Bab 312
Andrian juga orang yang cerdas. Tentu
saja dia tahu, meskipun perkataan Adriel terdengar sangat benar dan teguh,
bualannya juga sangat hebat. Selain itu, perkataannya telah menaklukkan
putrinya.
Namun, itu tidak masalah, asalkan
dapat mencegah putrinya melakukan hal bodoh.
"Dengarkan perkataan ayahmu,
biarkan aku yang menanggung semuanya sendiri," tutur Adriel.
"Baiklah, aku akan
mendengarkanmu sepenuhnya. Aku akan perlahan-lahan mengumpulkan kekuatan dan
memperluas pasukan kita, agar dunia ini semakin indah dengan adanya keadilan di
setiap tempat." Aurel mengepalkan tinju dan berkata dengan yakin.
Adriel mengangguk puas dan berkata
pada Aurel, "Antar aku ke kamar pasien untuk menemui ibu dari gadis kecil
itu."
Andrian memberikan tatapan yang penuh
rasa terima kasih kepada Adriel, lalu membawa Adriel ke kamar pasien. Aurel
juga terus mengikuti Adriel.
Impian Aurel sebelumnya adalah
menjadi seorang pembawa acara terbaik dan teratas, tetapi sekarang impiannya
telah berubah. Dia hanya ingin mengikuti seorang pahlawan keadilan selama
hidupnya. Bahkan jika dia tidak melakukan apa pun, atau membiarkan Adriel melakukan
segalanya, dapat melihat Adriel berbicara dan bertindak setiap hari juga
merupakan suatu hal yang sangat membahagiakan.
Sekarang, Aurel telah bertemu dengan
seseorang seperti ini.
Aurel merasa bahwa dirinya sangat
beruntung karena telah menemukan arah dan makna hidupnya.
Adriel yakin bahwa Benny akan
menjalani pengobatan di rumah sakit kota, jadi dia telah meminta Andrian untuk
mengatur agar Cerissa tidak menunggu di luar ruang operasi.
Luka di tubuh Cerissa telah diobati
dengan sederhana, tetapi sebagai seorang ibu, dia gelisah dan hatinya tidak
tenang di dalam kamar pasien.
Melihat Adriel dan Andrian masuk,
Cerissa segera bertanya, "Bagaimana keadaan putriku?"
Andrian menjawab, "Operasi
mengalami sedikit kecelakaan dan kondisinya sangat berbahaya. Untungnya Pak
Adriel datang tepat waktu dan melakukan operasi sendiri. Putrimu sudah
sepenuhnya selamat dari bahaya. Jangan khawatir, dia akan diantar ke kamar
pasien sebentar lagi."
Mendengar perkataan ini, Cerissa
akhirnya merasa lega.
Cerissa langsung berlutut di hadapan
Adriel dan hendak bersujud untuk berterima kasih.
"Pak Adriel, terima kasih,
terima kasih banyak! Kamu adalah penyelamat kami. Nggak ada cara untuk membalas
budi yang besar ini, aku hanya bisa bersujud padamu," ucap Cerissa.
"Cepat bangun, nggak perlu
begitu," ucap Adriel.
Adriel menarik Cerissa berdiri, lalu
berkata, " Membantu jika melihat ada orang dalam kesulitan. Nggak perlu
berterima kasih, yang penting anak itu selamat."
Cerissa benar-benar terharu, kejadian
hari ini membuatnya merasa takut saat mengingatnya.
Jika tidak ada Adriel, putrinya pasti
mati. Bahkan Cerissa sendiri juga akan berada dalam bahaya, anjing itu terlalu
ganas.
"Hanya saja, aku telah
menimbulkan masalah besar untukmu. Majikan anjing itu adalah putranya Jenderal
Garnisun ... " ujar Cerissa.
"Kamu nggak perlu khawatir
tentang ini. Aku yang melukai putranya, nggak ada hubungannya denganmu. Aku
yang akan menanggung konsekuensinya," tutur Adriel.
Adriel melambaikan tangannya, ini
adalah perkataan yang tulus dari hatinya.
"Aku adalah penyebab masalah
ini, jadi aku nggak bisa diam saja. Pak Adriel, kamu jangan khawatir, aku nggak
akan membiarkan sesuatu terjadi padamu," ucap Cerissa dengan wajah serius.
Adriel merasa sedikit terkejut saat
mendengar perkataan ini.
Apakah ibu dan anak ini memiliki
latar belakang? Jika tidak, bagaimana mungkin dia berani mengatakan hal seperti
ini?
Namun, Adriel langsung menepis
pikiran ini. Cerissa hanyalah seorang pegawai di Rumah Pensiunan, hanya orang
biasa. Mungkin dia mengatakan hal ini dengan maksud untuk menanggung
konsekuensinya sendiri.
"Jaga saja anakmu dengan baik,
nggak perlu terlalu banyak berpikir, apalagi melakukan hal bodoh. Kalau kamu
memiliki masalah di rumah sakit, kamu bisa langsung mencari Dokter Andrian atau
menghubungiku. Aku sudah membayar seluruh biaya pengobatan, kamu nggak perlu
khawatir," ujar Adriel.
Karena bualan sudah diucapkan, Adriel
juga harus menjadi orang baik sampai akhir.
No comments: