Bab 922
Adriel mencicipi dua suap makanan,
meletakkan sendoknya, lalu berkata dengan menyesal, "Rasanya biasa saja.
Sayang sekali kamu belum pernah makan di Kembang Setaman Resto di Kota Silas.
Makanan di sana benar-benar luar biasa. Tapi jangan pernah makan masakan yang
dibuat oleh pemiliknya, kecuali kamu punya kekuatan seorang mahaguru. Karena
makanan itu terlalu kuat untuk bisa ditahan.
"Benar, Bu Wendy!"
Ketika mendengar ini, mata Tanto
langsung berbinar. Dengan penuh semangat dia berkata, " Bos, bagaimana
kalau kamu segera pergi menemui Bu Wendy? Mungkin dia bisa menyelamatkanmu
!"
Wendy memiliki kekuatan yang sangat
misterius. Dalam pandangan Tanto, satu-satunya jalan keluar bagi Adriel
sekarang adalah melarikan diri dari Majaya, mencari perlindungan dari Wendy.
Ini adalah kartu truf terakhir Adriel!
Adriel menjawab dengan tenang,
"Kenapa harus merepotkan Bu Wendy untuk masalah kecil seperti Ini?"
"Apa?"
Tanto tertegun. Jika tidak mencari
bantuan Wendy, lalu apa yang akan dilakukan Adriel?
"Ayo pergi."
Adriel melemparkan setumpuk uang ke
atas meja, lalu berdiri untuk pergi.
Wajah Tanto tampak penuh kepahitan.
Dia benar benar tidak ingin pergi bersama Adriel. Namun, melihat Adriel sudah
berjalan keluar, dia tidak punya pilihan selain menampar dirinya sendiri.
Sekali lagi dia mengutuk dirinya karena dulu pernah menyinggung Adriel.
Sekarang dia hanya bisa mengenakan
kacamata hitam, memakai topi, serta lengan yang patah masih tergantung di
lehernya. Dia berjalan keluar dengan gemetaran.
Untungnya, tampaknya tak ada yang
menduga bahwa Adriel masih berani muncul di kota. Sebagian besar orang telah
ditempatkan di pintu keluar tol, bandara, stasiun kereta, bahkan pelabuhan,
untuk berjaga-jaga agar Adriel tidak melarikan diri.
Menurut pandangan mereka, Adriel
pasti hanya bisa kabur.
Di luar, mobil Tanto sudah terparkir.
Dia segera maju, membukakan pintu mobil untuk Adriel.
Namun, Adriel malah langsung duduk di
kursi pengemudi. Tanto tak punya pilihan lain selain duduk di kursi penumpang
dengan hati berdebar - debar. Dia bertanya dengan penuh kecernasan, "Bos,
sebenarnya kamu mau kemana?"
"Nanti kamu akan tahu,"
jawab Adriel sambil menyetir mobil.
Namun, setelah mengemudi beberapa
saat, Adriel tiba-tiba menginjak rem dengan keras. Di depan mereka, sebuah
mobil telah memblokir jalan mereka.
Seorang pemuda bertubuh kekar turun
dari mobil, lalu berdiri di tengah jalan.
Di bawah sinar matahari, kulitnya
tampak seperti logam berwarna perunggu tua, dengan otot-otot yang menonjol,
menunjukkan bahwa tubuhnya sangat kuat. Saat ini, dia berdiri di sana seperti
menara besi yang menghalangi jalan.
Dia menatap Adriel yang berada di kursi
pengemudi melalui kaca depan dengan wajah penuh kegembiraan.
"Aku benar-benar beruntung.
Hanya berjalan-jalan saja aku langsung bertemu denganmu. Selama aku membunuhmu,
nggak, meski hanya menahanmu sebentar saja, keluarga Forez pasti akan memberiku
hadiah besar!" kata pria kekar itu.
"Adriel! Turunlah dari mobil dan
terimalah kematianmu!"
Teriakan keras pria itu menggemuruh
seperti guntur, langsung menarik perhatian lalu lintas di sekitar mereka.
Namun, tak seorang pun berani menonton terlalu lama. Mereka buru-buru memberi
jalan, menghindari tatapan, seolah-olah pria itu memiliki reputasi yang sangat
mengerikan.
Ketika melihat pria itu, Tanto
langsung menarik napas dingin, lalu berkata dengan suara gemetaran, "Bos,
itu Luxio Dani! Dia seorang master puncak tingkat dua. Tapi dia bukan hanya
ahli biasa, dia berada di peringkat ke-15 dalam Daftar Genius!"
Daftar Genius!
Daftar ini berisi para ahli muda
berusia di bawah 30. tahun. Siapa pun yang bisa masuk ke dalam daftar ini,
kekuatan mereka luar biasa. Bertarung dengan lawan yang lebih kuat adalah hal
biasa untuk mereka.
Meski Luxio tampak hanya berada di
master puncak tingkat dua, setiap hari dia bertarung dengan binatang buas di
pegunungan, menantang para ahli di berbagai tempat, selalu membuat masalah.
Para ahli lokal di Majaya membencinya, tetapi dia masih bisa hidup dengan baik.
Banyak master puncak tingkat dua, bahkan beberapa master puncak tingkat tiga
yang tewas di tangannya!
Adriel mungkin tidak takut, tetapi
begitu dia ditahan, pasti akan ada lebih banyak orang yang datang untuk
mengepungnya.
Adriel menjilat bibirnya sembari
berkata, "Tahukah kamu apa yang lebih enak daripada daging?"
"Apa?"
Tanto tertegun sejenak, tertawa
dengan getir, lalu berpikir, "Di saat seperti ini, kamu masih saja
memikirkan soal makanan yang tadi kamu bicarakan?"
Namun, kata-kata Adriel yang
terdengar santai dan penuh arti membuat Tanto merinding.
"Yang lebih enak daripada daging
adalah manusia... "kata Adriel sambil melangkah turun dari mobil, lalu
berjalan dengan langkah besar ke arah Luxio.
No comments: