Membakar Langit ~ Bab 891

 

Bab 891

 

Melihat sosok Adriel yang berjalan menjauh, Jasai menghela napas dengan wajah rumit, lalu berkata, " Biarkan Nancy pergi bersama Pak Adriel. Dengan adanya Nancy, mereka seharusnya nggak akan berani bertindak berlebihan pada Pak Adriel!"

 

"Dimengerti!" balas Kalvin.

 

Kalvin juga hanya bisa segera mengatur segalanya.

 

Sebagai kepala keluarga Juwana sementara, dia tidak bisa mengambil risiko dengan gegabah. Jadi dia harus membiarkan Nancy pergi mewakili keluarga Juwana untuk mengintimidasi pihak lawan.

 

Tak lama kemudian, sebuah mobil berhenti di depan pintu masuk Klub Platinum.

 

Adriel dan Nancy melangkah turun dari mobil. Di depan mereka hanya ada sebuah bangunan sembilan lantai yang terlihat tidak terlalu mencolok di antara hotel-hotel mewah lainnya di Kota Majaya.

 

"Para pejabat dan orang-orang kaya sering berkumpul di sini. Mereka melakukan banyak hal ilegal, tapi nggak ada yang berani mengurusnya. Pemilik di balik Klub Platinum ini punya latar belakang yang sangat kuat. Pasti ada banyak ahli di dalam..." jelas Nancy.

 

Nancy sudah mendapat informasi tentang tempat ini selama mereka dalam perjalanan. Dia menatap Adriel dengan khawatir, berharap pria ini tidak menerobos masuk ke sarang harimau ini.

 

"Tunggu aku di sini," kata Adriel dengan nada tenang, lalu berjalan menuju pintu.

 

"Pak, Klub Platinum hari ini sedang digunakan oleh bos kami. Nggak terbuka untuk umum," ujar seorang pria berpakaian hitam saat menghentikan Adriel sambil tersenyum dengan sopan.

 

Adriel berkata dengan tenang, "Seorang mahaguru alam bawaan menjadi penjaga pintu, tempat ini cukup hebat."

 

"Pak, apa kamu datang untuk mencari masalah? Aku rasa kamu nggak punya kualifikasi pria itu. "balas

 

Pria berpakaian hitam itu mendengar nada yang tidak bersahabat, tetapi dia sudah terbiasa dengan situasi seperti ini. Jadi dia tersenyum sambil sedikit mengejek. Namun, sebelum dia bisa melanjutkan kata-katanya, matanya tiba-tiba melebar.

 

Dia memandang ke bawah dengan kaget. Sebuah tangan telah menusuk langsung ke jantungnya!

 

Matanya membelalak, sementara tangannya yang gemetar buru-buru menekan tombol alarm di tangannya!

 

Adriel tidak memedulikannya, membiarkannya memanggil bantuan. Dengan mata batinnya, Adriel sudah melihat banyak penjaga di balik pintu.

 

Tempat ini dijaga dengan sangat ketat. Satu- satunya cara untuk masuk adalah menerobos secara paksa. Tidak ada gunanya bersembunyi, jadi dia memutuskan untuk membantai semuanya!

 

Pintu Klub Platinum tiba-tiba terbuka, lalu beberapa pria berpakaian hitam bergegas keluar. Melihat tubuh rekan mereka tergeletak tak bernyawa, mereka berteriak marah pada Adriel, " Cari mati! Serang dia!"

 

Adriel menarik tangannya, mengeluarkan jantung pria berpakaian hitam itu, lalu melemparkannya ke tanah seperti sampah. Tubuh pria berpakaian hitam itu langsung ambruk ke tanah.

 

"Yang pertama," ujar Adriel dengan wajah tanpa ekspresi.

 

Bum!

 

Sekelompok pria berpakaian hitam menyerangnya.

 

Tiba-tiba, sebuah energi sejati dingin yang sangat kuat melesat keluar, menembus kepala pria yang memimpin serangan, meninggalkan lubang berdarah di dahinya!

 

"Yang kedua."

 

Dengan tangan berlumur darah, Adriel melangkah menuju sekelompok pria berpakaian hitam yang terlihat ragu-ragu. Di tengah teriakan mereka, bayangan Adriel segera tenggelam di antara mereka!

 

Namun, di detik berikutnya, semburan darah besar meledak dari kerumunan.

 

Energi sejati berkobar ke segala arah, darah memercik ke dinding marmer, sementara jeritan keras berubah menjadi teriakan kesakitan. Satu per satu pria berpakaian hitam terlempar ke udara, lalu jatuh ke tanah dengan keras.

 

Tidak lama kemudian, di bawah tatapan terkejut Nancy, mayat-mayat pria berpakaian hitam berserakan, memenuhi tanah.

 

Tubuh Adriel penuh dengan darah, tetapi wajahnya tetap tenang. Día melangkahi mayat-mayat itu, lalu masuk ke dalam pintu Klub Platinum.

 

Sebuah suara lembut terdengar di telinga Nancy.

 

"Yang kedua puluh delapan..."

 

Tanpa sadar, kaki Nancy telah basah oleh darah.

 

Dengan hati yang penuh keterkejutan, dia memandang punggung Adriel yang pergi sendirian. Dia langsung mengeluarkan ponselnya, berniat menelepon Kalvin, memintanya bersiap-siap.

 

Hari ini, Klub Platinum akan penuh dengan darah!

 

Sementara itu, di lantai delapan.

 

Seluruh lantai telah dibuka, didekorasi dengan mewah. Di atas meja berserakan berbagai minuman beralkohol mahal. Jendela ditutup, sementara dinding dilapisi dengan lapisan peredam suara yang tebal.

 

Sementara itu, bagi Aurel yang terikat dengan rantai anjing di kaki meja, tempat ini tidak lebih dari neraka paling mengerikan!

 

Dengan mata penuh keputusasaan, dia menatap adegan di depannya, berteriak sekuat tenaga, " Bajingan! Lepaskan Meri! Bajingan! Bajingan!"

 

Di atas ranjang besar, Nando terlihat sangat bersemangat, dengan liar menyerang seorang gadis tanpa busana.

 

Gadis itu berwajah cukup cantik, tanpa riasan, memancarkan aura sederhana.

 

Dia telah diberi obat, sehingga tubuhnya seperti mayat hidup. Matanya kosong, dia berbaring tak berdaya di atas tempat tidur. Tubuhnya tampak gemetar, sementara mulutnya mengeluarkan buih darah!

 

Seolah-olah mendapatkan sedikit kesadaran sebelum mati, gadis itu perlahan memutar kepalanya dengan susah payah, memandang Aurel dengan tatapan hampa. Dia berkata, "Kak Aurel, ke- kenapa? Kita hanya berjalan-jalan, tapi mereka melakukan ini pada kita... "

 

"Meri!"

 

Aurel menangis histeris. Kata-kata Meri seperti menghantam langsung ke jantungnya, membuatnya ingin kembali ke waktu pagi hari ini, mengubah semua yang terjadi!

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 891 Membakar Langit ~ Bab 891 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 25, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.