Bab 931
Si anjing Adriel ini agak
menyebalkan. Ternyata dia sudah mengetahui bahwa Deka mengidap penyakit kronis,
jadi dia berani datang kemari dan masih bisa diandalkan di saat-saat kritis...
Adriel menyesap tehnya, menggelengkan
kepalanya dan berkata, "Aku nggak tahu kamu menderita penyakit serius, itu
cuma kebetulan saja."
"Kalau begitu, kenapa kamu
memberiku pil itu?"
Deka jelas tidak memercayai Adriel
dan bertanya sambil mengernyitkan keningnya.
Adriel meliriknya, lalu menjawab,
"Itu namanya Pil Ramune. Pil ini memperbarui energi kehidupan kembali.
Kamu nggak akan pahan walaupun kuberi tahu. Yang perlu kamu ketahui, meminum
Pil Ramune ini bisa memperpanjang hidup dan memperkuat fisikmu."
"Sebagai perbandingan,
menyembuhkan penyakitmu cuma efek samping yang paling kecil. Ya, itu cuma untuk
menyembuhkan penyakitmu saja..."
Begitu Adriel berkata demikian.
Deka sontak terbelalak.
Tanto dan Ergo juga menatap Adriel
dengan bingung.
Penyakit yang sudah bertahun-tahun
dideritanya ini, ternyata bisa disembuhkan dengan mudah?
Jika demikian, seberapa hebat
keterampilan medis Adriel?
"Keterampilan medismu bagus,
tapi jangan membual seperti itu..."
Ergo tanpa sadar tidak terlalu
memercayai Adriel. Bagaimanapun, kata-kata Adriel agak tidak masuk akal...
Deka mengangkat tangannya, lalu
menyela seraya menatap Adriel dalam dalam. Dia bertanya lagi, " Kamu,
siapa kamu sebenarnya?"
"Siapa aku..."
Adriel memiringkan kepalanya berpikir
sejenak, lalu dia menjawab sambil tersenyum, "Kalau nggak ada halangan,
kamu akan mengetahuinya dalam beberapa tahun. Saat itu, kamu akan mengerti
kalau pil yang baru saja kamu minum itu bernilai ribuan kali lipat dari apa
yang sudah kamu berikan hari ini."
Deka menatap Adriel sebentar,
sedangkan Adriel menatapnya dengan mata jernih dan senyuman tipis.
Setelah beberapa saat, Deka melihat
ke arah Adriel dan menyahut dengan suara yang dalam, "Aku berutang budi
padamu dan aku harus melindungimu sampai mati. Tapi, sekarang keluarga Forez
sedang mengejarmu. Hal yang paling bisa aku lakukan adalah menunda mereka
selama beberapa hari, sedangkan kamu masih harus melarikan diri..."
Ketika Tanto mendengar ini, dia
mengutuk Deka di dalam hatinya. Pria itu menjadi rubah tua yang tidak berani
mengerahkan segalanya, sekalipun sudah mendapat banyak keuntungan.
Namun, jika dipikir kembali itu
adalah hal yang normal. Meskipun Deka sudah berusaha semampunya, dia mungkin
tidak bisa menyelamatkan Adriel. Sebaliknya, dia sendiri yang akan menjadi
musuh keluarga Forez
Sementara itu, Adriel hanya bisa
menjawab dengan bingung, "Pak Deka, apa kamu benar-benar nggak
mendengarkan aku?"
"Apa maksudmu?" sahut Deka
mengernyitkan keningnya.
"Kapan aku bilang kalau aku
ingin kamu melindungiku ?" ulang Adriel. Dia kembali berkata dengan
lembut, "Aku cuma ingin kamu membantuku melakukan satu hal."
Saat berbicara, Adriel mengeluarkan
ponselnya dari sakunya, lalu membuka sesuatu dan mendorongnya ke depan Deka.
Di bawah tatapan bingung Deka, Adriel
menjelaskan dengan tenang, "Aku ingin kamu menyebarkan video pembunuhan
ayahku ini melalui saluranmu dan menyebarkannya ke seluruh dunia."
"Hm? Aku pernah mendengar
tentang pembunuhan ayahmu. Pak Gary juga pernah memintaku untuk
menyelidikinya..."
Deka tertegun, menatap Adriel dengan
bingung, lalu mengingatkannya, "Tapi sekarang bukan waktunya untuk
menyelesaikan masalah ini, 'kan?"
"Nggak, ini adalah waktu yang tepat,"
timpal Adriel. Dia tersenyum ringan dan berkata, "Situasi kali ini sangat
besar dan mata semua orang sedang tertuju padaku. Aku harus memanfaatkan
kesempatan ini dengan baik."
"Kalau nggak ada halangan, pihak
ayahku juga punya beberapa teman di sini..."
Adriel tidak akan menjelaskan sisanya
kepadanya.
Sejak ayahnya terbunuh, para pembunuh
itu tidak berani mengungkapkan identitas mereka. Hal ini hanya berarti satu hal
Mereka tidak berani!
Mengapa tidak berani?
Pasti ada kekuatan yang sangat kuat
di belakang ayahnya.
Bahkan para pembunuh itu harus merasa
takut dan menghindarinya.
Kebetulan kejadian ini begitu besar,
jadi Adriel menggunakan saluran Deka untuk mengunggah video ini, bersama dengan
orang misterius yang mengirimkan kotak tersebut, serta kotak yang sama bagi
mereka berdua, melalui saluran yang dimiliki oleh Deka.
Adriel tidak percaya bahwa
orang-orang di belakang ayahnya tidak akan datang mencarinya.
Oleh karena itu, dia harus
menggunakan kesempatan ini untuk mengetahui asal-usul kehidupannya sendiri.
Sedangkan untuk keluar dari situasi krisis ini, hanya masalah sepele.
Hal ini terutama berkat keluarga
Forez yang telah membuat keributan besar dan cukup menarik perhatian. Jika
tidak, akan sulit bagi mereka untuk melaksanakan rencana ini dengan baik.
Pada saat kritis sekali pun.
Adriel harus memperjuangkan ayahnya!
Adriel tersenyum sambil menatap Deka
yang menunjukkan ekspresi terkejut di wajahnya. Lalu dia bertanya, "Pak
Deka, permintaanku nggak muluk muluk, kan?"
No comments: