comments: