Bab 298
"Plak!"
Pratikno mengangkat tangannya dan
langsung menampar Kapten.
"Dasar nggak berguna, bodoh!
Kalian memang nggak berguna, aku merasa sangat malu tadi! Karena kalian yang
nggak berguna ini, aku hampir mati di tangan bocah itu!"
Pratikno memaki para tentara garnisun
itu dengan keras. Dia ingin melampiaskan amarahnya.
"Antar aku ke rumah sakit."
Pratikno ingin pergi ke rumah sakit
untuk melihat cucunya, Benny. Dia juga ingin berbicara dengan Joshua untuk
membahas rencana selanjutnya.
Di Rumah Pensiunan, dia merasa
tubuhnya sudah membaik. Dia sangat kagum dengan keterampilan medis Adriel.
"Berani sekali Dokter Adriel.
Bagaimana bisa dia bertindak seperti ini?"
Keluarga Herman di Kota Silas bisa
dikatakan sebagai keluarga terkemuka yang sebenarnya.
Meskipun keluarga Millano dari
Persatuan Dagang Marlion Silas dan keluarga Wijaya dari Persatuan Dagang Hariga
adalah keluarga terkemuka, mereka tidak bisa dibandingkan dengan keluarga
Herman di Kota Silas.
"Dia sangat pandai dalam bidang
kedokteran, sehingga meremehkan orang lain dan bertindak semaunya. Orang seperti
dia memang perlu dihukum | Tunggu saja, suatu saat nanti dia pasti akan
mengalami hal yang mengerikan!"
Saat ini, Shalina sangat tidak suka
melihat Adriel. Namun, dia tidak punya cara untuk menghadapi Adriel.
Sekarang, Adriel benar-benar telah
menyinggung keluarga Herman. Keluarga Herman pasti akan membalas dendam.
Shalina justru senang mendengarnya Dia menikmati kesenangan dari malapetaka
orang lain.
"Sayang, kamu nggak boleh
berpikiran sempit. Aku pikir Pak Adriel berbeda. Walaupun dia agak eksentrik
dalam bertindak, dia pasti memiliki batasannya sendiri."
"Di usianya sekarang, dia sudah
menjadi mahaguru dan punya keterampilan medis yang luar biasa. Kenapa dia harus
memperhatikan perasaan orang lain dan merasa tersakiti? Menjadi sedikit sombong
itu wajar, kok."
Tobby makin menghargai Adriel.
Meskipun sebelumnya dia juga merasa
bahwa tindakan Adriel yang menyinggung perasaan Benny demi warga biasa yang
tidak dikenal sangat tidak bijaksana dan impulsif, Tobby justru mengagumi
semangat Adriel yang tidak takut akan kekuasaan.
Dia juga pernah menjadi seorang
pemuda yang memiliki semangat dan cita-cita yang tinggi!
Hanya saja, setelah bertahun-tahun
berada di dunia politik, Tobby menjadi terasah dan kehilangan minat awal dan
integritasnya.
Dia tidak setuju dengan tindakan
Adriel, tetapi dia sangat menghargainya.
Bambang mengangguk sembari berkata,
" Kalian bilang dia itu pegawai biasa di Rumah Pensiunan dan dia sudah
membunuh anjingnya Benny. Dia punya integritas yang sudah hilang dari kita
semua.
"Seberapa besar nilai dari
sebuah integritas? Ketika dia sudah cukup menderita, dia akan menyadari betapa
lucu dirinya sendiri!"
Shalina tidak peduli.
Bambang berkata, "Pemuda memang
begitu. Mereka perlu tumbuh dan punya pengalaman. Ini adalah sebuah proses.
Tobby, apa rencanamu selanjutnya? Dari cara bicaramu, sepertinya kamu berencana
untuk berdiri di pihaknya dan berselisih dengan Joshua?"
"Bagaimana mungkin?"
Tobby segera menggeleng.
"Aku menghargainya dan juga
kagum padanya, tapi bukan berarti aku akan mendukungnya tanpa memperhatikan
segalanya. Dengan kemampuan yang aku punya, aku bersedia membantunya untuk
balas budi. Tapi, aku pasti nggak akan berselisih dengan Joshua, kecuali kalau
aku bisa melihat manfaat dan nilai yang lebih besar dari dalam dirinya."
Tobby bisa menduduki posisi direktur
keuangan menunjukkan bahwa dia adalah orang yang sangat rasional
Dalam melakukan apa pun, mungkin
emosi hanya sepuluh persen, lebih banyak mempertimbangkan nilai dan keuntungan
yang didapat.
Bambang menganggukkan kepalanya
dengan puas. Dia benar-benar khawatir Tobby akan berubah pikiran dan berselisih
dengan Joshua.
"Bisa tetap sadar itu bagus!
Kita lihat saja bagaimana perkembangannya," kata Bambang.
No comments: