Bab 921
"Kamu pikir aku nggak berani,
ya?" tanya Riko sambil tertawa dingin. Dia melanjutkan, "Aku mewakili
keluarga Gunawan untuk memberikan penghormatan pada leluhur keluarga Forez.
Setelah membunuh Adriel, leluhur keluarga Forez tentu akan membalas budi. Di
masa depan, aku bukan hanya menantu keluarga Gunawan, tapi juga tamu kehormatan
keluarga Forez. Apa kamu mengerti?"
Pria gemuk itu menelan ludah dengan
susah payah. Saat ini, keluarga Gunawan berada dalam masa kritis karena
perebutan posisi pewaris keluarga.
Kepala keluarga Gunawan, Hansen,
sudah tua. Namun, karena tidak memiliki anak, dia enggan menyerahkan kekuasaannya
hingga terus memegang posisi kepala keluarga.
Orang-orang di bawah pasti akan naik
ke puncak. Sekarang posisi Hansen sudah tidak stabil lagi, bahkan leluhur
keluarga pun memiliki pendapat berbeda.
Pergantian kepala keluarga Gunawan
akan segera terjadi.
Jika Riko bisa mendapatkan dukungan
dari keluarga Forez, keseimbangan kekuasaan yang rapuh bisa berubah. Dalam
situasi penuh ketegangan ini, setiap perubahan kecil bisa menentukan siapa yang
akan menjadi kepala keluarga berikutnya!
Tentu saja, syaratnya adalah Adriel
harus mati!
Sekarang tampaknya Riko sudah
sepenuhnya yakin akan kemenangannya. Jika tidak, dari mana datangnya keberanian
untuk bersikap begitu sombong ini?
Dia sudah bertahun-tahun menjadi
menantu keluarga Gunawan, ditekan begitu lama. Sekarang setelah mendapatkan
kesempatan, dia ingin bangkit, menjadi majikan di rumah sendiri.
"Baiklah, aku akan segera
mengatur satu untukmu, " ujar pria gemuk itu sambil tersenyum dengan susah
payah.
Namun, pada saat berikutnya, bibirnya
sedikit berkedut ketika mendengar Riko berkata dengan tenang, "Aku mau
dua!"
Sambil mengatakan ini, sudut bibir
Riko menunjukkan senyum dingin, "Bagaimanapun juga, setelah Adriel mati,
aku juga akan mendapatkan dukungan dari leluhur keluarga Forez. Segalanya
berjalan dengan baik, jadi kenapa nggak meraih semua kebahagiaan dalam satu
waktu? Hari ini, adalah hari keberuntungan ganda!"
"Baik..."
Pria gemuk itu menunjukkan rasa
hormat yang mendalam, lalu menutup pintu mobil.
Sambil mengusap keringat penuh minyak
di dahinya, dia menyadari dengan penuh keterkejutan bahwa Riko bukan hanya
ingin balas dendam, tetapi dia juga ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk
bangkit seperti naga yang keluar dari laut dan terbang tinggi ke langit!
Iring-iringan mobil mewah melaju
keluar dari bandara. Riko duduk di kursi belakang, matanya memandang lalu
lintas di luar jendela sambil tersenyum dingin. Dia bergumam, "Adriel, ada
begitu banyak orang ingin membunuhmu, bagaimana bisa kamu nggak mati?"
Selain mereka, ada juga keluarga
Millano, Eric dari keluarga Herion, Junet, serta Sugi yang bersembunyi di balik
bayangan.
Tak hanya itu, para putra dari
keluarga terkemuka yang dibunuh oleh Adriel di Klub Platinum juga terlibat.
Hari itu, semua orang berkumpul untuk
berdiskusi. Satu-satunya topik yang dibicarakan adalah Adriel.
Tatapan mata mereka yang penuh
kebencian mencari sosok Adriel di kota ini.
Berbagai kekuatan mengulurkan tangan
mereka, saling bekerja sama membentuk jaring besar yang menutupi seluruh
Majaya.
Kota itu penuh dengan arus bawah yang
bergejolak, seolah-olah berubah menjadi medan permainan perburuan yang kejam.
Berbagai kekuatan untuk pertama kalinya bekerja sama dalam skala besar, hanya
untuk memburu Adriel!
Namun, pada saat itu Adriel hanya
ingin makan terlebih dahulu.
"Aku pikir salah satu hal
terpenting dalam hidup adalah makan. Menurutku sayuran lebih enak daripada
nasi, ikan lebih enak daripada sayuran, daging lebih enak daripada ikan. Orang
harus makan sampai kenyang agar bisa hidup dengan baik. Bagaimana
menurutmu?" ujar Adriel.
Adriel mengambil sepotong daging yang
direbus, lalu memasukkannya ke dalam mulut. Di hadapannya, ada meja penuh
dengan hidangan lezat yang terlihat sangat menggugah selera.
Namun, wajah Tanto yang ada di
depannya tampak seakan hampir menangis. Dia berkata, "Bos, Tuan, Ayah,
Kakek, kumohon, jangan main-main denganku! Aku hanya orang kecil, nggak pantas
menemani makan malam terakhirmu!"
Siapa yang tahu betapa takutnya dia
ketika Adriel memanggilnya. Saat ini, Adriel adalah musuh publik seluruh
Majaya!
"Bagaimana bisa dia berani
muncul di hadapan umum? Lebih buruk lagi, kamu muncul, tapi kenapa harus
melibatkan aku? Aku benar-benar tidak bersalah!" pikir Tanto.
Meski telah menyesalinya berkali-kali
karena pernah menyinggung Adriel, tidak ada penyesalan yang sebanding dengan
apa yang dia rasakan sekarang. Jika bisa, Tanto hanya ingin kembali ke masa
lalu untuk menampar dirinya sendiri.
Selain itu, di saat-saat hidup dan
mati seperti ini, kenapa Adriel tidak segera melarikan diri, tetapi malah
mencarinya?
Di saat para tokoh besar sedang
memburu Adriel, Tanto yang merasa tidak ada gunanya Adriel mencarinya dirinya,
yang hanya ikan kecil ini.
Bagi yang ingin menambah bab lagi, silahkan donasi ya, ke Dana 089653864821. Akun nya terkoneksi ke apk novel, yang berbayar 14K + pajak untuk 100 coin. 1 bab seharga 8 coin.
No comments: