Bab 915
Kalau bukan karena wajahnya yang
memerah, tidak ada yang bisa tahu bahwa dia baru saja mengalami pertempuran
hebat!
"Setelah ini aku akan memberi
tahu keluarga bahwa kamu telah mempersiapkan racun yang ditujukan untuk energi
darah dan tanpa sengaja malah mengaktifkan kutukanku. Kamu telah mengalami
pertempuran sengit, lalu berhasil menyelamatkan diri," kata Elin.
Elin dengan cepat kembali menjadi
dirinya yang cerdik dan licik. Dengan tatapan yang berkilauan, dia berkata,
"Selain itu, kalau kamu kena tangkap, mereka pasti akan menyiksamu dengan
penyiksaan yang kejam. Aku sarankan kamu untuk nggak menyebut namaku..."
"Tentu saja, nggak masalah kalau
kamu mengkhianatiku, karena pada akhirnya orang yang akan menyesal adalah
kamu," lanjut Elin.
Adriel merasa lucu, wanita ini
benar-benar ahli mengubah ekspresinya.
Turun dari tempat tidur, bukan, turun
dari sofa malah tidak mengenal orang lagi.
Adriel merasa dirinya cukup sombong,
ternyata setelah dibandingkan dengan Elin, dirinya termasuk baik
"Kamu ini, setidaknya aku ini
selingkuhannmu. Kalau kamu hamil, itu adalah ayah dari anakmu. Apa kamu ingin
anakinu lahir tanpa seorang ayah? Kenapa kamu nggak mencari cara untuk
melindungiku? " Kata Adriel
Adriel menggelengkan kepalanya dengan
sinis. Dia sangat tidak suka dengan tindakan Elin yang tidak mengakuinya lagi
setelah selesai berhubungan.
"Sudah kubilang, aku nggak bisa
membantumu.
Semua ini karena kamu sendiri yang
cari mati," kata Elin.
Elin melanjutkan perkataannya tanpa
ekspresi, " Nggak ada seorang pun di Sagheru yang bisa melindungimu,
termasuk keluarga Juwana. Kamu sudah nggak punya tempat tinggal di Sagheru lagi,
kalau kamu pintar, kamu harus segera tinggalkan tempat ini tanpa ragu."
"Kembalilah setelah aku mencapai
puncak nanti," kata Elin.
"Kamu nggak perlu khawatir
tentang ini, aku tahu batasanku sendiri," jawab Adriel.
Adriel berkata dengan lembut bahwa
dirinya masih memiliki banyak hal yang harus dilakukan di sini. Terutama
tentang Yunna, Adriel tidak mungkin menyerah.
Elin mengernyitkan keningnya dan
tidak berbicara lagi.
Saat ini dirinya tidak mungkin
membantu Adriel, tetapi kalau Adriel ingin mencari mati, dirinya juga tidak
akan memedulikannya lagi.
Dia bukanlah wanita yang akan jatuh
cinta setelah tidur satu kali dengan seorang pria.
Dia hanya mengumpulkan tulang Nando
dengan energi sejatinya, lalu menatanya di atas tanah dan dengan susah payah
membentuknya menjadi sosok manusia.
Lalu dia duduk di sana, seolah-olah
merenungkan perasaan sedih dan berusaha meneteskan beberapa tetes air mata
buaya.
"Kamu berubah dengan cepat...
" kata Adriel.
Mulut Adriel berkedut.
Tampaknya wanita ini sudah menerima
pelajaran dari masalah yang dia tunjukkan. Nanti dia akan menampilkan adegan
berduka di depan semua orang...
"Pergilah!" Elin berkata
dengan tidak sabar.
"Ya sudah," kata Adriel.
Adriel sudah merasa puas membunuh dan
bermain, lalu berdiri dan berjalan ke samping jendela.
Sebelum pergi, Adriel berbalik dan
berkata, "Oh, iya, Nona Elin, kamu sangat menggoda. Kalau kali ini nggak
jitu, aku senang membantumu lagi."
"Pergilah!" kata Elin
sambil mengayunkan tangannya, lalu sebuah energi pedang melanda.
Adriel melompat ke bawah.
Adriel adalah master puncak tingkat
satu, ditambah dengan bantuan tubuh tingkat puncak, dia tidak akan mati
terjatuh meskipun melompat dari lantai delapan.
Dia melarikan diri dari sini karena
Elin yang sedang keracunan, semuanya terlihat masuk akal...
Saat ini, Elin melihat sekelilingnya
dan akhirnya tatapannya terfokus pada sofa yang digunakan oleh Adriel untuk
bercinta tadi. Lalu dia mengangkat tangannya dan melepaskan energi sejatinya
sehingga membuat sofa itu hancur berkeping- keping!
Lalu dia melihat ke arah jendela yang
pecah, matanya sedikit berkedip sambil berkata, "Aku sudah berkata sejauh
ini, aku harap kamu bisa segera sadarkan diri dan jangan cari mati lagi..
Setelah itu dia mengambil napas
dalam-dalam untuk menenangkan dirinya. Lalu dia melihat wajahnya di kaca
jendela dengan sedikit kesedihan, matanya mulai merah dan dia berteriak dengan
keras, "Seseorang ke sinilah!"
Ini adalah teriakan dari master
puncak tingkat delapan. Suaranya bergema seperti guntur dan seketika terdengar
ke lantai tujuh.
No comments: