Bab 295
Sejak awal, Dalan tidak pernah
menganggap Adriel sebagai ancaman.
Bagaimanapun juga, dia adalah seorang
mahaguru. Hanya mahaguru lain yang pantas dianggap serius oleh seorang
mahaguru!
Tentu saja, Adriel juga tidak pernah
memandang Dalan dan para prajurit garnisun yang dibawanya sebagai ancaman. Dia
hanya peduli tentang dirinya sendiri di mata para wanita.
Saat serangannya gagal, Dalan segera mengubah
taktik. Namun, Adriel dengan gesit menghentakkan kaki kanannya. Dengan gerakan
lincah, Adriel meluncur keluar melalui jendela, lalu mendarat di taman.
"Mau lari ke mana?" teriak
Dalan.
Dalan tidak menyangka bahwa gerakan
Adriel begitu lincah, seperti belut yang licin.
Dalan malah bersikap lebih kasar. Dia
langsung menerobos kaca jendela, mengejar
keluar.
Di luar, ada lebih dari sepuluh
prajurit garnisun yang berjaga. Jadi Dalan tidak khawatir Adriel bisa melarikan
diri.
"Anak muda, kamu memang bisa
lari dengan cepat! Tapi apa kamu pikir kamu bisa lolos? Seluruh kawasan ini
sudah dikepung, nggak ada jalan keluar! Kalau kamu benar benar bisa melarikan
diri di bawah pengawasanku, di mana harga diriku sebagai seorang
mahaguru?" ujar Dalan sambil mendengus dingin.
Pratikno keluar sambil menopang diri
dengan tongkatnya. Dia merasa sangat marah, lalu berteriak, "Cepat,
tangkap dia!"
Di dalam ruangan, suara kaca yang
pecah membangunkan Bambang, yang belum tahu apa yang terjadi.
Tobby segera menjelaskan secara
singkat. Sebelumnya, Bambang memang tidak terlalu memperhatikan Adriel, tetapi
sekarang setelah merasakan perubahan dalam tubuhnya, dia sangat kagum dengan
keahlian medis Adriel.
"Tobby, kamu harus mencari cara
untuk melindungi Pak Adriel. Kalau nggak, orang- orang akan mencemooh kita dan
menyebut kita sebagai pengkhianat yang nggak tahu terima kasih," ujar
Bambang dengan nada serius.
"Aku akan berusaha sebaik
mungkin," jawab Tobby sambil mengangguk pelan.
Shalina menyeringai sambil berkata,
"Ayah, kamu nggak perlu khawatir, ini bukan masalah kecil! Selain itu,
pria ini mengandalkan keahlian medisnya, tapi cara bicara dan tindakannya
terlalu sombong. Dia perlu diberi pelajaran agar sadar diri. Nggak peduli
seberapa hebat keahliannya, dia tetap harus tunduk di depan kita."
"Keluarlah, lihat apa yang
terjadi," kata Bambang sambil duduk di tempat tidur.
Di luar, setelah mendengar suara dari
dalam, sekretaris Tobby tidak dapat menahan para prajurit garisun lagi. Enam
prajurit menerobos masuk, mereka segera melihat Dalan dan Adriel sedang
berhadapan.
Keenam prajurit itu langsung
mengeluarkan senjata, memasukkan peluru, lalu mengarahkan senjata mereka ke
Adriel. Mereka siap menembak kapan saja.
Menghadapi prajurit garisun yang
terlatih, Adriel tidak berani meremehkan mereka. Meski seorang mahaguru alam
bawaan memang hebat, dia tetap belum kebal terhadap peluru.
"Kenapa tegang? Hanya menghadapi
seorang pemuda sombong yang nggak tahu diri. Nggak perlu bersikap seperti
menghadapi musuh besar. Dia nggak mungkin lolos dari tanganku," ujar
Dalan.
Dalan melambaikan tangan, memberi
isyarat agar prajurit -prajurit itu mundur, menonjolkan kepercayaan dirinya dan
sikap meremehkan terhadap Adriel.
Dalan menghentakkan kakinya ke tanah,
menggenggam erat tinjunya, lalu menyerang Adriel.
Sebagai orang yang lahir di keluarga
tentara, Dalan memiliki aura yang gagah berani. Gaya tinjunya penuh dengan
kekuatan dan sangat efektif, tidak ada gerakan yang sia- sia, langsung
mengincar titik lemah.
Inilah yang membedakan ilmu bela diri
dari seorang tentara. Mereka mengutamakan cara paling cepat dan sederhana untuk
melumpuhkan lawan.
Adriel berdiri dengan tangan kiri di
belakang punggung, hanya mengangkat tangan kanannya untuk bertahan. Dia merasa
penasaran dengan teknik serangan Dalan sehingga dia sengaja hanya bertahan
tanpa menyerang.
Dalan melancarkan beberapa serangan,
semuanya merupakan jurus mematikan yang ditempa di medan perang, tetapi semua
serangannya berhasil dihindari oleh Adriel dengan mudah.
Dalan merasa seolah Adriel mampu
memprediksi semua serangannya. Adriel bisa dengan cekatan menangkis setiap
jurus mematikan yang dia lancarkan.
Lalu, Dalan mengubah tinjunya menjadi
serangan telapak tangan, menyerang bagian tengah tubuh Adriel. Setelah serangan
itu ditangkis, dia dengan cepat mengubah gerakan, membuat jari telunjuk dan
jari tengahnya membentuk seperti kait, lalu mengincar mata Adriel.
Gerakan serangan ini sangat cepat,
seperti ular berbisa yang menyerang tanpa peringatan. Jika Adriel tidak
memiliki pengalaman bertarung yang mumpuni, serta jika kekuatannya tidak lebih
unggul dari Dalan, mungkin dia akan terkena serangan itu.
No comments: