Bab 309
Setelah keluar dari ruangan,
Sekretaris Nova segera menyelidiki hal ini dan kembali untuk memberi laporan pada
Yudhistira.
"Ternyata mereka ingin menangkap
dia!" ujar Yudhistira setelah mendapat laporan dari sekretarisnya.
Sekretaris Nova kembali berkata,
"Selain itu, ada kabar lain kalau Jayson menantang Adriel secara resmi.
Dua hari lagi, mereka akan bertarung di Danau Singkarak untuk menentukan siapa
pemenangnya."
"Adriel memang cukup berani,
selain menyinggung Jayson, dia juga menyinggung Joshua sekarang," ujar
Yudhistira.
"Bu Wali Kota, apakah kita harus
mengikuti perintah Jenderal Joshua?" tanya Sekretaris Nova.
Di saat yang bersamaan, ponsel
Yudhistira berdering. Itu merupakan panggilan dari Joshua.
Yudhistira kemudian meminta
sekretarisnya untuk keluar dan tidak langsung menyatakan apakah dia akan
mendukung Joshua untuk menangkap Adriel.
"Bu Yudhistira, ada seorang pria
yang sangat jahat dan kejam di Kota Silas. Dia bahkan melarikan diri setelah
melukai putraku dan wakilku. Aku akan menggerakkan tentara Garnisun untuk
menangkap orang tersebut. Aku berharap kamu juga bisa mengkoordinasikan
Departemen Keamanan Kota untuk menangkap orang itu," ujar Joshua setelah
panggilan terhubung.
Joshua sebenarnya tidak berniat untuk
menelepon Yudhistira, tetapi dia baru saja mendapat laporan dari bawahannya
kalau Departemen Keamanan Kota menolak untuk bekerja sama.
Joshua tidak punya pilihan selain
menelepon Yudhistira.
"Jenderal Joshua masih perlu
menelepon aku ketika ingin memerintahkan Departemen Keamanan Kota? Bukankah
Jenderal Joshua sudah memberi perintah sejak awal?" ujar Yudhistira dengan
nada yang datar.
Yudhistira merasa sangat tidak puas
dengan tindakan Joshua yang langsung memerintahkan Departemen Keamanan Kota.
Joshua juga merasakan ketidakpuasan
Yudhistira, kemudian berkata, "Bu Yudhistira, jangan salah paham, aku
hanya khawatir orang itu melarikan diri dari Kota Silas. Jadi aku langsung
menghubungi Departemen Keamanan Kota untuk meminta bantuan sebelum menelepon
kamu."
Joshua kembali berkata,
"Departemen Keamanan Kota berada di bawah komando kamu, bagaimana mungkin
aku melanggar wewenang dan memberi perintah dengan sembarangan."
Yudhistira tersenyum sinis, lalu
berkata, " Aku rasa tidak perlu memblokir akses kota agar tidak
menimbulkan kepanikan dan masalah yang tidak perlu. Aku juga percaya dengan
kemampuan tentara garnisun. Menangkap satu orang seharusnya bukanlah hal yang
susah, tidak perlu menggerakkan begitu banyak orang."
"Bu Yudhistira tidak berniat
membantu ?" tanya Joshua dengan nada yang dingin.
Suasana hatinya saat ini sangatlah
kacau dan menjadi begitu sensitif. Perkataan Yudhistira barusan kembali memicu
amarahnya.
"Aku adalah wali kota Kota
Silas, aku harus bertanggung jawab untuk menjaga kepentingan penduduk kota. Aku
tentu harus memprioritaskan kepentingan umum, aku harap Jenderal Joshua bisa
menahami hal ini," jawab Yudhistira.
Mendengar jawaban Yudhistira, Joshua
langsung mengakhiri panggilan tersebut.
"Begini etika seorang jenderal
besar? Benar- benar tidak sopan!" ujar Yudhistira, lalu memanggil
sekretarisnya dan berkata, " Siapkan mobil, aku ingin keluar
sebentar."
"Bu, bagaimana dengan Departemen
Keamanan Kota?" tanya Sekretaris Nova.
Yudhistira meliriknya sebentar, lalu
berkata dengan nada yang dingin, "Apakah ini adalah hari pertama kamu
mengikutiku ?"
Sekretaris Nova segera berkata dengan
nada terkejut, "Maaf, Bu, aku terlalu lancang."
Yudhistira langsung pergi
meninggalkan ruangannya tanpa berbicara.
Saat ini, Adriel langsung turun
tangan untuk menolong nyawa gadis kecil itu di rumah sakit. Dengan bantuan
Adriel, operasinya berjalan dengan sangat lancar. Hal ini bahkan mengejutkan
semua dokter dan perawat yang ada di sana.
Mereka semua memiliki pengalaman
medis yang cukup dan sudah pernah menjalani berbagai operasi. Namun, mereka
melihat operasi yang begitu ajaib seperti ini.
Setelah mendapatkan bantuan dari
Adriel, gadis kecil yang nyaris meninggal itu akhirnya selamat. Adriel bahkan
berhasil mengobati organ-organ yang terluka di dalam tubuhnya.
No comments: