Membakar Langit ~ Bab 908

 

Bab 908

 

Dia tidak pernah membicarakan hal-hal ini dengan orang lain. Namun, Adriel bisa menebaknya. Hal ini membuatnya merasa kagum dengan Adriel. Dia pun berkata, "Aku masih nggak mengerti. Kalau kamu baru menebak semua ini, kenapa kamu berani membunuh Nando?"

 

"Seharusnya kamu masih punya trik lain.."

 

Dugaan-dugaan ini hanya muncul ketika Adriel memasuki lapangan. Sebelumnya, dia tidak mengetahui informasi ini.

 

Mengapa Adriel berani menyerang Nando?

 

Dia memandang Adriel dengan tatapan bingung sambil berkata, "Sebenarnya kamu punya trik apa, sehingga membuatmu begitu yakin bahwa kamu bisa bertahan hidup?"

 

Namun, Adriel hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada trik apa pun."

 

"Apa?"

 

Elin tertegun, lalu berkata dengan tegas, "Nggak mungkin! Tanpa trik itu, bukankah kamu akan mati?

 

"Mati, ya, mati!" jawab Adriel dengan singkat dan tegas.

 

Elin terkejut. Dia menatap Adriel dengan tenang dan berkata, "Aku bukan dewa, jadi mana mungkin aku punya banyak trik dan alasan?"

 

"Aku menjalani hidup dengan sederhana. Kalau ingin hidup, ya, hidup. Kalau ingin mati, ya, mati."

 

"Di mana ada keadilan, aku akan pergi meskipun ada jutaan orang."

 

Ucapan ini sederhana, tetapi mencerminkan kesadaran akan hidup dan mati.

 

Hidup dan mati adalah hal yang tidak dapat dihindari. Jadi, tinggal bagaimana seseorang memilih untuk mati mencerminkan karakternya !

 

Melihat sikap Adriel yang tenang dan santai dalam menghadapi hidup dan mati, membuat Elin tertegun selama beberapa saat. Masa depan Adriel sangat cerah, apakah pantas dia melakukan semua itu hanya untuk wanita biasa?

 

Namun, saat hendak bicara, Elin melihat pandangan tegas dan murni dari Adriel, sehingga membuatnya menelan kembali perkataannya.

 

Dia menatap Adriel dengan eskpresi rumit. Ada rasa kagum, bingung, dan sedikit kesedihan dari tatapannya.

 

"Bagus sekali kalimatnya. Kalau ingin hidup, ya, hidup. Kalau ingin mati, ya, mati."

 

"Keberanian yang luar biasa... "

 

Suara Elin terdengar rendah. Jika waktu itu dirinya memiliki keberanian seperti ini, mungkin dia tidak akan sesengsara ini selama bertahun-tahun...

 

Dia menatap Adriel dengan tatapan dalam dan berkata, "Nggak sederhana. Kamu memang pantas menjadi orang yang kusukai."

 

"Apa yang kamu suka dariku?"

 

Mendengar kata-kata itu, Adriel sedikit terkejut. Dia sudah menebak semuanya, tetapi dia tidak menduga bahwa Elin akan mengatakan hal itu!

 

Mengapa dia bisa menyukai dirinya?

 

"Eh, tunggu sebentar. Kamu mau apa?" kata Adriel dengan kaget saat melihat Elin membuka bajunya dengan santai.

 

Adriel agak tidak siap.

 

Apakah ini ucapan terima kasihnya?

 

Tidak perlu semeriah ini!

 

Namun beberapa saat kemudian, dia sedikit terkejut.

 

Elin memperlihatkan bahunya yang putih, tetapi ada pola yang menawan dan aneh di bahunya...

 

"Itu..."

 

Adriel melihatnya dengan bingung.

 

"Ini adalah lambang keluarga."

 

Seolah-olah tahu apa yang ingin ditanyakan Adriel, Elin mendongak menatapnya dan perlahan berkata, "Bukan milik keluarga Forez."

 

"Ini adalah lambang keluarga ayah kandung Nando!

 

"Hm?"

 

Adriel memicingkan matanya. Di tubuh Elin, ada lambang keluarga ayah kandung Nando? Elin seakan diperlakukan seperti barang milik seseorang!

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 908 Membakar Langit ~ Bab 908 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 25, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.