Bab 296
Adriel menggenggam pergelangan tangan
Dalan, sementara ujung jari pihak lawan hampir menyentuh bulu mata Adriel.
Kalau lambat sedikit saja, bola matanya akan tercungkil.
"Serangan ini bagus, aku sudah
mempelajarinya."
Adriel tersenyum, lalu mengunci
tangan Dalan yang tiba-tiba menguat. Seketika itu, lengan Dalan langsung
menjadi lemas.
Segera setelah itu, Adriel melakukan
gerakan dalam Jurus Telapak Tiga Elemen yang disebut "Jurus Persik Kera
Tua". Dia memegang dagu Dalan sambil mengangkat lutut untuk memukulnya.
Jurus ini merupakan salah satu
serangan mematikan dalam Jurus Telapak Tiga Elemen. Jika berniat untuk membunuh
seseorang, serangan ini akan membuat lawan terluka parah bahkan bisa mati.
Dalan langsung terhempas dan menabrak
tembok halaman. Tumpukan puing menimpanya, entah masih hidup atau sudah mati.
Adegan ini membuat semua orang
tercengang!
Pratikno tahu Dalan memiliki kekuatan
mahaguru. Namun, dia sama sekali tidak menyangka Dalan akan kalah.
"Pak Dalan!"
Beberapa tentara yang sebelumnya
sudah mulai santai seketika terkejut dan segera bereaksi dengan cepat. Mereka
langsung mengeluarkan senjata untuk menembak.
Sementara itu, Adriel juga sudah
siap. Dia menggunakan Jurus Tiga Ribu Halilintar untuk menghindari tiga peluru
dan langsung menerjang ke sisi Pratikno dengan cepat.
Adriel mengulurkan dua jarinya untuk
mencengkeram leher Pratikno, lalu menangkapnya dan bersembunyi di belakangnya.
Di luar halaman masih ada beberapa
tentara garnisun. Adriel tidak yakin bisa melarikan diri tanpa cedera. Apalagi
di luar Rumah Pensiunan masih ada banyak tentara bersenjata lengkap dan siap
menembak.
Meskipun gila, Adriel tidak bodoh.
Dia tidak segila sampai berani menantang seluruh tentara garnisun itu!
Menahan para sandera adalah cara
terbaik!
"Jangan menembak! Jangan
menembak!"
Pratikno langsung menjadi panik
karena ditangkap oleh Adriel. Dia sontak meneriaki tentara garnisun.
Tentara garnisun tidak berani
bertindak gegabah. Bagaimanapun juga, dia adalah ayah kandung Joshua, Jika dia
sampai terluka sedikit saja, tidak akan ada yang bisa menanggung akibatnya.
Tobby mengingatkan, "Pak Adriel,
jangan gegabah!"
Adriel tidak menghiraukan Tobby. Dia
berkata kepada Pratikno, "Cepat suruh mereka buang senjatanya ke tanah.
Kalau nggak, aku akan mematahkan lehermu."
"Baik, baik! Jangan bertindak
sembarangan! “
Pratikno sangat takut, lalu dia
memaki tentara garnisun dengan marah, "Kalian semua tuli, ya? Cepat buang
senjata kalian. Apa kalian ingin aku mati? Kalau terjadi apa- apa padaku,
Jenderal Joshua pasti akan membunuh kalian!"
Tentara garnisun itu pun langsung
membuang senjata mereka ke tanah. Beberapa tentara garnisun pergi menyelamatkan
Dalan yang tertimbun reruntuhan.
Dalan segera digali dari reruntuhan,
tetapi saat ini tubuhnya berlumuran darah dan dalam kondisi sekarat.
Para tentara garnisun merasa sulit
memercayainya ketika melihat penampilan Dalan.
Dalan adalah seorang mahaguru alam
bawaan yang bahkan bisa mengalahkan seorang mahaguru.
Namun, orang ini terlihat seperti
berusia dua puluhan. Mana ada mahaguru Kota Silas semuda ini?
"Uhuk, uhuk ... "
Mulut Dalan mengeluarkan darah.
Matanya terbelalak seolah-olah ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak bisa
mengucapkan satu kalimat yang lengkap.
Adriel tidak peduli dengan hidup mati
Dalan. Dia membawa Pratikno keluar dari halaman. Para tentara garnisun hanya
bisa mengikutinya, tidak berani bertindak gegabah.
"Ngapain kalian ikut aku? Kalian
semua harus berlutut. Kalau ada yang berani mengangkat kepalanya, aku akan
membunuh tua bangka ini," ujar Adriel.
No comments: