Membakar Langit ~ Bab 933

 

Bab 933

 

Gary menatapnya dengan tatapan dingin sambil berkata, "Apa kamu cari mati?"

 

Sementara itu, wajah Tetua tersebut menunjukkan ekspresi bangga, seolah-olah dia telah menebak semua ini. Dia merasa bahwa telah mengendalikan Gary dan dia pun berteriak keras, "Kalau kamu nggak berani, pergi dari sini! Kalau nggak, aku akan meledakkan peledaknya!"

 

Gary tersenyum menghina, lalu melangkah maju.

 

Di bawah tatapan heran dari Tetua, dia tersenyum menghina sambil berkata, "Aku, Gary, nggak peduli dengan kuil leluhur atau hubungan baik. Kalau kamu benar-benar berani menghancurkan tempat ini, kamu akan kehilangan hal terakhir yang dapat mengancammu."

 

"Kamu berani?"

 

Pria tua itu melihat tatapan menghina Gary, lalu wajahnya tiba-tiba menjadi sangat jelek dan berkata menantang, "Kalau begitu coba saja!"

 

Wajah Gary tetap tenang. Dia melangkah maju selangkah demi selangkah tanpa merasa terancam sama sekali.

 

Wajah Tetua itu berubah drastis. Tangannya yang sedang memegang tombol itu berkeringat. Dia benar -benar tidak berani meledakkan bahan peledaknya.

 

"Pengecut, dulu kakakku sebenarnya dipaksa pergi oleh kalian..."

 

Melihat pihak lain begitu pengecut, Gary tampak terhina dan merasa tidak rela di dalam hatinya.

 

Bagaimana bisa kakaknya yang begitu hebat, terpaksa pergi karena sekelompok penjahat yang balıkan tidak berani memenuhi ancaman mereka.

 

Ini tidak adil!

 

Namun, pada saat ini terjadi sesuatu.

 

"Ayah Angkat! Sesuatu terjadi pada Pak Adriel. Keluarga Forez sedang mengejarnya!"

 

Raffa bergegas masuk dari luar sambil masih memegang ponsel di tangannya.

 

"Dikejar lagi? Apa yang terjadi?"

 

Ekspresi Gary tiba-tiba sedikit berubah.

 

"Ceritanya panjang, tapi Pak Adriel nggak meminta bantuan siapa pun. Sebaliknya, dia justru meminta Deka untuk menyebarkan informasi ini atau dia sedang mencari ayahnya..."

 

Raffa segera menjelaskan.

 

"Apa maksudnya ini?"

 

Gary tidak mengerti apa yang dilakukan Adriel, tetapi Raffa sudah menyerahkan informasi di ponselnya ke hadapan Gary.

 

"Ini adalah video pembunuhan Ayah dari Pak Adriel. Nama ayahnya adalah Michael. Tapi, dalam video itu ada seorang Guru Bumi yang membunuhnya."

 

"Selain itu, Pak Adriel mengatakan kalau ayahnya dibunuh oleh seorang Dewa Perang."

 

"Selain itu "

 

"Ayah Angkat, ada apa denganmu?"

 

Saat dia berbicara, Raffa tiba-tiba merasa ada yang tidak beres dengan Gary. Dia melihat sekeliling dengan bingung, lalu melihat Gary yang sedang menatap kosong ke video pembunuhan Michael.

 

Terutama ada seorang Guru Bumi yang melakukan pembunuhan pada malam yang sedang hujan itu. Lalu, tato bergambar ular yang melingkar di tangan Guru Bumi itu. Hal ini membuat tangan Gary bergetar saat menggenggam ponsel.

 

"Ini, tato ini... adalah tato Enam Jalur Puncak Kematian."

 

Gary menatap tato itu dengan suara yang sedikit bergetar.

 

Setelah mendengar ini, mata Raffa terbelalak dan dia berseru kaget, "Apakah mereka adalah organisasi rahasia Enam Jalur Puncak Kematian? Bukankah mereka sudah menghilang selama bertahun-tahun setelah mereka bermusuhan dengan kakakmu?"

 

Enam Jalur Puncak Kematian!

 

Mereka adalah sebuah organisasi rahasia yang sangat misterius dengan banyak ahli yang berkumpul di antara mereka. Konon anggotanya adalah pengkhianat dari berbagai negara.

 

Mereka meninggalkan negaranya, keluarganya dan diri mereka sendiri, seperti jiwa-jiwa yang kesepian.

 

Konon ada jiwa pengembara yang berübah menjadi seekor ular panjang dengan taring berbisa di mulutnya, la tidak menggigit orang, justru menggigit tubuhnya sendiri dan akhirnya mati di Sebuah puncak

 

Organisasi ini adalah sekelompok orang yang meninggalkan dirinya sendiri

 

Kata "Puncak Kematian" memang sudah sesuai dengan namanya.

 

Menurut rumor yang beredar, Dito diperintahkan untuk membunuh perigkhianat dari Negara Elang yang bergabung dengan Enam Jalan Puncak Kematian. Lalu, dia menjadi musuh bebuyutan mereka bersama

 

Raffa dan anak angkat Gary lainnya hanya mengetahui sedikit tentang masa lalu itu. Mereka juga tidak mengetahui detailnya. Mereka tidak akan bisa mengenali Enam Jalur Puncak Kematian hanya berdasarkan video ini.

 

Namun, mengapa orang dari Enam Jalur Puncak Kematian ingin membunuh Michael?

 

"Tunggu sebentarl Adriel bilang, Michael sepertinya datang dari luar Kota Silas. Apa mungkin Adriel adalah tapi dalam video ini, ayah Adriel nggak terlihat seperti kakakmu."

 

Raffa tiba-tiba memikirkan sebuah kemungkinan dan terkejut saat ingin mengatakan sesuatu.

 

"Nggak mungkin sedangkal itu. Setelah kakakku meninggalkan keluarga Lavali, ada kemungkinan dia mengubah wajahnya juga."

 

Gary jelas sudah memikirkan hal ini, tapi mungkin dia sudah terlalu sering kecewa. Hal ini membuatnya takut untuk berharap terlalu banyak.

 

Dia harus menemukan lebih banyak bukti.

 

Gary berusaha sekuat tenaga untuk menekan emosi yang melonjak, tetapi nada suaranya tidak bisa menahan kegembiraan yang tak terkendali dan membuatnya gemetar.

 

"Gary, apa yang kamu lakukan?"

 

Sementara itu, saat ini Tetua itu bingung dan berkata, "Aku nggak sedang menakut-nakutimu. Cepat pergi! Kalau nggak aku akan menghancurkan warisan kakakmu satu per satu..."

 

"Diam, kamu dasar tua bangka!"

 

Raffa menyela dengan marah.

 

Sementara Gary, sekarang tidak punya waktu untuk memerhatikannya.

 

Hal ini membuat si Tetua itu langsung naik pitam dan berseru, "Kamu itu masih muda, beraninya teriak padaku! Gary, kamu..."

 

Dia hendak terus mengancam, tetapi tiba-tiba menyadari ada yang tidak beres dengan keadaan Gary.

 

Gary terlihat sudah melihat halaman informasi berikutnya.

 

Di dalamnya ada gambar beberapa kotak.

 

Setiap kotak itu memiliki segel di atasnya.

 

"Siapa bilang kita nggak saling mengerti? Padahal kita sudah saling memahami satu sama lain!"

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 933 Membakar Langit ~ Bab 933 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 26, 2024 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.