Bab 940
"Kalian semua sepertinya
menganggapku sebagai seekor domba yang akan disembelih, bisa membunuhku
seenaknya. Kalau begitu, hari ini aku akan menginjak kalian dan memberi tahu
Kota Majaya kalau Daftar Genius kalian cuma lelucon! Sejak aku datang ke Kota
Majaya, belum pernah aku menghabisi banyak pemimpin kuat. Kepala Gilbert bisa
jadi langkah yang pas buat aku naik tingkat!"
Adriel berbicara sambil mengarahkan
pedang giok di tangannya ke arah langit.
Sekarang ini, Kota Majaya sedang
kacau, pasti banyak yang memperhatikan pertarungan ini. Makin keras berbicara,
makin cepat berita tentang pertarungan ini menyebar!
Perkataan Adriel membuat Riko dan
yang lainnya tertawa sinis, sama sekali tak percaya.
Nama Gilbert sudah lama menggema di
Kota Majaya. Sejak debutnya, dia selalu jadi yang terkuat di kelasnya, hampir
tak terkalahkan!
Kini, Adriel berani ingin menginjak
kepala Gilbert untuk naik tingkat? Benar-benar keterlaluan!
"Ini sudah bukan lagi mentalitas
petarung yang tak terkalahkan, tapi terkesan sangat sombong. Tapi Adriel, 'kan,
bukan orang bodoh. Kenapa dia bilang begitu?"
Saat kerumunan orang melemparkan
pandangan mencemooh ke arah Adriel, Pak Dennis malah merenung sejenak.
Pertarungan ini sebenarnya tidak Pak Dennis anggap penting, bahkan tadinya dia
tidak berencana datang.
Pak Dennis hanya merasa bahwa Gary
Tak Terkalahkan mungkin akan kembali demi Adriel, jadi Pak Dennis datang
diam-diam untuk mengamati Gary Tak Terkalahkan. Toh, Pak Dennis sudah bisa
mengubah wajahnya, Gary Tak Terkalahkan pasti tidak akan mengenalinya.
Tujuan utamanya adalah ingin melihat
apakah Gary Tak Terkalahkan telah menemukan beberapa petunjuk tentang Dito dari
keluarganya.
Adapun hidup dan mati Adriel, Pak
Dennis tidak peduli. Namun, keangkuhan Adriel yang sembrono ini membuatnya agak
bingung.
Ini seperti Adriel sengaja memancing
keributan besar?
Mengapa Adriel melakukan ini?
"Mungkin dia mau mati dengan
cara yang dramatis, biar nanti ayah angkatnya bisa membalaskan dendamnya,"
kata Junet sambil tersenyum tipis. Dia menambahkan, "Pak Dennis, orang ini
sudah memainkan banyak trik waktu berada di Kota Silas. Sepertinya, kali ini
dia mau memainkan trik terakhirnya, tapi dia memperhitungkan apa yang akan
terjadi padanya setelah kematiannya. Adriel ini cukup pintar, tapi sayangnya
dia malah mengikuti Rafa. Itu cari mati namanya!"
Mendengar penjelasan Junet, Pak
Dennis mengangguk sedikit dan enggan berpikir lebih jauh.
Sejak Dito memintanya pensiun, Pak
Dennis merasa kecewa dan memilih mengasingkan diri. Dia tidak pernah berkontak
dengan dunia luar, apalagi main internet. Jadi, dia benar-benar tidak tahu apa
pun tentang masa lalu Adriel.
Namun, itu tak masalah. Dia tidak
peduli apa pun yang Adriel rencanakan.
"Berani bilang menginjakku buat
naik ke puncak? Nyalimu besar juga, ya."
Saat mendengar ucapan sombong Adriel,
Gilbert bukannya marah, malah tersenyum.
Bagaimana mungkin musuh yang dia
hargai adalah seorang pengecut?
Adriel yang berani menantang musuh
yang kuat dan masih tetap sombong, itulah yang membuat Gilbert merasa puas.
Bisa menginjak orang yang sangat
sombong seperti itu akan memberikan rasa puas yang lebih!
"Semoga kemampuanmu sekeras
ucapanmu. Kalau nggak, aku akan merasa kecewa," kata Gilbert dengan
tenang. Dengan suara yang tegas, dia berdiri dan menghunus pedangnya!
Pedang itu bergetar lembut,
seolah-olah memiliki roh, lalu mengeluarkan suara dengungan!
Aura pertarungan yang sangat kuat
membuat semua orang di sekitarnya merasa merinding. Ada kabut darah yang
samar-samar menyelimuti arena!
Terlihat sangat luar biasa!
"Itu Pedang Naga Batu Alam
leluhur keluarga Surya!
"seru Eric.
"Keluarga Surya bahkan mewariskan
pedang ini ke Gilbert."
Riko juga sedikit tercengang.
Wajah Kalvin bahkan agak tidak sedap
dipandang.
Leluhur keluarga Surya sangat
berbakat. Dia mencapai Guru Bumi sebelum berusia 40 tahun. Dia membuat
pencapaian yang tak terhitung jumlahnya di medan perang, kemudian memimpin
keluarga Surya sampai ke puncak.
Pada saat itu, Sagheru masih bukan
empat keluarga besar, tetapi lima keluarga besar! Keluarga besar kelima adalah
keluarga Surya.
No comments: