Bab 939
Mereka tak berani menahan serangan pedang
itu. Mereka memilih mundur.
Sret!
Pedang itu menancap kuat di tanah!
Hanya dengan satu tebasan,
pertarungan sengit itu terhenti!
"Siapa yang berani ikut campur
dalam pertarungan ini?" ucap Riko dengan nada marah.
"Ini..."
Kalvin juga sedikit terkejut.
Deka kebingungan dan mengikuti arah
pandangan semua orang.
Detik berikutnya.
Di tengah tatapan banyak orang,
terlihat Gilbert dikelilingi oleh banyak orang. Dia berjalan di depan dengan
pakaian yang berkibar. Ekspresi wajahnya tampak tenang.
Di tengah tatapan kaget semua orang,
Gilbert mengangkat tangannya sedikit. Pedang yang tadi tertancap di tanah
bergetar, tiba-tiba terbang ke tangannya!
Gilbert menatap keempat master puncak
yang berdiri di depannya dengan ekspresi dingin. Gilbert berkata,
"Sekelompok sampah seperti kalian merasa pantas membunuh musuhku? Pergi
dari sini!"
Di bawah tekanan kekuatan yang luar
biasa dari Gilbert, keempat master puncak merasa seperti berada di bawah
ancaman besar. Jika mereka tidak patuh, rasanya Gilbert akan menebas mereka!
Tanpa sadar, mereka pun melangkah
mundur.
"Keluarga Surya? Apa-apaan
ini?!"
Riko terkejut melihat situasi ini,
kemudian tiba-tiba merasa marah.
Pada saat ini, Hendi juga berdiri di
samping Gilbert. Dengan ekspresi tersenyum tak berdaya, Hendi memberikan
penjelasan kepada Riko dan Elin. Dia berucap, "Kaljan semua, tenang saja.
Anak ini memang datang buat menghabisi Adriel hari ini. Setidaknya, dia juga
akan membalas dendam buat keluarga Forez. Jadi, aku harap kalian mundur dan biarkan
anakku bertarung satu lawan satu dengan Adriel."
"Kamu!"
Riko mengerutkan kening. Dia berkata,
"Dia bisa mengajak anak buahku bertarung bersama anakmu."
"Ini..."
Hendi ragu-ragu, hendak mengatakan
sesuatu.
Namun, Gilbert dengan tenang berkata,
"Hari ini adalah pertarungan puncak di antara para kuat. Apa mereka sekuat
itu?"
Riko langsung tersinggung. Dia
berucap, "Apa maksudmu? Mereka semua adalah master puncak tingkat
tiga!"
Sret!
Gilbert justru mengangkat pedangnya
dan mengayunkannya ke arah pria tua, anak buah Riko, dengan satu tebasan
pedang!
Kekuatan pedang menyebar dengan
hebat!
Pria tua itu panik. Wajahnya pucat.
Dia buru-buru mengumpulkan energi sejatinya dan mengangkat tangannya untuk
menahan serangan!
Sekejap, suara keras menggema di
udara!
Pria tua itu memuntahkan darah dan
terpental jauh. Di dadanya ada luka pedang yang dalam hingga tulangnya
terlihat!
"Sekumpulan pecundang yang cuma
naik tingkat dengan instan, nggak pantas disebut master puncak yang
sejati," ucap Gilbert dengan ekspresi dingin. Dia melanjutkan, "Mau
aku bekerja sama dengan mereka buat menghabisi Adriel? Apa kamu
menghinaku?"
"Dasar anak kecil! Beraninya
kamu!"
Riko langsung marah. Dia hampir
kehilangan akal karena emosi. Kesombongan Gilbert ini tidak kalah dari Adriel!
"Tenang saja. Anak ini memang
punya perangai yang buruk dan ekspresi masam."
Hendi segera melangkah maju sambil
tersenyum canggung. Dia berkata, "Tolong beri sedikit toleransi. Anakku
baru saja membunuh seorang master puncak dari luar wilayah dan belum
menyerahkan kepala mereka. Aku akan memberikan biaya militer sebagai ganti
biaya pengobatanmu..."
Mendengar hal itu, ekspresi Riko
cemberut hendak berkata sesuatu untuk menjaga harga dirinya. Dia berkata,
"Hari ini aku maafkan, tapi lain kali..."
Saat ini, suara Gilbert menggema ke
seluruh ruangan!
"Adriel, membiarkan keluarga
Gunawan membunuhmu, itu jelas penghinaan terhadapmu. Kita berdua orang terkuat
di generasi muda Kota Majaya. Kamu pantas mati di tanganku. Aku akan
mengantarmu ke jalan terakhirmu, memberikanmu pertarungan terakhir yang luar biasa!"
Gilbert menatap Adriel dengan penuh
kesombongan. Aura pertarungan yang kuat menyelimuti seluruh arena!
Gilbert dengan sikap angkuh dan
semangat tarung yang membara langsung menguasai seluruh arena!
Adriel tertegun sejenak, lalu
tersenyum sambil menatap dengan penuh rasa ingin tahu. Dia berkata, "Kamu
benar-benar punya temperamen yang buruk, ya."
Namun, Gilbert adalah salah satu anak
yang paling berbakat yang pernah Adriel temui sejak kariernya.
Gilbert layak dianggap penting.
Namun, sudah beberapa jam sejak dia
menyebarkan berita itu, kekuatan ayahnya, Michael, belum memberikan reaksi yang
berarti.
Jadi, haruskah Adriel membuat
situasinya menjadi lebih besar?
No comments: