Membakar Langit ~ Bab 292

   

Bab 292

 

Dalan sangat marah, tetapi dengan Tobby yang memegang pistol sambil memblokir pintu, dia benar-benar tidak bisa berbuat apa -apa.

 

"Aku sudah bilang, kalian bisa masuk setelah dua puluh menit, sekarang belum bisa. Selain itu, ingatlah dengan baik. Aku adalah Direktur Divisi Keuangan Kota Silas. Meski kamu adalah wakil dari Jenderal Joshua, kamu sebaiknya menempatkan dirimu pada posisi yang tepat saat berbicara denganku," kata Tobby.

 

Tobby merasa sangat kesal. Orang-orang dari garnisun selalu bersikap sombong dan sewenang-wenang. Hari ini, dia ingin memberi mereka pelajaran, agar mereka tidak menganggapnya sebagai direktur yang tidak berdaya.

 

Dalan tidak punya pilihan selain memerintahkan para prajurit untuk mundur, lalu dengan cepat menelepon Joshua untuk melaporkan situasi tersebut.

 

Joshua saat itu sudah tiba di rumah sakit. Ketika mendengar laporan Dalan bahwa Tobby menghalangi penangkapan, dia sangat marah.

 

"Berikan teleponnya pada Tobby," ujar Joshua.

 

Tobby menerima ponsel yang disodorkan oleh Dalan, lalu meletakkannya di telinganya.

 

"Tobby, apa maksudmu dengan ini?" tanya Joshua.

 

Joshua dan Tobby tumbuh besar di lingkungan yang sama. Ayah mereka pernah menjadi rekan satu unit militer, kedua keluarga mereka juga memiliki hubungan yang dekat.

 

"Orang yang melukai Benny adalah penyelamat hidupku. Saat aku keracunan terakhir kali, dia yang menyelamatkanku," balas Tobby.

 

Tobby tidak banyak menjelaskan hal ini kepada Dalan karena dia ingin menunjukkan otoritasnya. Pangkat Dalan tidak layak untuk membuat Tobby memberinya penjelasan.

 

Namun, karena Joshua yang menelepon langsung, Tobby tidak lagi menyembunyikannya.

 

"Tapi dia sudah melukai anakku. Kalau hanya cedera ringan, aku bisa melupakannya untukmu," balas Joshua.

 

Joshua tentu saja tidak akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja.

 

"Itulah alasan aku nggak menghalangi kalian untuk menangkapnya. Aku hanya meminta kalian menunggu dua puluh menit! Saat ini, Pak Adriel sedang merawat ayahku, pengobatannya nggak boleh diganggu," kata Tobby.

 

Mendengar hal ini, Joshua setengah percaya setengah ragu. Dia bertanya, "Tobby, kita punya hubungan yang sangat baik, jadi kamu jangan sampai berpihak pada orang lain. Kamu benar-benar nggak sedang menunda waktu untuk membiarkannya melarikan diri, 'kan?"

 

"Apa ini pertama kalinya kamu mengenalku?

 

Apa aku orang yang nggak tahu prioritas? Ini

 

benar-benar karena dia sedang merawat ayahku. Tapi setelah kamu menangkapnya, biarkan dia tetap hidup untukku. Orang ini memiliki kemampuan medis yang luar biasa. Dia akan sangat berguna," jawab Tobby.

 

Joshua tertawa, lalu berkata, "Itu tergantung seberapa kuat keberuntungannya setelah dia jatuh ke tanganku."

 

Setelah mencapai kesepakatan, Tobby mengembalikan ponsel itu kepada Dalan.

 

Kemudian, Joshua berbicara di telepon pada Dalan, "Aku khawatir kalau kita menunda, situasinya bisa berubah. Kirim seseorang untuk mengundang ayahku ke sana. Aku mau lihat bagaimana Tobby akan menghalangi setelah itu."

 

"Jenderal memang bijaksana. Aku mengerti! "balas Dalan.

 

Dalan menutup telepon, lalu segera memerintahkan prajuritnya. Dua prajurit segera bergegas pergi.

 

Sekitar sepuluh menit kemudian, Pratikno Herman, tetua dari keluarga Herman, datang dengan bertopang pada tongkat.

 

"Paman Pratikno, kenapa kamu datang ke sini?" tanya Tobby.

 

Saat Tobby melihat Pratikno, dia baru menyadari apa yang terjadi. Dalam hatinya, dia memaki Dalan sebagai orang licik dan tak tahu malu karena telah mengundang Pratikno ke tempat ini.

 

Sebelumnya, Pratikno belum mengetahui bahwa cucunya terluka. Hari ini, Benny dan istrinya, Elisa, datang untuk menjenguknya.

 

Ketika dia diberi tahu oleh prajurit tentang kejadian tersebut, dia menjadi sangat marah.

 

"Tobby, minggir! Pelaku yang melukai cucuku harus segera ditangkap!" teriak Pratikno.

 

Pratikno tidak peduli dengan hal lain. Dia langsung berjalan masuk dengan bertopang pada tongkatnya. Meskipun Tobby memegang pistol, dia tidak berani mengarahkannya kepada Pratikno.

 

"Kamu berdiri di depan pintu dengan pistol tampak sangat berani. Kalau kamu berani, tembak aku mati sekarang juga," ujar Pratikno.

 

Pratikno menatapnya dengan tajam. Tobby segera menurunkan pistolnya, lalu menjelaskan, "Paman Pratikno, mana mungkin aku berani melakukan itu di hadapanmu! Tolong dengarkan penjelasanku dulu, oke?"

 

Tobby segera menjelaskan bahwa Adriel sedang merawat ayahnya. Karena ini menyangkut nyawa sahabat lamanya, Pratikno akhirnya bersedia sedikit berkompromi, "Begini saja, aku akan masuk bersama Dalan. Kami hanya akan mengawasi pelaku tanpa menangkapnya. Setelah dia selesai merawat Barnbang, kami akan menangkapnya. Nggak akan ada masalah dengan itu, 'kan?"

 

Setelah mendengar itu, Tobby tidak bisa menghentikannya lagi. Jadi, dia hanya bisa setuju untuk membiarkan Pratikno membawa Dalan masuk.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 292 Membakar Langit ~ Bab 292 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.