Membakar Langit ~ Bab 282

  

Bab 282

 

"Pak Adriel, apa... yang terjadi? Dia adalah putra Jenderal Joshua Garnisun," ujar Tobby.

 

Tobby terlebih dahulu memperkenalkan identitas Benny. Dia juga sedang memberi tahu Adriel bahwa orang-orang tersebut tidak mudah dilawan.

 

"Paman Tobby, apa kamu mengenalnya ?" tanya Benny.

 

Tobby menganggukkan kepalannya. Adriel berkata kepada Benny yang sedang berlutut, "Beri tahu Paman Tobby kenapa aku memukulmu!"

 

"Sialan ... " Benny ingin mengucapkan kata- kata kotor lagi. Namun, setelah melihat tatapan Adriel yang tajam, dia terpaksa menelan kembali kata-kata kotor tersebut.

 

"Paman Tobby, dia membunuh anjing peliharaanku. Aku mencarinya untuk berdebat, tapi dia malah memukulku duluan! Sungguh tak ada aturan!" ujar Benny.

 

Adriel menampar kepala Benny sambil berkata, "Bocah, kamu nggak jujur."

 

"Pak Adriel, bagaimana kalau lepaskan Pak Benny terlebih dahulu. Kita akan berbicara dengan pelan setelah itu," ucap Tobby.

 

Bibir Tobby berkedut beberapa kali setelah melihat Benny yang selalu berkelakuan sombong dan arogan itu dipukul hingga begitu menyedihkan.

 

Hal ini tidak mungkin berakhir begitu saja. Harga dirinya juga tidak berguna di saat seperti ini.

 

"Baiklah, aku menghargaimu, Pak Tobby," ucap Adriel.

 

Adriel melepaskan Benny dan Elisa segera menopangnya. Namun karena lutut Benny sudah patah, dia sama sekali tidak bisa berdiri.

 

Adriel segera menceritakan seluruh kejadian kepada Tobby. Tobby juga melihat ibu dan gadis kecil yang terluka akibat gigitan anjing ganas itu. Terutama luka yang dialami oleh gadis kecil itu benar-benar mengerikan.

 

"Peterku nggak akan sembarang menggigit orang. Pasti karena gadis kecil itu yang mengganggunya terlebih dahulu. Lagipula, hanya dua orang miskin yang tergigit, paling -paling hanya ganti rugi dengan uang saja. Ini bukan urusanmu! Nyawa murahan mereka nggak bisa dibandingkan dengan nyawa Peterku!" ucap Benny.

 

Benny terlalu sombong. Dia tidak mempedulikan nyawa rakyat biasa.

 

Namanya juga orang berkuasa, mereka hanya peduli dengan nyawa mereka sendiri!

 

Yang bisa mereka hargai hanyalah orang - orang berkuasa dari kelas yang sama. Hidup dan matinya rakyat biasa tidak sebanding dengan seekor anjing.

 

"Pak Benny, berbicaralah dengan hati-hati," kata Tobby sambil berdeham pelan untuk mengingati.

 

Saat ini sudah banyak orang yang berkumpul di tempat kejadian. Ada beberapa kata yang hanya bisa diucapkan dalam hati dan tidak bisa diucapkan di depan umum.

 

Meskipun orang-orang di sana juga merasa simpati dengan Cerissa dan anaknya, setelah mengetahui Benny adalah anak Joshua, mereka juga tidak berani menyalahkan Benny.

 

Adriel tertawa dingin dan berkata, "

 

Menurutmu nyawa mereka adalah nyawa murahan yang nggak layak, jadi kamu bisa mematikan mereka dengan sesuka hati! Hal yang sama terjadi. Menurutku, nyawamu juga sangat murah dan aku juga bisa membunuhmu kapan pun aku mau."

 

"Berani kamu! Ayahku adalah Jenderal Joshua. Posisiku berbeda dengan mereka! Beraninya kamu membandingkan mereka denganku?" ucap Benny.

 

Sekarang karena adanya Tobby di sini, Benny sudah tidak begitu takut pada Adriel.

 

"Paman Tobby, segera telepon ayahku. Minta dia kirim pasukan untuk mengepung Rumah Pensiunan ini. Tangkap orang ini, aku ingin balas dendam!" ucap Benny.

 

Benny memikirkan tangannya yang putus dan kedua kaki yang juga sudah patah, entah masih bisa disembuhkan atau tidak. Jika tidak bisa disembuhkan, mulai sekarang dia hanya bisa duduk di atas kursi roda. Dia tidak bisa terima semua ini.

 

Saat ini Tobby juga sangat kesulitan. Dia mengundang Adriel untuk mengobati ayahnya, tetapi dia juga tidak ingin ada kesalahan di mata Joshua hanya karena Adriel.

 

"Wah, nggak sia-sia kamu jadi anak Jenderal. Bicaramu begitu tinggi! Tapi sebelum kedatangan ayahmu, kamu akan mati terlebih dahulu di tanganku. Apa kamu percaya?" tanya Adriel.

 

Perkataan Adriel seketika membuat Benny ketakutan.

 

Dia yakin Adriel memiliki kemampuan dan keberanian untuk membunuhnya. Karena itu dia merasa takut dan tidak berani menelepon meminta pertolongan sendiri.

 

"Pak Adriel, jangan terburu-buru," cegat Tobby.

 

Tobby segera mencegahnya. Dia mendekati Adriel dan berkata dengan suara pelan, "Pak Adriel, kamu sungguh nggak perlu menyakiti Benny hanya karena orang tak dikenal. Lagipula dia anak tunggal Joshua."

 

Adriel mengernyitkan keningnya. Perkataan Tobby masuk akal, tetapi dia tidak suka dan tidak setuju.

 

"Aku sudah menyakitinya sekarang. Kalau Pak Tobby takut bersalah dengan Joshua, silahkan tinggalkan tempat ini, aku akan menanggung akibat dari semua ini. Kamu nggak perlu ikut campur," ucap Adriel.

 

Mendengar perkataan itu, seketika Tobby sedikit tidak senang. Dia begitu menghormati Adriel karena status dan kekuatannya berada di posisi yang luar biasa. Tobby sangat menghormatinya.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 282 Membakar Langit ~ Bab 282 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.