Membakar Langit ~ Bab 290

   

Bab 290

 

Mendengar ini, Shalina segera menunjukkan ekspresi senang dan berkata, "Bagus. Berbicara dengan orang pintar seperti Pak Adriel memang lebih mudah."

 

Namun, Adriel malah sedikit mengangkat tangan dan berkata, "Aku bisa mengerti, tapi aku merasa sangat bingung."

 

"Oh? Apanya yang bingung? Apa kata- kataku belum cukup jelas?" tanya Shalina dengan bingung.

 

"Kalau putrimu menyukaiku, apa urusannya denganku? Kenapa kamu memberi tahu aku? Kamu seharusnya menjaga putrimu agar menjauh dariku. Bu Shalina, apa kamu nggak memahami urutan yang benar?" tanya Adriel.

 

Saat berbicara, ada kilatan dingin yang melintas di mata Adriel. Dia menatap Shalina dan mengingatkannya.

 

Menghadapi pandangan tajam Adriel, Shalina tiba-tiba merasa ketakutan. Dia menjadi terbata-bata dan tidak bisa menjawab.

 

"Aku... Ini..." gumam Shalina.

 

Shalina tidak menyangka akan terjadi situasi seperti ini. Setelah membawa pembicaraan begitu lama, dia mengira bisa mengendalikan Adriel dan memegang kendali dalam percakapan. Namun, dia tidak menyangka Adriel mampu membalikkan situasi dan sepenuhnya menguasai percakapan hanya dengan satu kalimat sederhana.

 

Ekspresi Shalina menjadi sangat muram.

 

Meskipun Shalina merasa tidak senang dan tertekan di dalam hatinya, dia tidak berani bertengkar dengan Adriel. Saat ini, dia hanya bisa menahannya. Dia lalu tersenyum canggung dan berkata, "Pada usia Jessy ini, dia sedikit pemberontak dan sulit untuk menerima bujukan orang lain."

 

"Dia nggak bisa mendengarkan bujukan, jadi kamu datang untuk membujukku? Memangnya pantaskah kamu bicara padaku seperti ini? Bu Shalina, kamu masih belum memahami urutan yang benar!" seru Adriel.

 

Adriel sekali lagi menekankan kata kunci " urutan". Artinya sudah jelas, yaitu dia bertanya siapa sebenarnya wanita itu hingga berani bicara padanya seperti ini.

 

Shalina benar-benar kalah dan tidak bisa melawan Adriel.

 

Ekspresinya menjadi makin muram. Dia pun mengerti arti dari kata-kata Adriel.

 

"Kalau begitu, maaf kalau aku bicara terus terang. Apa kamu punya perasaan terhadap putriku?" tanya Shalina.

 

Shalina memutuskan untuk berkata terus terang, malas untuk bermain trik lagi.

 

"Kalau aku bilang iya, apa yang akan kau lakukan?" tanya Adriel kembali dengan tenang.

 

Sebenarnya dia tidak punya perasaan apa pun terhadap Jessy, tetapi sikap Shalina membuatnya tidak senang, jadi tentu saja dia harus memberi Shalina sedikit hajaran agar dia juga tidak senang.

 

"Pak Adriel, segala sesuatu tentang putriku sudah kami atur dengan baik sejak lama, nggak boleh ada sedikit pun penyimpangan. Kamu nggak seharusnya memiliki perasaan padanya, apalagi membuatnya berharap pada dirimu." kata Shalina. Dia kembali berbicara dengan sikap siombongnya yang tinggi.

 

"Bagaimana kamu mengatur putrimu, aku nggak peduli. Begitu juga, kamu nggak berhak untuk campur tangan dengan apa pun yang aku lakukan. Bu Shalina, aturlah putrimu dengan baik. Jangan main-main dengan trikmu di sini, itu nggak berguna," jawab Adriel.

 

Adriel juga tiba-tiba mengubah nada bicara dan suaranya menjadi sedikit tajam.

 

Karena dia tidak suka berpura-pura!

 

Ketika bersama Lisa dan Ana, dia selalu sangat tulus dan tidak pernah berpura-pura.

 

Adriel tidak berminat untuk bermain-main trik dengan Shalina.

 

"Lain kali, kalau kamu benar-benar ingin bicara denganku, kamu harus belajar cara berbicara dulu. Aku nggak ingin mendengar sepatah kata pun dari pembicaraanmu hari ini," kata Adriel.

 

Setelah selesai berbicara, Adriel tidak peduli dengan ekspresi wajah Shalina yang sangat buruk. Dia langsung menutup mata dan beristirahat!

 

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 290 Membakar Langit ~ Bab 290 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.