Membakar Langit ~ Bab 893

 

Bab 893

 

"Pak Nando, silakan duluan!" kata para anak buahnya, tidak berani merebut perhatian Nando.

 

Nando menyeringai dingin, melangkah maju, lalu meraih rambut Aurel. Dia memaksa wanita itu mengangkat kepala untuk menatap langsung ke arahnya. Ketika melihat mata Aurel yang penuh dengan kebencian mendalam, dia menyeringai jahat, lalu berujar, "Kenapa? Apa kamu sedang menunggu Adriel datang menyelamatkanmu?

 

Daripada bermimpi yang nggak mungkin terjadi, lebih baik kamu berdoa supaya bisa mengandung anakku. Mungkin dengan begitu aku akan membiarkanmu hidup sedikit lebih lama"

 

Cuih!

 

Tatapan Aurel penuh kebencian. Dia meludah tepat ke wajah Nando!

 

"Dasar nggak tahu diuntung!"

 

Nando yang marah besar langsung menampar Aurel dengan keras.

 

Darah mengalir dari sudut bibir Aurel, tetapi dia tetap menatap Nando dengan dingin sambil berkata, "Kalau kamu punya nyali, bunuh aku sekarang! Suatu hari nanti, Adriel akan membuatmu mati tanpa kuburan!"

 

"Membunuhku? Apa dia pantas? Apa kamu mencoba memprovokasiku supaya membunuhmu? Aku nggak akan memberimu kepuasan itu!" kata Nando sambil menyeringai jahat, lalu mulai membuka ikat pinggangnya.

 

Namun, tiba-tiba ada suara gemuruh yang terdengar dari luar!

 

"Sialan! Apa yang terjadi di luar? Cari mati, ya?"

 

teriak Nando yang langsung marah.

 

Pada detik berikutnya, pintu besar terbuka hingga hancur berantakan!

 

Seseorang terlempar masuk bersama pecahan kayu, lalu jatuh ke lantai dengan keras. Tubuhnya bengkok dengan cara yang tidak wajar, wajahnya menunjukkan ketakutan luar biasa seolah-olah dia telah menghadapi sesuatu yang tak terbayangkan sebelum kematiannya.

 

"Apa yang terjadi?"

 

Nando merasa terkejut. Namun, bukannya merasa ketakutan, dia malah marah. Dia berteriak, "Siapa yang berani

 

Namun, teriakannya terhenti mendadak.

 

Darah segar terlihat mengalir masuk dari luar melalui pintu kayu yang hancur. Di luar, terlihat banyak mayat yang berserakan!

 

Semua orang terdiam dalam keterkejutan.

 

Sebuah suara dingin yang tajam memecah keheningan itu.

 

"Nando, ternyata kamu

 

Semua orang memandang dengan kaget. Adriel melangkah masuk perlahan dengan wajah dingin. Tubuhnya berlumuran darah, auranya penuh dengan niat membunuh. Dia terlihat seperti dewa kematian yang baru saja keluar dari neraka.

 

Aura ini segera membuat tubuh Nando dan anak buahnya merinding.

 

"Adriel? Bagaimana kamu bisa sampai ke sini? Tunggu, apakah si tua bangka itu yang memberitahumu?" tanya Nando.

 

Nando tampak terkejut ketika melihat Adriel.

 

Namun, beberapa saat kemudian dia kembali tenang. Dia mengangkat tangannya, memberi isyarat agar yang lain tetap tenang. Dia memandang Adriel sambil mendengus meremehkan, lalu berkata, "Adriel, awalnya aku berencana mengikuti saran ibuku untuk membiarkanmu tetap hidup. Tapi sekarang, tampaknya kamu justru datang untuk mencari kematian."

 

Dia sama sekali tidak merasa khawatir bahwa Adriel berani membunuhnya. Dalam pikirannya, Adriel hanya datang untuk menyelamatkan wanita itu.

 

Namun, itu pun tidak mungkin akan berhasil!

 

Dia merasa bahwa mengampuni Adriel sudah merupakan kelonggaran besar. Sekarang Adriel ingin menyelamatkan wanita ini?

 

Itu tidak akan terjadi!

 

Namun, di detik berikutnya, Adriel melambaikan tangannya. Sebuah kekuatan besar meledak keluar, langsung memutuskan tali yang mengikat tubuh Aurel, lalu dengan lembut membawanya ke samping Adriel.

 

"Adriel! Bunuh mereka! Kumohon, bunuh mereka semua! Meri nggak boleh mati sia-sia!" kata Aurel yang terluka sambil memegang erat lengan Adriel. Dia menangis sambil memohon.

 

"Tenang saja," balas Adriel.

 

Adriel tidak perlu bertanya lebih lanjut. Dengan teknik membaca pikiran, dia sudah mengetahui semua yang terjadi pada Aurel.

 

Ketika melihat pemandangan mengerikan di sekelilingnya, Adriel mengarahkan pandangannya kembali pada Nando. Gelombang besar kemarahan meletus dari dalam dirinya.

 

Dia tidak menyangka Nando yang menjadi dalang semua ini, tetapi itu tak masalah!

 

Ini adalah utang darah yang hanya bisa dibayar dengan darah!

 

Kematian Handi telah mengajari Adriel banyak hal, membuatnya jauh lebih matang serta tidak lagi mudah marah seperti sebelumnya.

 

Namun, pemandangan mengerikan ini membuatnya benar-benar tak bisa menahan diri.

 

Ada beberapa orang di sana, mereka semua adalah manusia!

 

Namun, beberapa lainnya adalah iblis yang terlahir dari kegelapan.

 

Terhadap iblis seperti itu, tidak boleh ada rasa belas kasihan. Iblis harus dimusnahkan!

 

"Hanya dengan kemampuanmu kamu berani mengatakan akan membunuh Pak Nando? Apa kamu nggak sadar siapa dirimu?"

 

Salah seorang pria kaya bangkit berdiri dengan sikap arogan serta berkata dengan penuh cemoohan.

 

"Siapa kamu?" tanya Adriel dengan suara acuh tak acuh.

 

"Aku? Dengar baik-baik, aku adalah putra pemilik perusahaan konstruksi terbesar di Kota Majaya. Grup Wiskita adalah milik keluargaku! Kamu..."

 

Pria itu menegakkan tubuhnya dengan angkuh.

 

Bum!

 

Adriel melepaskan energi sejatinya, langsung memenggal kepala pria itu. Bahkan saat mati, ekspresi sombong tetap terlihat di matanya.

 

"Aku sudah ingat. Grup Wiskita juga akan aku hancurkan," ujar Adriel dengan nada dingin.

 

Semua orang tampak tercengang. Mereka memandang kepala teman mereka yang sekarang sudah terpisah dari tubuhnya, tergeletak di tanah.

 

"Kamu ... Kamu benar-benar berani membunuh ! Karnu..."

 

Beberapa orang mulai gemetar ketakutan sambil menunjuk Adriel. Mereka sebelumnya merasa tak tersentuh karena percaya bahwa mengikuti Nando akan membuat mereka selalu aman, bahkan pihak berwenang tak bisa menghukum mereka.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 893 Membakar Langit ~ Bab 893 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 25, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.