Membakar Langit ~ Bab 315

 

Bab 315

 

Joshua juga tidak menyangka bahwa Adriel akan datang menemuinya.

 

Adriel menghampirinya dengan angkuh dan berkata, "Salam kepada Jenderal Joshua."

 

"Bajingan kecil, kamu cukup berani, ya. Berani muncul di hadapanku," ucap Joshua dengan wajah serius.

 

"Kamu terlalu memuji. Aku hanya datang untuk melihat apakah putramu sudah mati atau belum," tutur Adriel dengan tenang.

 

Wajah Joshua langsung muram, lalu dia berseru, "Kamu mencari mati!"

 

Joshua menggenggam tinju dan menyerang dengan keras setelah selesai bicara. Adriel langsung menggunakan Jurus Tiga Ribu Halilintar dan berhasil menghindari serangan Joshua.

 

"Joshua, jangan membunuhnya," ujar Pratikno mengingatkan.

 

Joshua menyerang lagi, gerakannya sangat cepat, pukulannya kuat dan menunjukkan kemampuan yang sangat hebat dari seorang mahaguru tingkat sembilan.

 

Adriel tahu bahwa dia tidak memiliki peluang menang dalam menghadapi musuh secara langsung, dia hanya bisa mengandalkan teknik dari Jurus Tiga Ribu Halilintar untuk bergerak.

 

Namun, kecepatan Joshua juga sangat cepat, dia berlari seperti angin. Adriel juga tidak bisa mengandalkan Jurus Tiga Ribu Halilintar dan menjadi tak terkalahkan. Setelah mendapat satu pukulan dari Joshua, seketika tubuh Adriel mundur dengan cepat.

 

Kekuatan mahaguru tingkat sembilan sangat besar, kekuatan satu tinju sudah melebihi puluhan ribu kilogram.

 

Adriel merasakan aliran darah dan energi dalam tubuhnya berputar-putar, kedua lengannya yang menghalangi pukulan Joshua terasa lemas dan tidak bertenaga.

 

Adriel menghempas lengannya dan berkata, "Ternyata Jenderal Joshua bukan hanya sekadar nama. Aku bukan tandinganmu."

 

"Maka berlutut dan menyerahlah," ujar Joshua.

 

Joshua juga terkejut dengan kemampuan Adriel, pada usia seperti Adriel, dia juga tidak memiliki kemampuan seperti itu.

 

Terutama teknik peringan tubuh Adriel, sangatlah misterius.

 

Anak ini harus dimusnahkan!

 

"Kenapa bukan kamu yang berlutut?" tanya Adriel.

 

"Apa yang kau katakan?" seru Joshua dengan marah.

 

"Kamu berlutut dan memohon padaku, aku bisa mempertimbangkan untuk menyembuhkan putra dan ayahmu. Kalau tidak, kelak putramu hanya bisa duduk di kursi roda. Selain itu, ayahmu juga sakit parah, hidupnya nggak akan lama lagi," tutur Adriel dengan berani.

 

Joshua menyahut dengan sinis, "Ternyata inilah alasanmu berani muncul di hadapanku. Sayangnya, kamu terlalu naif! Kamu mengira kamu bisa menangkap kelemahanku?"

 

"Jangan bicara sembarangan, aku nggak pernah menangkap kelemahan pria. Tapi, melihat istri jenderal begitu cantik dan anggun, aku sedikit tertarik pada kelemahannya. Bolehkah aku coba merasakannya?" tanya Adriel.

 

Lagi pula, Adriel sudah sepenuhnya menyinggung Joshua, jadi dia tidak perlu mempertimbangkan apa pun dan berbicara sesuka hati.

 

"Orang yang tak tahu malu!" gumam Alliya dalam benaknya.

 

Alliya melihat Adriel menggoda dirinya secara terang-terangan, seketika dia merasa malu dan marah.

 

"Kenapa anak ini begitu berani? Mulutnya nggak terkendali dan berani mengatakan apa saja!" pikir Alliya dalam hati.

 

Joshua bahkan lebih marah. Kamu berani melukai putra dan bawahan kepercayaanku, sekarang berani menggoda istri jenderal di hadapanku, ini adalah hinaan di depan umum!

 

"Bajingan kecil, aku akan mengulitimu dan menghancurkanmu sampai berkeping- keping," ucap Joshua.

 

Joshua kembali menyerang, auranya bahkan lebih ganas dan serangannya langsung tertuju pada Adriel.

 

Adriel jelas-jelas merasakan tekanan yang sangat besar. Dia mengutuk dalam hati, kenapa Nancy belum datang, dia hampir tidak bisa bertahan!

 

Serangan Joshua seperti halilintar. Adriel terpaksa menggunakan Jurus Macan Pengguncang Langit dengan dahsyat dan menggerakkan energi sejati ke titik maksimum. Dengan bantuan Jurus Tiga Ribu Halilintar dan mata ganda, dia dengan susah payah bisa menerima serangan.

 

Hanya saja, setiap kali Adriel menerima serangan, tekanan yang dia rasakan sangat besar, kekuatan serangan Joshua sangat kuat.

 

Sementara Adriel, mahaguru tingkat lima, ditambah dengan kekuatan Jurus Macan Pengguncang Langit yang mendominasi, sebenarnya memiliki kekuatan pukulan yang setara dengan mahaguru tingkat tujuh yang masih memiliki perbedaan kekuatan dua tingkat dengan Joshua.

 

Joshua juga terkejut. Awalnya dia mengira bahwa dia bisa mengalahkan Adriel dengan mudah, tetapi dia tidak menyangka bahwa bocah ini bisa bertahan selama sepuluh serangan.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 315 Membakar Langit ~ Bab 315 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 29, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.