Membakar Langit ~ Bab 302

 

Bab 302

 

Joshua benar-benar marah.

 

Andrian pun segera menjelaskan, "Nggak, kok! Aku nggak berani bermain-main denganmu. Pak Adriel sendiri yang bilang kalau dia yang memukul Pak Benny. Dan orang yang kusebut sebagai dokter sakti itu dia! Beberapa hari yang lalu, Pak Tobby terkena racun dan berada dalam kondisi kritis. Kami nggak bisa berbuat apa-apa, hanya Pak Adriel yang bisa menyelamatkan nyawa Pak Tobby."

 

Joshua akhirnya bisa memahami situasinya dengan jelas. Lalu, dia pun berkata dengan ekspresi muram, "Bagus! Bagus sekali! Ternyata mereka itu orang yang sama. Aku nggak peduli kalian pakai cara apa, pokoknya anakku harus disembuhkan. Kalau nggak, bersiaplah untuk mendekam di penjara!"

 

Ekspresi Andrian dan dokter lainnya tampak sangat muram. Lalu, tiba-tiba pintu kantor terbuka.

 

Aurel masuk, lalu menyalahkan dengan tegas, "Apa hakmu mengancam dokter seperti itu?"

 

Andrian terkejut mendengar perkataannya. Lalu, dia segera memarahi, "Diam! Siapa yang suruh kamu masuk? Keluar!"

 

"Ayah, jangan takut! Kalian itu dokter, menyembuhkan orang adalah tugas kalian.

 

Tapi, mana ada keluarga pasien yang mengancam dokter seperti ini? Nggak tahu aturan sekali! Sikap mereka itu sudah nggak masuk akal!" ucap Aurel dengan marah.

 

Joshua mendengus sembari berkata, "

 

Perkataanku adalah aturannya. Apa yang nggak masuk akal? Kamu nggak terima, ya?"

 

"Ya! Aku nggak terima! Aku tahu kamu itu jenderal garnisun Kota Silas. Tugasmu adalah melindungi rakyat, bukan malah menindas mereka. Aku bisa melaporkanmu kepada Divisi Garnisun Nambia!" kata Aurel dengan tegas. Dia sama sekali tidak takut dengan kekuasaan Joshua!

 

Namun, ketika mendengar perkataan ini, Andrian merasa sangat ketakutan sampai berkeringat dingin. Bagaimana bisa Aurel berani mengucapkan kata-kata seperti itu di depan Joshua? Bukankah itu namanya cari mati?

 

"Aurel, diam kamu!" seru Andrian dengan keras. Lalu, dia segera meminta maaf kepada Joshua.

 

Namun, Joshua malah mempermalukan Andrian. Dia memotong pembicaraan Andrian sambil tersenyum ketus dan berkata, "Dokter Andrian, putrimu luar biasa, ya. Berani berteriak di depanku dan bahkan ingin melaporkanku? Sungguh berani, bagus sekali."

 

Joshua mengangkat tangannya, lalu bertepuk tangan untuk Aurel. Namun, ada aura membunuh yang terpancar dari tatapannya.

 

"Jenderal, tolong jangan marah! Putriku nggak tahu apa-apa. Dia hanya asal bicara saja, jadi nggak bisa dianggap serius! Aku tahu Jenderal adalah orang yang murah hati, jadi tolong jangan mempersulitnya!"

 

Saking takutnya, Andrian hampir saja berlutut di hadapan Joshua.

 

"Eh... Aku kenal dia. Bukannya dia itu pembawa acara dari stasiun TV Nambia? Dia sangat terkenal," ucap Elisa dengan kaget.

 

"Pantas saja dia berani berteriak di depanku, ternyata dia cukup terkenal," kata Joshua sambil menatap Aurel dengan tatapan sinis.

 

Aurel yang belum pernah mengalami penghinaan berkata dengan bangga," Terkenal atau nggak itu nggak penting Walaupun aku hanya orang biasa, aku akan mengangkat senjata untuk mempertahankan hak-hakku saat menghadapi ketidakadilan dan penindasan."

 

Setiap kali dia berbicara, Andrian merasa sangat takut.

 

Joshua tiba-tiba menahan amarahnya. Dia tidak berbicara dengan Aurel lagi, melainkan berjalan ke sebelah Andrian, lalu menepuk pundaknya. Tepukannya itu hampir membuat Andrian terjatuh.

 

"Dokter Andrian, ingat kata-kataku. Sembuhkan anakku atau kamu akan menanggung akibatnya. Kalau kamu nggak ingin masuk penjara, suruh putrimu datang berbicara denganku. Aku sedikit tertarik pada putrimu," ucap Joshua, lalu keluar dari kantor.

 

Ucapannya membuat Andrian merinding.

 

Begitu Joshua pergi, Alliya dan Elisa juga pergi.

 

"Ayah, nggak apa-apa. Kita nggak salah. Apa yang harus ditakutkan ? Jenderal Garnisun bisa apa?" kata Aurel.

 

Joshua pergi dengan lesu. Saat itu, Aurel berpikir bahwa keberanian dan perjuangannya untuk membela keadilan sudah berhasil mengalahkannya.

 

"Dasar bodoh! Sejak kamu masih kecil, aku dan ibumu yang selalu melindungimu. Hidupmu selalu berjalan dengan lancar, jadi kamu nggak tahu seberapa kejamnya masyarakat ini. Kamu harus segera meninggalkan Kota Silas dan kembali ke ibu kota provinsi!"

 

Andrian sangat ketakutan. Bagaimana mungkin dia tega menyerahkan putrinya kepada Joshua?

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 302 Membakar Langit ~ Bab 302 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 29, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.