Bab 943
Adriel balas tersenyum. Dia berniat
menantang batas maksimumnya lagi melalui pertempuran ini agar dia bisa naik
tingkat dengan cepat.
Masih ada banyak hal yang harus dia
lakukan untuk ke depannya. Levelnya yang baru mencapai master puncak tingkat
satu memang kurang cukup untuk menangani lawan lawannya.
Gilbert sendiri adalah batu pijakan
yang sangat baik!
Adriel bisa memperkuat dirinya
sendiri dengan bertarung melawan Gilbert!
Cahaya pun mendadak bersinar dari
sekujur tubuh Adriel, energi darahnya bergelora. Kulitnya tampak transparan
seperti kaca, pembuluh darahnya terlihat merah menyebar. Kekuatan yang sangat
mengintimidasi juga terpancar keluar. Ini bukan tubuh biasa!
Wuusss!
Kekuatan Adriel langsung meningkat
dengan pesat setelah dia mematahkan Larangan Dewa Perang yang pertama. Adriel
memaksa semua energinya keluar dan bergerak dengan secepat kilat. Setiap tinju
dan ayunan pedangnya melesat melewati area pertempuran dan menghancurkan apa
pun yang ada di hadapannya!
Serangan Adriel itu berhasil membuat
Gilbert terpental ke belakang hingga terjatuh dengan keras seolah-olah día
habis ditubruk oleh seekor binatang baus. Gilbert berusaha menstabilkan
langkahnya dengan susah payah sampai-sampai harus terpukul mundur beberapa
langkah.
Bayangan Teratai Hijau di bawah
kakinya tampak berpendar.
"Hebat jugal Sini, serang aku
lagi!"
Gilbert mengusap sedikit darah di
sudut bibirnya, wajahnya terlihat kaget sekaligus bersemangat. Dia pun
mengayunkan pedangnya lagi untuk membunuh Adriel!
Pertempuran menjadi makin sengit,
membuat Riko dan yang lainnya menjadi tegang. Mereka memang yakin Gilbert bisa
menang, tetapi tetap saja mereka jadi cemas saat melihat Gilbert terluka.
Mereka jadi berpikir ulang siapa yang akhirnya akan menang.
"Adriel hebat juga..."
Pak Dennis mengawasi lajunya
pertempuran sambil berkomentar, "Dia berbakat sekali, benar-benar genius
dari langit. Kekuatan fisiknya juga luar biasa. Dia pasti bisa mencapai Guru
Bumi kalau diberikan waktu latihan."
Di sisi lain, Junet yang berdiri di
sampingnya juga mengawasi dengan ekspresi yang agak tegang. Dia pun bertanya
dengan suara rendah, "Apa menurutmu Adriel bisa selamat melewati hari
ini?"
"Itu tergantung kapan Gary Tak
Terkalahkan bisa kembali..." jawab Pak Dennis sambil menggeleng -
gelengkan kepalanya dengan makna mendalam.
Dia sebenarnya datang ke sini untuk
menyelidiki situasi Gary Tak Terkalahkan.
"Oke!"
Junet diam-diam melirik jam
tangannya, lalu menekannya satu kali. Peta Kota Majaya pun muncul pada layar
jam tangannya. Peta itu menunjukkan posisi pemantau yang diam-diam dia pasang
di sudut tersembunyi mobil militer milik Gary Tak Terkalahkan.
Saat ini, tampaklah satu buah titik
merah yang bergerak ke arah Kota Majaya dengan cepat...
"Mana mungkin Ayah Angkat pulang
secepat ini! Mustahil! Kecepatannya bahkan tiga kali lebih cepat dari
biasanya!" pekik Junet sambil memperhatikan titik merah itu. "Bukannya
dia lagi mengurus masalah keluarga Lavali? Masa iya dia rela mengabaikan
keluarga Lavali demi Adriel?"
Pak Dennis juga terlihat agak
bingung.
Seharusnya, tidak ada yang lebih
penting bagi Gary Tak Terkalahkan dibandingkan dengan keponakannya. Dia memang
berutang budi besar pada Adriel, tetapi itu bukanlah alasan yang masuk akal
untuk membuatnya mengabaikan masalah keluarganya demi kembali dan membantu
Adriel.
Mobil militer Gary Tak Terkalahkan
juga bergerak dengan cepat sekali...
Seolah-olah dia langsung kembali
begitu Adriel mengalami masalah...
Kenapa Gary Tak Terkalahkan begitu
tergesa-gesa?
"Nggak jadi masalah. Kurasa
Adriel juga nggak akan sanggup bertahan begitu Ayah Angkat kembali."
Saat membayangkan laju pertempuran,
Junet pun tersenyum dengan tenang. Dia memandangi medan pertempuran dengan
ekspresi jahat.
Ayah angkatnya pasti akan
menghukumnya dengan keras begitu tiba di sini.
Junet rela mengorbankan begitu banyak
demi membunuh Adriel. Dia yakin bantuan dari Gilbert ini akan membuat tujuannya
tercapai!
Pak Dennis hanya balas mengernyit,
dia tidak tahu harus bagaimana mengatakannya.
Yang jelas, ketangguhan Adriel tidak
bisa diremehkan.
Dia tidak tahu berapa lama Adriel
bisa bertahan. Dia juga tidak tahu apa yang akan terjadi lebih dulu, kematian
Adriel atau tibanya Gary Tak Terkalahkan. Di sisi lain, pertempuran memanas.
No comments: