Bab 896
"Tapi kamu lupa, leluhur
keluarga Forez kalian dulunya hanyalah rakyat jelata! Orang yang lebih berkuasa
dari kalian bisa menjatuhkanmu, menjatuhkan keluargamu dari puncak ke jurang,
membuat hidup kalian lebih buruk dari kematian!" bentak Adriel.
"Hanya dengan kekuatanmu?"
kata Nando sambil tertawa terbahak-bahak. Matanya penuh dengan ejekan.
Orang yang sudah lama berada di
posisi tinggi sering merasa dirinya berbeda dari rakyat biasa, seolah mereka
tinggal dalam dua dunia yang berbeda. Mereka merasa dirinya adalah makhluk yang
lebih unggul, menganggap kehidupannya yang penuh kekuasaan akan berlangsung
selamanya.
Nando tidak percaya Adriel bisa
menjatuhkannya Apa lagi berpikir bahwa Adriel bisa membunuhnya hari ini!
"Ya, hanya dengan kekuatanku!
Aku bukan seorang pahlawan, aku nggak mau bicara soal menegakkan keadilan. Tapi
hari ini, aku akan menuntut keadilan bagi gadis-gadis yang mati secara tragis
ini!" balas Adriel.
"Kalau orang lain nggak bisa
memberikan keadilan ini, aku yang akan memberikannya! Kalau orang lain nggak
bisa menghukummu, aku yang akan melakukannya!" teriak Adriel dengan penuh
amarah. Tubuhnya meluncur maju seperti peluru!
Ketika seorang rakyat biasa melihat
ketidakadilan, dia akan bangkit dengan kemarahan sambil mencabut pedangnya!
Dunia ini penuh ketidakadilan, maka
mereka akan membunuh sampai adil!
"Berpura-pura menjadi pahlawan
keadilan, sangat lucu," ujar Fendi.
Fendi menatap Adriel dengan pandangan
menghina. Bagi orang-orang yang berani melawan kekuasaan, mereka semua akan
mati, tidak ada pengecualian.
Hasil akhir Adriel pun tidak akan
berbeda!
Begitu dia selesai bicara, Fendi
melompat, tubuhnya bergerak seperti daun tertiup angin. Gerakannya tak bisa
ditebak, cepat dan gesit. Dengan gerakan ringan, dia muncul di depan Adriel,
lalu melayangkan satu pukulan!
Bum!
Tiba-tiba, sebuah tangan raksasa
sebesar lebih dari satu meter yang terbuat dari energi sejati muncul di udara!
Bahkan sebuah mobil pun akan dihancurkan dengan pukulan itu. Sekarang, tangan
raksasa itu akan menghancurkan Adriel menjadi serpihan!
"Potong!"
Tanpa ragu, Adriel mencabut pedang
gioknya, memancarkan cahaya pedang yang terang. Dia seakan-akan memegang pedang
panjang, mengayunkannya di udara!
Dalam sekejap, ratusan pancaran
energi pedang kecil melesat menuju tangan raksasa itu.
Bum!
Tangan raksasa dari energi sejati itu
langsung tertembus ratusan lubang, lalu hancur berkeping - keping!
"Bagaimana mungkin?" teriak
Fendi dengan kaget.
Dia sama sekali tidak meremehkan
Adriel, langsung menggunakan tingkat puncak seni bela diri, Pukulan Awan.
Namun, ini dengan mudah dihancurkan
oleh Adriel!
Hanya saja, Fendi tak punya waktu
untuk berpikir panjang.
Setelah ratusan pancaran energi
pedang kecil itu berhasil menghancurkan Pukulan Awan, ia terus melesat menuju
Fendi!
Melihat itu, Fendi merasa marah, lalu
berteriak, Apa kamu pikir perbedaan tiga tingkat ini nggak ada artinya? Kamu
hanya seorang master puncak tingkat satu, berani-beraninya bertingkah sombong!
Hancurlah!"
Fendi mengibaskan lengan bajunya,
melepaskan ledakan energi sejati yang dahsyat, yang berubah menjadi ratusan
tangan yang menghancurkan semua pancaran energi pedang itu. Kemudian,
bayangan-bayangan tangan itu terbang ke arah Adriel!
Dalam sekejap, Adriel dikelilingi
oleh bayangan- bayangan tangan yang tak terhitung jumlahnya. Dia menggunakan
pedang kesempurnaan hingga batas maksimalnya. Pedang dan bayangan tinju saling
bertabrakan, menciptakan pemandangan yang begitu cepat hingga sulit diikuti
oleh mata telanjang.
Tampaknya Adriel terjebak dalam
serangan bayangan tangan yang melingkar di sekelilingnya, membuatnya tidak bisa
bergerak!
"Adriel!"
Nancy menyaksikan ini dengan cemas.
Adriel baru saja pulih, tetapi sekarang harus melawan master puncak tingkat
empat. Ini terlalu sulit. Selain itu, dia tampaknya berada di posisi yang tidak
menguntungkan.
Jika Adriel sampai kalah, Nando pasti
tidak akan menunjukkan belas kasihan dan langsung membunuhnya!
"Kamu masih mau bicara soal
keadilan? Akulah keadilan mau melawanku? Aku hanya butuh sedikit kekuatan untuk
menghancurkanmu !" kata Nando dengan angkuh.
Genius apanya? Kerja keras apanya?
Bagi Nando, semua ini tidak berarti apa-apa di hadapan kekuasaannya.
Dalam pandangannya, Adriel hanyalah
seorang genius lain yang akan mati di tangannya.
"Pak Nando, tunggulah sebentar.
Aku akan segera mengambil kepalanya sekarang!" kata Fendi sambil tersenyum
meremehkan.
Setelah mengatakan ini, Fendi
melompat ke depan, menatap Adriel yang terjebak dalam bayangan tinju, lalu
berkata dengan senyum merendahkan di wajahnya, "Dia hanya bisa menahan
beberapa serangan dari Sugi karena menggunakan ilmu rahasia. Tapi ilmu rahasia
itu nggak bisa digunakan berkali-kali."
No comments: