Bab 894
Namun, Adriel benar-benar berani
bertindak.
"Sialan, kamu berani membunuh
temanku, kamu cari mati!"
Wajah Nando dipenuhi dengan marah.
Dia menunjuk Adriel sambil melanjutkan, "Awalnya aku ingin mengampunimu,
tapi sekarang kamu pasti mati. Kamu benar-benar akan mati. Aku..."
Wush!
Sebuah gelombang energi kembali
menyerang, membuat seorang anak buah di samping Nando langsung tewas. Darahnya
terciprat ke wajah Nando, membuat pria itu terdiam seketika.
"Kamu, bagaimana mungkin kamu
berani..."
Nando tampak tertegun. Sejak kecil,
dia selalu menjadi orang yang menindas orang lain, tak pernah ada yang berani
melawannya. Namun, sekarang melihat tatapan dingin tanpa emosi dari Adriel,
perasaan takut tiba-tiba muncul dalam hatinya.
Dia mulai merasakan sesuatu.
Adriel mungkin benar-benar berani
membunuhnya!
"Kamu gila! Ibuku adalah Elin,
penyelamatmu! Aku adalah cucu yang paling disayangi oleh leluhur kami. Kamu,
kamu, kamu nggak bisa..."
Nando mulai merasa ketakutan untuk
pertama kali dalam hidupnya. Wajahnya pucat penuh ketakutan, sementara dia
perlahan-lahan mundur.
Tiba-tiba, dia tersandung tubuh Meri
yang sudah tak bernyawa hingga terjatuh ke tanah.
"Kamu, kamu harus..."
Mata Nando tampak terbelalak, hendak
mengatakan sesuatu.
"Mati saja kamu," kata
Adriel sambil mengangkat tangannya untuk melepaskan gelombang energi mematikan
ke arahnya.
Nando berteriak dengan wajah penuh
ketakutan. Energi sejati itu bergerak dengan cepat, hampir menyentuhnya!
Bum!
Namun, sosok pria tua yang memiliki
tubuh tidak terlalu kekar tiba-tiba berdiri di depannya. Lengan bajunya
berkibar, sementara energi sejati yang dilepaskan Adriel langsung terpecah.
"Maafkan aku, Pak Nando. Aku
datang terlambat karena baru keluar dari meditasi tertutup," kata sosok
pria tua berambut putih itu.
Wajahnya tampak awet mudah, penuh
dengan ketenangan dan wibawa. Dia berdiri dengan tangan di belakang
punggungnya.
"Fendi! Ke mana saja kamu?
Sialan! Meski kamu hanya seorang tamu di keluarga, kamu nggak bisa ceroboh
seperti ini! Bagaimana bisa kamu membiarkan orang masuk begitu saja? Apa yang
kamu lakukan?" kata Nando yang memarahi Fendi tanpa memedulikan
situasinya.
Pria tua bernama Fendi yang dimarahi
seperti itu, hanya bisa menunjukkan ekspresi tidak berdaya. Dia tidak berani
membantah, hanya berujar, "Izinkan aku membunuh orang ini dulu, baru aku
akan meminta maaf padamu."
Setelah mengatakan ini, dia
mengalihkan tatapan dinginnya ke aralı Adriel, lalu berkata, "Kamu benar
-benar berani menantang keluarga Forez ... "
Suara Fendi tidak keras ketika
mengatakan ini, tetapi di telinga Adriel, ini terdengar seperti gemuruh yang
memekakkan!
"Kamu benar-benar akan mati
sekarang! Fendi adalah master puncak tingkat empat! Aku akan membuatmu
melihatku memperkosa wanita ini di depanmu, lalu meremukkan tulangmu satu per
satu untuk membakar tubuhnya menjadi abu!" kata Nando kembali
menyombongkan diri setelah merasa ada yang mendukungnya.
Ini adalah master puncak tingkat
empat!
Menurut Nando, master puncak tingkat
empat saja sudah lebih dari cukup untuk menghancurkan Adriel sepenuhnya!
Namun, saat itu sebuah suara dingin
tiba-tiba terdengar, "Nando, Pak Adriel adalah tamu kehormatan keluarga
Juwana. Aku mau lihat apa kamu berani menyentuhnya!"
Suara itu diikuti dengan kehadiran
Nancy yang berjalan memasuki ruangan. Wajahnya dipenuhi kemarahan saat dia
menatap Nando, seolah-olah ingin menghancurkannya.
Dia lagi!
Jika bisa, Nancy ingin sekali
mencabik-cabik Nando!
Pria ini hanya bisa membuat masalah!
Sekarang dia berani mengganggu wanita
Adriel.
Masalah besar pasti akan terjadi!
"Nancy?"
Nando memandangnya tanpa rasa takut,
malah dengan penuh kesombongan dia berkata, "Teman keluarga Juwana kalian
nggak ada artinya bagiku. Meski kamu adalah keturunan langsung keluarga besar,
aku tetap akan membunuhnya!"
"Aku satankan kamu pergi
sekarang, atau nyawamu pun bisa ikut terancam!" lanjut Nando dengan nada
angkuh, sama sekali tidak menghiraukan Nancy.
Nancy membalas dengan nada dingin,
"Bagaimana kalau Pak Adriel adalah teman leluhur keluarga Juwana? Apa kamu
tetap berani membunuhnya ?"
Ketika mendengar kata-kata ini, semua
orang terkejut, menghirup napas dalam-dalam!
Nancy tak mungkin berani memakai nama
leluhur keluarga Juwana hanya untuk mengancam. Jika dia benar-benar berbicara
jujur, Adriel memang memiliki hubungan dekat dengan leluhur keluarga Juwana!
Bahkan Fendi pun terlihat ragu-ragu.
Teman leluhur keluarga Juwana adalah
hal yang berbeda dari teman Kalvin, kepala keluarga Juwana saat ini. Dia tak
berani menyinggung leluhur keluarga Juwana...
"Pak, bagaimana kalau 11
Fendi berbisik pada Nando sambil
menatapnya, mencoba membujuknya untuk mundur. Berselisih dengan leluhur
keluarga Juwana hanya karena Adriel tidaklah sepadan.
Plak!
Nando menampar Fendi, lalu berteriak
marah, "Apa pentingnya leluhur keluarga Juwana? Aku ini cucu keluarga
Forez! Meski aku membuat masalah besar, leluhurku akan tetap
melindungiku!"
"Aku nggak percaya kalau leluhur
keluarga Juwana akan berperang dengan keluarga Forez hanya karena seorang
Adriel!" tambah Nando.
Fendi hanya bisa diam, tak berani
membantah lagi.
Jika ini diucapkan oleh anak dari
keluarga lain, dia tidak akan peduli sama sekali. Namun, ini adalah Nando
Forez....
Fendi tidak berani mengabaikannya!
Nancy yang menjadi cemas, hendak
berkata lebih banyak.
Namun, Adriel tiba-tiba
menghentikannya, lalu berkata dengan tenang, "Kejadian hari ini bukan
urusan keluarga Juwana."
Nancy menjadi makin cemas. Dia
berkata, "Itu adalah Nando. Kalau kamu membunuhnya, bahkan leluhurku pun
sulit untuk menjelaskan. Selain itu, ada ahli yang lebih kuat darimu di
sini!"
Adriel melangkah maju tanpa gentar,
lalu berujar, Aku tahu."
Di tengah tatapan terkejut dan putus
asa dari Nancy, Adriel menatap dingin ke arah Fendi sembari berkata,
"Kamu, majulah dan terima kematianmu!"
No comments: