Membakar Langit ~ Bab 878

 

Bab 878

 

Nancy juga menepuk dahinya. Adriel benar-benar menyentuh titik sensitif Nando. Hal yang paling tidak disukai Nando adalah ketika seseorang membicarakan ibunya. Bagaimanapun, itu memang kenyataan. Dia benar-benar membuat Elin merasa malu...

 

"Sialan! Aku akan membunuhmu !" teriak Nando.

 

Begitu kata-kata itu keluar, mata Nando langsung menyala penuh amarah. Tanpa pikir panjang, dia hendak menyerang Adriel meskipun dia tidak memiliki kekuatan. Sepertinya dia yakin bahwa Adriel tidak akan berani melukainya!

 

Hal ini membuat Ethan yang berada di sampingnya terkejut. Adriel adalah orang yang gila dan sangat mungkin akan bertindak.

 

Jika Nando terluka karena hal sepele ini, keluarga Forez pasti tidak akan tinggal diam.

 

Dia segera menghentikan Nando dan berujar, "Pak Nando, sudahlah. Dia tidak pantas kamu turun tangan sendiri. Mengapa tidak biarkan Nona Elin yang mengajarinya pelajaran?"

 

Kata-kata ini seperti menyadarkan Nando. "Benar, kenapa aku harus repot-repot? Aku akan memanggil ibuku!"

 

Dia benar-benar seperti anak mami, langsung mengeluarkan ponselnya dan hendak menghubungi Elin. Sambil menatap dingin ke arah Adriel, dia berkata, "Tunggu saja! Hari ini kamu akan mati!"

 

Nancy mulai panik. Elin sangat memanjakan putranya, sehingga kesombongan dan keangkuhan Nando sebagian besar disebabkan oleh rasa sayang yang berlebihan dari Elin.

 

Sejak kecil, apa pun yang dilakukan Nando, seburuk apapun masalah yang dia timbulkan, Elin selalu menyelesaikannya.

 

Nando bahkan pernah memukuli temannya sampai mati saat SMP. Keluarga korban juga merupakan keluarga terpandang di Kota Warnia, tetapi karena perlindungan Elin dan Keluarga Forez, Nando keluar dari masalah itu tanpa cedera. Hal ini membentuk kepribadiannya yang tidak kenal takut dan tak pernah gentar akan apa pun.

 

Adriel berkonflik dengan Elin hanya karena masalah kecil ini? Apa yang akan terjadi?

 

Namun, Adriel tidak terburu-buru. Dengan senyum samar, dia berkata, "Kamu begitu yakin ibumu akan membantumu?"

 

"Omong kosong! Kalau dia nggak membantuku, masa iya dia akan membantu pelayan seperti kamu? Kamu ini apa sih!" balas Nando.

 

Nando menunjukkan ekspresi penuh penghinaan, seolah-olah dia sudah terlalu dimanjakan oleh Elin.

 

Dia tidak pernah merasa bahwa ibunya akan menegurnya.

 

Bagaimanapun, tidak peduli sebesar apa pun masalah yang dia buat, Elin tidak pernah. menghukumnya. Dia hanya berkata, "Kamu adalah putraku. Sekalipun langit runtuh, nggak masalah. Ibu akan melindungimu!"

 

"Bahkan berani memprovokasi Pak Nando. Adriel, Adriel, apa yang bisa kukatakan tentangmu..." kata Ethan.

 

Ethan tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya. Ada kilatan kesenangan di matanya, karena menurutnya Adriel benar-benar telah terjebak dalam rencananya.

 

Jika Elin sampai terlibat, masalah ini pasti akan semakin besar.

 

Nancy membuka mulutnya, tetapi tak bisa berbuat banyak. Akhirnya dia mengeluarkan ponselnya, bersiap memanggil Kalvin untuk menangani masalah ini.

 

Bagaimanapun, sebagai seorang junior, dia bahkan tidak memiliki kualifikasi untuk berbicara dengan Elin, hanya Kalvin yang layak melakukannya

 

Tatapan Ethan ke arah Adriel semakin penuh kemenangan. Elin adalah orang yang bertindak tanpa peduli aturan. Meskipun sebelumnya dia pernah membantu Adriel, jika sekarang anaknya menderita, dia pasti tidak akan memihak Adriel.

 

Namun, mengapa Nando masih belum menelepon?

 

Ethan mendesak, "Pak Nando, apakah sudah tersambung?"

 

Nando mengernyitkan dahi dan berkata, "Selalu sibuk. Ibu sedang menelepon siapa?"

 

Pada saat itu, dia melihat Adriel menerima panggilan telepon dan mengangkatnya.

 

"Hei bocah, panggil saja orang-orangmu sekarang! Nggak peduli seberapa kuat koneksimu, bawa mereka sernua! Ibuku nggak akan peduli!"

 

Nando dengan arogan berkata, "Hari ini aku akan membuatmu melihat, apakah ibuku akan memihakmu atau putranya sendiri!"

 

Adriel menatapnya dengan tenang dan berkata, "Ini telepon dari ibumu."

 

"Apa? Apa yang kamu katakan?"

 

Nando terkejut, lalu tertawa sinis, "Berani sekali kamu menakut-nakuti aku! Ibuku nggak mungkin meneleponmu!"

 

"Ibumu sudah datang."

 

Adriel menutup teleponnya dan mengangkat pandangannya.

 

Nando terpaku. Dia memegang ponselnya dan berbalik untuk melihat. Seketika, wajahnya menjadi kosong saat dia memanggil, "Ibu?"

 

Semua orang terkejut melihat Elin datang dengan cepat, ditemani seorang wanita berpenampilan elegan, dengan wajah dingin.

 

Nando masih memegang ponselnya, terdiam, dan maju menyambutnya. Dia dengan cepat berkata, " Ibu? Kenapa Ibu bisa datang?"

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 878 Membakar Langit ~ Bab 878 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 24, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.