Membakar Langit ~ Bab 932

 

Bab 932

 

Tiba-tiba, semua orang menatap Adriel dengan bingung

 

Menurut mereka, permintaan terpenting yang seharusnya diajukan Adriel sekarang adalah memastikan Deka melindunginya.

 

Namun, sekarang, Adriel justru masih ingin menyelidiki masalah tentang ayahnya.

 

Apakah dia tidak tahu betapa kuatnya keluarga Forez yang sedang mengejarnya?

 

Deka menatap Adriel dengan tajam menggunakan mata tuanya. Lalu, dia berkata perlahan, "Baiklah, aku setuju."

 

Saat mengatakannya, Deka mengambil ponsel itu tanpa melihat video dan pesan lain di dalamnya. Dia menyerahkan ponsel itu kepada Ergo seraya memberi perintah, "Beri tahu teman lamaku dan suruh mereka menyebarkannya melalui saluran mereka sendiri."

 

"Nggak bisa, kamu yang harus memberi tahu sendiri."

 

Adriel tersenyum seraya menggelengkan kepalanya.

 

Deka mengenyit, lalu segera mengeluarkan ponselnya dan melakukan beberapa panggilan telepon.

 

Dia hanya mengucapkan beberapa patah kata, tetapi identitas lawan bicara yang terungkap dalam kata- katanya membuat Tanto terkesiap.

 

Mereka semua adalah pejabat tinggi di tingkat gubernur. Bisa dibayangkan bahwa Deka secara pribadi menggunakan hubungan yang dia bangun selama bertahun-tahun untuk membantu Adriel melakukan hal ini. Bisa dibayangkan sendiri.

 

Informasi yang diberikan oleh Adriel akan segera menjadi berita utama di kalangan media besar.

 

"Tanto, ayo pergi."

 

Adriel tersenyum, meletakkan pil di atas meja, lalu berdiri dan berjalan keluar dengan santai.

 

Tanto tidak berani untuk melawan dan terus mengikuti langkah Adriel dengan tegang.

 

"Tunggu sebentar."

 

Suara Deka terdengar dari belakang. Adriel berbalik dan bertanya sambil tersenyum, "Ada masalah lain? 11

 

Deka menjawab dengan tenang, "Akhir-akhir ini sering terjadi insiden keamanan publik di Kota Majaya. Aku akan memerintahkan agar para master puncak tingkat lima ke atas nggak diberi izin untuk bertindak di Kota Majaya. Kalau nggak, akan dianggap sudah mengganggu keamanan sosial."

 

"Lagi pula, aku lihat kamu terluka? Kenapa kamu nggak beristirahat sebentar di sini. Anggap saja sebagai kebaikanku sebagai tuan rumah."

 

Adriel memainkan sebuah drama dengan Elin, tubuhnya memang dipenuhi dengan bekas luka.

 

"Terima kasih, Pak Deka."

 

Tanto segera mengucapkan terima kasih.

 

Dia memiliki pemahaman yang baik tentang kapasitasnya, yang hanya dapat dicapai oleh master puncak tingkat lima.

 

Ini merupakan bantuan yang diberikan kepada Adriel. Pada saat yang sama, dia juga tidak akan menyentuh garis bawah keluarga Forez. Sebagai gubernur Provinsi Nambia, keluarga Forez masih harus sedikit menghormatinya.

 

Tanpa menyinggung kedua belah pihak, Deka masih bisa memberikan bantuan kepada Adriel. Meskipun Adriel selamat di masa depan, dia akan tetap berterima kasih padanya.

 

Deka ini layak menjadi rubah tua yang cerdik. Dia tidak akan menderita kerugian apa pun atas apa yang sudah dia lakukan.

 

"Terima kasih banyak."

 

Adriel tersenyum ringan dan berjalan keluar.

 

Begitu mereka pergi.

 

Senyuman tipis di wajah Deka menghilang dan digantikan oleh ekspresi acuh tak acuh. Pria tua itu bersandar di kursi, menutup matanya dan beristirahat sejenak.

 

Ergo menuangkan secangkir teh untuknya sambil berkata dengan ragu-ragu, "Kakek, apa menurutmu Adriel bisa bertahan sampai akhir?"

 

"Dia pasti akan mati," jawab Deka. Pria itu kembali berkata dengan tenang, "Latar belakang Nando sangat penting. Gary nggak akan bisa melindunginya. Semua yang dia lakukan sekarang itu akan sia-sia."

 

"Kalau begitu, Kakek masih membantunya..."

 

gumam Ergo ragu.

 

Deka menyahut pelan, "Gary adalah orang yang sangat memperhatikan detail. Kalau sekarang aku membantunya, Gary akan mengingat banmajikanku.

 

"Oh, begitu..."

 

Ergo tiba-tiba menyadari bahwa ini semua dilakukan demi Gary.

 

Sementara itu untuk Adriel, tidak peduli seberapa bagus keterampilan medisnya, dia tetap akan mati. Tidak ada gunanya untuk membantunya.

 

"Aku makin tua dan nggak bisa melindungi kalian lebih lama lagi. Aku cuma bisa mencoba yang terbaik untuk mengumpulkan sedikit kebahagiaan untuk kalian sekarang."

 

Ketika Deka mengatakan ini, dia membuka matanya seraya menatap Ergo. Lalu, dia berkata dengan nada serius, "Kamu harus menganggap Adriel sebagai pelajaran. Ingatlah untuk bersikap nggak sombong seperti dia. Angin yang kuat akan menghancurkan pohon yang terlalu tinggi. Mengerti?"

 

"Kakek, jangan khawatir. Aku nggak sebodoh dia..."

 

Ergo tertawa sambil mengingat masalah yang ditimbulkan Adriel dengan ekspresi jijik di wajahnya. Seorang master puncak berani membawa masalah pada Kota Majaya. Dia memang sudah sakit jiwa. Menurut Ergo, Adriel pasti akan mati dengan cara yang mengenaskan.

 

Saat Deka mengambil tindakan, semua informasi yang dikumpulkan oleh Adriel disebarkan dan menjadi berita utama di seluruh media besar hari itu pula.

 

Saat ini.

 

Kota Naraya.

 

Di halaman rumah leluhur keluarga Lavali, suasananya tampak tegang.

 

Gary berlumuran darah sambil berdiri dengan tangan di belakang punggung. Beberapa pengawal setianya menjaganya sambil membawa pisau. Ujung pisau itu berlumuran darah dan ada banyak mayat yang bergelimpangan di tanah. Bau darah juga memenuhi udara.

 

"Aku bertanya lagi, mau menyerah atau nggak?"

 

Gary menatap seorang pria tua yang ada di depan halaman dengan ekspresi acuh tak acuh.

 

Rambut pria tua itu seperti perak, saat ini tubuhnya berlumuran darah. Dia juga dikelilingi oleh para anak buahnya.

 

Dia menatap Gary dengan tatapan dingin dan menyahut dengan tegas, "Gary, memangnya kamu layak menyuruhku untuk menyerah? Tetua sepertiku nggak akan tunduk pada keturunanmu!"

 

"Cari mati!"

 

Ekspresi Gary menjadi dingin, lalu dia mengangkat kakinya untuk melangkah maju.

 

"Berhenti!"

 

Pada saat ini, sebuah tombol muncul di tangan pria tua itu. Dia menatap Gary sambil menyeringai datı berkata, "Ini halaman rumah kakak tertuamu, 'kan? Bukankah kamu cuma ingin mencari petunjuk tentang kakak tertuamu di sini?"

 

"Aku sudah menanam bahan peledak di sini. Kalau kamu berani mendekat ke sini, aku akan merubah semua yang ada di halaman ini menjadi abu. Pikirkan baik-baik!"

 

Tetua itu bicara seraya menatap Gary dengan tatapan menantang, "Kalau kamu nggak peduli dengan kakakmu, maju saja!"

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 932 Membakar Langit ~ Bab 932 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 26, 2024 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.