Terima kasih bagi yang langsung donasi, ini jadi bisa bel 20 bab..
Bab 900
"Sudah di ambang kematian, masih
saja begitu percaya diri."
Pada saat itu, terdengar suara
lembut.
Itu adalah Adriel yang berjalan
mendekat perlahan.
Ketika semua orang melihat Adriel
yang berlumuran darah, hati mereka bergetar ketakutan. Mereka secara refleks
membuka jalan untuknya.
"Pengecut semua! Apa yang kalian
takuti? Ada aku di sini!" teriak Nando.
Nando langsung tersulut emosi saat
melihat ini, tetapi langkah demi langkah Adriel yang mendekat seolah-olah
menghantam langsung ke jantungnya, membuat tekanan di hatinya makin tak
tertahankan.
Namun, dia masih menolak untuk
menyerah Dengan tatapan penuh kebencian, dia berkata, " Adriel, jangan
coba-coba menakutiku. Kamu pasti tahu apa artinya diriku bagi keluarga Forez!
Membunuhku berarti kamu bermusuhan dengan seluruh keluarga Forez! Kalau kamu
segera pergi sekarang, mungkin leluhur keluarga akan memaafkanmu demi keluarga
Juwana, lalu memberimu kesempatan hidup!"
Dia tidak mampu menahan tekanan itu,
hampir ingin menyerah. Namun, karena kebiasaannya bersikap sombong, bahkan
ketika menundukkan kepala, Nando terdengar seperti sedang mengancam!
"Tutup mulutnu!" bentak
Nancy yang sangat marah padanya.
Kemudian, Nancy buru-buru berpaling
ke arah Adriel, lalu berkata dengan penuh kekhawatiran, " Pak Adriel,
tolong tenanglah dulu. Dia hanya seorang anak manja, kemarahanmu nggak sepadan!
Kalau kamu benar-benar marah, suruh saja dia berlutut dan memohon padamu. Hajar
dia, atau bahkan patahkan kakinya, keluarga Juwana bisa menanggung akibatnya!
Dia nggak boleh dibunuh, sungguh nggak boleh dibunuh!"
Ketika Aurel mendengar hal itu,
wajahnya berubah menjadi pucat. Baru saat itu dia menyadari betapa pentingnya
Nando di mata Nancy, sampai-sampai bahkan keluarga Juwana tidak bisa melindungi
Adriel jika Nando tersinggung!
Namun, ketika melihat mayat Meri dan
yang lainnya, ekspresi keteguhan tiba-tiba muncul di wajah Aurel.
"Adriel, ini nggak ada
hubungannya denganmu! Biar aku yang membalaskan dendam untuk Meri dan yang
lainnya. Bahkan kalau aku harus mati bersama iblis ini, aku rela!" kata
Aurel.
Setelah mengatakan ini, Aurel
menggertakkan giginya sambil melangkah maju.
"Adriel nggak boleh membunuhnya.
Biar aku yang melakukannya!" pikir Aurel.
Meski dia harus ikut hancur
berkeping-keping, Nando harus mati!
Namun, pada saat itu Adriel
mengangkat tangannya. Sebuah gelombang kekuatan mendorong Aurel menjauh.
"Kamu..."
Aurel merasa terkejut, tetapi saat
matanya bertemu dengan tatapan tenang Adriel, dia langsung terdiam. Adriel
menjelaskan, "Kamu adalah wanitaku, tentu saja aku akan melindungimu.
Nggak pantas bagimu mengorbankan diri untuk sampah seperti dia."
Setelah berkata demikian, Adriel
berjalan menuju Nando.
Kalimat itu membuat Aurel tak bisa
berkata-kata lagi. Dia hanya bisa memandang Adriel yang melangkah tanpa ragu,
matanya mulai basah. " Adriel..."
Sudah lama hatinya menjadi milik
Adriel. Aurel bahkan rela mati demi pria itu!
Namun, sekarang saat melihat Adriel
yang tak ragu untuk maju, Aurel menghapus air matanya dengan keras, tersenyum
bangga dan penuh keindahan, lalu berujar, "Kamu memang layak menjadi
lelaki pilihanku! Pergilah!"
"Meski kamu mati, aku akan
mengikutimu! Kalau bisa mati bersamamu, itu adalah kebahagiaan bagiku!"
lanjut Aurel
Pada saat ini, Nando sudah kehilangan
semua perlindungan. Dia menatap Adriel yang makin dekat, lalu mundur dengan
cepat sambil mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Elin meminta bantuan. Dia
berteriak dengan marah pada para pemuda kaya di sekitarnya, "Apa yang
kalian lakukan? Cepat kemari lindungi aku!"
Namun, para pemuda itu hanya
menundukkan kepala, menjauhkan diri mereka.
Saat senang mereka akan menikmatinya
bersama, tetapi saat menghadapi bahaya, mereka tidak ada yang mau terlibat.
"A... Adriel, tenanglah dulu.
Aku minta maaf, oke? Ini pertama kalinya dalam hidupku aku mengakui
kesalahan!" kata Nando ketakutan.
Ketika melihat Adriel yang makin
mendekat, Nando benar-benar panik. Dengan gemetar dia berkata, " Bukankah
itu hanya beberapa wanita saja? Aku memang salah karena mempermainkan mereka
sampai mati! Tapi aku sungguh nggak tahu kalau mereka ada hubungan
denganmu!"
"Aku bisa menggantinya, seratus,
bahkan seribu wanita! Bagaimana? Kamu membunuhku nggak akan menghidupkan mereka
kembali. Kamu juga akan dibalas oleh keluarga Forez. Kamu juga akan mati. Aku
bisa memberi kompensasi uang yang banyak pada keluarga mereka," lanjut
Nando.
Mendengar semua ini, Nancy menghela
napas panjang dengan wajah putus asa.
Nando ini... betapa bodohnya dia!
No comments: