Bab 929
"Hentikan!"
Deka tiba-tiba berteriak.
Ketika Zalmi mendengar ini, dia
langsung menghentikan gerakan tangannya tanpa sadar. Dia sudah lama terbiasa
menuruti perintah Deka.
Namun, dia menarik kekuatannya
terlalu cepat dan mendapat serangan balik dari kekuatannya sendiri. Hal ini
menyebabkan energi dan darahnya melonjak seketika.
"Pak Deka, apa yang kamu...
"
Zalmi menatap Deka dengan ekspresi
terkejut.
Bukan hanya Zalmi, tetapi orang yang
lain juga terpaku di tengah tatapan mereka yang kebingungan.
Deka tiba-tiba batuk dan mengeluarkan
dahak berdarah. Akan tetapi, pria itu mengangkat tangannya untuk menghentikan
keraguan semua orang, lalu menatap Adriel dengan wajah terkejut dan berkata,
"Kamu, kamu..."
"Kakek, ada apa? Cepat bunuh
dia, jangan ragu- ragu lagi!"
Ergo segera menambahkan, "Dia
berani menyandera Kakek, bahkan Pak Gary pun nggak akan membiarkannya!"
Menurut Ergo, Deka tidak melakukan
apa-apa karena mempertimbangkan Gary. Deka tidak ingin Adriel mati di tangannya
sendiri.
"Diam!"
Deka berteriak tegas, lalu dia
tiba-tiba berdiri, menatap Adriel dan berkata dengan heran, "Kamu, siapa
guru dokter saktimu?"
Setelah berkata demikian, semua orang
sontak tercengang.
Apa maksudnya ini...
"Kamu nggak perlu tahu."
Adriel menjawab seraya memutar
matanya.
Sementera itu, Deka tertegun sejenak.
Dia menatap Adriel dalam-dalam dengan ekspresi serius di wajahnya.
"Kakek, kenapa kamu menanyakan
itu padanya? Kenapa kamu nggak segera menangkapnya saja!"
Ergo sangat cemas. Setelah berbicara,
dia melihat ke arah Adriel dan melanjutkan ucapannya dengan marah, "Tamat
sudah riwayatmu hari ini. Kalau kamu berani menyandera gubernur, kamu..."
"Plak!"
Tidak menunggu sampai Ergo selesai
bicara.
Deka langsung menamparnya.
Tamparan keras ini membuat seluruh
penonton terdiam. Mereka semua melihat kejaidan ini dengan tatapan tidak
percaya. Semua orang tahu bahwa Deka sangat menyayangi cucunya.
Setiap ada kesempatan, Deka akan
membawanya untuk memberinya pelajaran.
Sekarang, Deka justru rela memukul
cucunya?
Ergo menutupi wajahnya dan berkata
dengan tidak percaya, "Kakek, kenapa Kakek menamparku
Adriel menatap Deka dengan senyum
samar seraya berkata, "Sudah kubilang, jangan terlalu sombong atau wajahmu
akan ditampar..."
"Kamu!"
Ergo sangat marah hingga dia hampir
muntah darah. Dia ingin segera mengatakan sesuatu kepada Deka.
Namun, saat berikutnya, dia dan semua
orang justru menyaksikan dengan tidak percaya.
Deka melangkah menuju Adriel dan
berkata dengan ekspresi yang lebih serius, "Kalau kamu bukan murid Pak
Dahlan, bagaimana kamu bisa menyembuhkan penyakit lamaku dan membuatku seolah
terlahir kembali cuma dengan satu pil?"
"Bahkan dokter sakti di sekitar
Kota Olin bilang, cuma Pak Dahlan yang sudah lama menghilang itu yang bisa
melakukan hal ini!"
Setelah berkata demikian, semua orang
sontak terkejut.
Dokter sakti di sekitar Kota Olin
jelas merupakan dokter paling berkuasa di seluruh Sagheru...
Bahkan Deka merasa dirinya kalah jauh
dari Dahlan. Lalu, seberapa hebatnya Adriel ini?
Dia bisa menyembuhkan penyakit
lamanya? Hanya dengan pil itu? Bagaimana mungkin!
Ergo membatin dengan tidak percaya.
Penyakit kronis kakek sudah diderita
selama bertahun-tahun. Jika bukan karena penyakit kronis yang menguras
energinya, kakek pasti bisa mencapai posisi jabatan yang lebih tinggi dengan
kemampuannya di dunia politik.
Ergo sudah mencari banyak bantuan dan
meminta banyak dokter sakti untuk menyembuhkan kakenya, tetapi mereka tidak
dapat menyembuhkannya.
Sedangkan Adriel langsung bisa
menyembuhkannya?
Ini terlalu bohong!
"Penyakitku sudah sembuh. Aku
merasa kalau dadaku nggak sesak lagi, tangan serta kakiku nggak dingin lagi.
Dokter sakti di sekitar Kota Olin bilang bahwa ini merupakan tanda bahwa
penyakit lamaku sudah sembuh..."
No comments: