Membakar Langit ~ Bab 884

 

Bab 884

 

Adriel menatap Nancy dengan wajah muram. Dia benar-benar ingin menjelaskan kepada wanita ini bahwa semua rumor tentangnya di Kota Silas adalah palsu.

 

Adriel dekat dengan Elisa dan Alliya bukan karena mereka adalah istri orang. Ini hanya kebetulan saja

 

"Maksudku, akan lebih baik kalau Pak Adriel nggak mengganggu Elin ... "

 

Nancy segera menjelaskan, "Selama bertahun- tahun, ada banyak orang yang ingin mengganggu Elin, tapi semuanya meninggal dengan mengenaskan..."

 

Elin melahirkan Nando ketika dia berusia lima belas tahun. Sekarang dia baru berusia tiga puluhan, yang merupakan usia ketika seorang wanita sudah dewasa. Nancy takut Adriel alias si binatang buas ini akan menjulurkan cakarnya pada Elin.

 

"Aku bukan kuda yang akan langsung menaikinya begitu bertemu dengannya."

 

Adriel memutar matanya dan menjawab dengan kesal.

 

Nancy menatapnya dengan tatapan curiga, mengangguk dan berkata, "Aku percaya pada Pak Adriel."

 

Adriel memutar matanya. Percaya atau tidak, meskipun Elin memberi hadiah besar, dia masih memperlakukan Adriel dengan sangat dingin. Meskipun Adriel harus mati karena kelaparan dan kehausan, dia juga tidak akan menerima makanan dari wanita itu.

 

Adriel tidak repot-repot menjelaskan dan Nancy segera mengirimnya kembali ke sanatorium.

 

Nancy langsung menemui Kalvin untuk melaporkan kepadanya tentang konflik yang terjadi hari ini.

 

Adriel justru sebaliknya. Pria itu berjalan menuju ruang latihan yang telah disiapkan Gary Tak Terkalahkan untuknya. Ruangan itu tahan api dan cocok untuk membuat obat-obatan.

 

Setelah membuka pintu ruangan itu, Adriel mengerutkan keningnya.

 

Di dalam ruangan yang agak gelap dan sunyi, Junet sedang duduk di sana, memegang secangkir teh di tangannya sambil meminumnya perlahan. Wajahnya tersembunyi di balik cahaya setengah gelap dan ekspresinya tidak terlihat jelas.

 

Junet mengangkat wajahnya, menatap Adriel dengan senyum tipis dan menyapa, "Pak Adriel, kamu nggak keberatan kalau aku datang tanpa diundang, 'kan?"

 

"Siapa yang membiarkanmu masuk?" tanya Adriel pelan.

 

Junet tersenyum dan menjawab, "Ini adalah tempat ayah angkatku. Aku bisa pergi kemanapun yang aku mau. Bagaimanapun, aku berbeda dari Tuan Adriel yang mengobati penyakit untuk meminta bantuan. Aku memperoleh kekuasaan ini melalui prestasi militer yang nyata."

 

Saat berbicara, Junet bermain-main dengan medali emas di tangannya. Di atas medali itu ada seekor naga emas yang memperlihatkan gigi dan cakarnya.

 

Medali Naga Emas?

 

Adriel mengangkat alisnya. Medali Naga Emas ini hanya akan diberikan kepada mereka yang berusia di bawah tiga puluh tahun dan memiliki prestasi militer yang luar biasa.

 

Di antara empat anak angkat Gary Tak Terkalahkan, Junet adalah pemimpinnya. Hal tersebut bukan tanpa alasan. Dengan prestasi militer yang Junet miliki, dia memiliki kekuasaan yang besar di bawah Gary Tak Terkalahkan.

 

"Pak Adriel, apa kamu tahu artinya ini?"

 

Junet tersenyum tipis.

 

"Prestasi militermu?" sahut Adriel pelan.

 

"Salah! Ini adalah nyawa manusia!"

 

Suara Junet tiba-tiba berubah dingin. Dia menatap langsung ke arah Adriel. Sikap sopan dan santai sebelumnya langsung hilang. Saat ini, Junet adalah seorang jenderal yang terkenal di medan perang dan memancarkan rasa bangga serta arogan.

 

Dia menatap Adriel dengan dingin, tersenyum tajam dan berkata, "Tiga belas nyawa master puncak sudah aku tukar dengan medali Naga Emas ini."

 

Adriel menyahut dengan tenang, "Apa yang ingin kamu katakan?"

 

"Niatku sangat sederhana."

 

Junet berdiri, menatap Adriel dengan tatapan merendahkan dan berkata, "Aku harap Pak Adriel nggak menghalangi jalanku."

 

"Kalau nggak?"

 

Adriel tersenyum.

 

"Kalau nggak?"

 

Junet menggelengkan kepalanya sambil mencibir, " Kamu memang mampu menyembuhkan ayah angkatku. Aku juga mengakui kalau kemampuan medismu memang luar biasa."

 

"Tapi dibandingkan denganku, kamu sangat nggak memenuhi syarat."

 

"Saat aku menghadapi batu mentah penghalang, aku nggak suka mengambil jalan memutar, jadi aku akan menendangnya begitu saja. Satu tendangan master puncak tingkat delapan bukanlah sesuatu yang bisa ditahan oleh pecahan batu mentah mana pun."

 

"Aku khawatir Pak Adriel mungkin nggak bisa menahan tendangan ini."

 

Sampai sini, Junet mencapai puncak kekuatannya. Sikapnya agung dan mendominasi. Kekuatannya yang besar memaksa orang-orang untuk terpojok tanpa ada cara untuk mundur.

 

Junet menatap Adriel dengan tatapan tajam, seolah Adriel akan ditendang sampai hancur berkeping keping jika dia mengatakan "tidak".

 

Adriel hanya menatap Junet dengan penuh minat, lalu berkata sambil tersenyum tipis, "Jenderal Junet sangat suka pamer. Kalau dulu, aku sangat ingin lebih banyak mengobrol denganmu, tapi sayang sekali sekarang aku sudah nggak ingin."

 

"Sekarang, tolong keluar dari sini, Jenderal Junet."

 

"Duar!"

 

Ekspresi Junet tiba-tiba menjadi dingin, lalu aura yang sangat kuat tiba-tiba meledak. Gelombang energi sejati langsung mengelilinginya, dengan kekuatan agung dan mendominasi yang memenuhi setiap sudut ruangan.

 

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 884 Membakar Langit ~ Bab 884 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 24, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.