Bab 875
"Pak Nando, Pak Adriel datang ke
sini untuk membeli barang, bukan untuk melayani Anda... " balas Nancy
sambil mengernyitkan keningnya sedikit.
"Bukan urusanmu!" teriak
Nando.
Nando dengan kasar langsung memotong
pembicaraan itu, tanpa memberikan sedikit pun rasa hormat!
Dia dengan angkuh berkata, "Nancy,
jangan mengira dia adalah pelayan rumahmu yang tidak bisa aku sentuh. Ibuku
telah menyelamatkan nyawanya! Kenapa aku tidak bisa memintanya untuk menilai
sebuah batu mentah mentah? Adriel, cepatlah datang ke sini!"
Wajah Nancy berubah dan berkata,
"Pak Adriel bukanlah pelayan di rumah kami..."
Dia sangat memahani temperamen
Adriel, sedikit salah paham saja, Adriel bisa langsung bertindak !
Namun, posisi Nando di keluarga Forez
memang sedikit istimewa, jadi dia hendak menenangkan Adriel agar tidak terbawa
emosi.
Namun, Adriel melambaikan tangan,
memberi isyarat pada Nancy agar tidak perlu berkata lebih banyak, dan menatap
Nando. "Di mana batu mentah mentah itu? Aku bisa melihatnya
sebentar."
Karena telah menerima satu budi dari
Elin, demi menghormati Elin, dia bisa memaafkannya sekali ini. Lagipula, itu
dianggap sebagai rasa terima kasih atas nyawanya yang telah diselamatkan...
Lagipula, Nando ini benar-benar
seperti anak manja yang bodoh, Adriel tak ingin repot berurusan dengan orang
yang seperti anak kecil yang kurang cerdas.
Nancy yang tidak mengetahui hal ini,
hanya memandang Adriel dengan heran, seolah tak percaya. Apakah Adriel sudah
berubah? Bagaimana mungkin dia bisa setenang ini?!
"Kamu cukup bijaksana,"
ujar Nando.
Nando tampak merasa sangat wajar,
sambil mengarahkan dengan nada angkuh, "Ikuti aku."
Adriel pun mengikutinya dan menuju ke
sebuah lemari kaca, di mana terdapat sebuah batu mentah mentah.
Kemudian Adriel mengangkat alisnya
dan menatap.
Terlihat di depan etalase kaca,
berdiri beberapa orang, dan di antara mereka ada putra Eric, Ethan!
Ethan pernah dipermalukan oleh Adriel
sebelumnya, tetapi kini dia menatap Adriel dengan tatapan penuh cemoohan!
"Ethan adalah temanku. Aku
dengar kalian pernah ada konflik, bukan? Aku yang akan memutuskan, hari ini
kamu periksa batu mentah mentah ini untuk Ethan sebagai permintaan maaf.
Setelah itu, minta maaf padanya. Itu sudah cukup baik untukmu, bukan?" kata
Nando dengan nada angkuh, seolah- olah semuanya berada di bawah kendalinya.
Kemudian, dia menatap Ethan dan
mengejek, " Kamu juga, masih bilang Adriel sombong, di mana dia sombong?
Aku memintanya datang, dan dia langsung datang dengan patuh, kan?"
Ethan, yang terlihat tenang dan
anggun, tak lagi menampakkan bekas kekalahannya di masa lalu. Kini, dengan
penuh kemenangan, dia melirik Adriel dan tersenyum. "Itu semua karena
kekuatan nama besar Pak Nando. Kalau tidak, mana mungkin dia akan seturut
ini..."
Melihat adegan ini, orang-orang yang
hadir di acara penghargaan mulai menatap Adriel dengan tatapan aneh.
Sekuat apa pun Adriel, pada akhirnya,
mulut yang dimakan itu terasa pahit. Sekarang dia terlihat seperti anjing milik
keluarga Forez, hanya datang ketika diperintahkan.
Lagipula, konflik antara Eric dan
Adriel sudah diketahui banyak orang. Kini Nando dengan mudah memanggil Adriel
untuk membantu Eric, seolah Adriel tak lebih dari seorang pelayan...
Wajah Adriel semakin dingin.
Beberapa kata dari Nando ini dengan
cepat menghabiskan sisa rasa terima kasih yang telah dikumpulkan oleh Elin.
Nancy pun mulai marah dan berkata,
"Nando, apa maksudmu? Kamu menyuruh Adriel memeriksa batu mentah mentah
untuk putra Eric? Kamu benar- benar keterlaluan!"
"Nancy, dia kan cuma seorang
pelayan. Kenapa kau membelanya? Malu-maluin saja bagi empat keluarga besar!
Keluargaku pernah menyelamatkan seekor anjing, dan anjing itu setidaknya
menjilatku beberapa kali. Apa salahnya aku meminta dia melakukan sesuatu
untukku? Itu adalah kehormatannya," balas Nando dengan penuh penghinaan.
Nando merasa dirinya lebih tinggi,
dan sama sekali tidak menganggap Adriel serius. Dia hanya dengan tidak sabar
berkata, "Jangan sok berlagak di depanku. Cepat datang dan nilai batu
mentah mentah ini!"
Nancy semakin marah. Nando sama
sekali tak tahu betapa hebatnya Adriel.
Adriel adalah orang yang bahkan
dihormati oleh leluhur keluarganya sendiri!
Namun, Nando dengan angkuhnya terus
memanggil Adriel sebagai pelayan, benar-benar buta!
Nancy hendak berkata sesuatu lagi.
Namun, Adriel menghentikannya dan
menatap Nando dengan tenang, "Utang budi pada Nona Elin sudah kubayar
berkali lipat. Sedangkan kamu hanya badut. Permintaanmu? Maaf, aku tak akan
membantumu."
Begitu kata-kata itu keluar, semua
orang seketika terperanjat dan menghela napas.
Bahkan Nancy pun merasakan sudut
bibirnya bergetar. Ini dia, dia datang lagi.
Adriel memang tidak lagi bersikap
arogan, namun dia tetap memiliki kebanggaan di dalam dirinya. Jika ada yang
mencoba memancing masalah dengannya, dia tak akan sungkan-sungkan!
Sikap rendah hati dan kelemahan
adalah dua hal yang berbeda!
Namun, ini bisa menimbulkan masalah
besar....
No comments: