Membakar Langit ~ Bab 944

 

Bab 944

 

Rasanya seperti ada seekor naga yang bergelora di dalam tubuh Adriel setelah terbangun dari hibernasi. Wajah Adriel memang tampak agak pucat, tetapi itu semata-mata karena Adriel merasa agak lelah.

 

Sebagai informasi, Adriel sedang melawan Gilbert yang dikenal belum pernah kalah dan tingkatannya lebih tinggi!

 

Semua orang bahkan tidak menyangka Adriel bisa mencapai tahap ini.

 

Sementara itu, Gilbert kembali mengayunkan pedangnya. Kekuatannya benar-benar hebat seperti seekor naga yang melayang keluar dari dalam laut, dia bergerak dengan sangat berani dan cekatan. Kekuatannya sangat mengintimidasi!

 

"Teknik rahasiamu yang menggunakan darah itu memungkinkanmu untuk naik satu tingkat, 'kan? Supaya adil, aku sengaja menekan kekuatanku sendiri supaya setara dengan master puncak tingkat dua! Sekarang, kamu pantas menyaksikan kekuatanku yang sebenarnya!" kata Gilbert sambil tersenyum dengan dingin, sorot tatapannya setajam pedang.

 

Semua orang sontak terkejut.

 

Gilbert sudah menekan kekuatannya, tetapi serangannya barusan masih sehebat itu?

 

Itu berarti kekuatannya yang sebenarnya sangatlah mengerikan!

 

Ayunan pedang Gilbert pun tiba!

 

Gilbert menginjak teratai hijau itu, lalu mengayunkan bilah pedangnya!

 

Alih-alih menghindar, Adriel balas mengayunkan pedang dan tinjunya. Serangan mereka berdua langsung berbenturan!

 

Duar!

 

Bunyi ledakan seperti petir yang menggelegar pun langsung terdengar. Gelombang energi sejati menyebar, menyebabkan tanah menjadi bergetar dan menghancurkan pintu gerbang kediaman gubernur yang melambangkan otoritas resmi!

 

"Kekuatan macam apa ini!"

 

Deka benar-benar merasa kaget. Namun, dia tidak sempat terlalu banyak memikirkan ini karena ada seperti angin kencang yang menerpa wajahnya! Padahal dia sudah dikepung dengan ketat oleh para pengawalnya, tetapi embusan angin itu terasa seperti bilah belati!

 

"Mundur!"

 

Riko yang juga merasa agak takut langsung melangkah mundur sambil meminta bawahannya untuk melindunginya.

 

Semua orang tampak kaget. Ini adalah pertempuran yang luar biasa dari kedua jenius muda terbaik. Benar-benar mengagumkan! Baik Adriel maupun Gilbert sama-sama memacu diri untuk melewati batas maksimum masing-masing.

 

Wuusss!

 

Suara yang kencang terus terdengar. Adriel dan Gilbert saling beradu serangan dengan begitu cepat sampai-sampai gerakan mereka hanya terlihat seperti bayangan. Semua tempat yang mereka lewati hancur berantakan!

 

Sementara itu, ekspresi Junet terlihat serius. Tubuh Adriel tampak bersinar terang, setiap gerakan dan serangannya luar biasa. Padahal, seharusnya dia sudah mencapai batas maksimum tubuhnya.

 

Di sisi lain, setiap kali Gilbert menginjak teratai hijau, teknik pedangnya seolah mampu memotong segala sesuatu dengan energi yang begitu kuat!

 

Junet jadi merasa agak takut dengan kehebatan yang Adriel tunjukkan saat ini. Padahal, kekuatan Adriel saat baru mencapai tingkat master puncak tidak sekuat ini!

 

Dia jadi tidak berani membayangkan seberapa hebatnya Adriel apabila diberikan kesempatan untuk terus bertambah hebat!

 

Dia ingin sekali menyaksikan Adriel mati akibat serangan pedang Gilbert. Junet merasa begitu gelisah dan terdesak karena dia tahu kesempatan seperti ini tidak akan muncul lagi....

 

Dia mengamati posisi Gary Tak Terkalahkan melalui jam tangannya, jantungnya makin berdebar takut melihat titik merah yang bergerak mendekat dengan cepat itu.

 

Sepertinya Gary Tak Terkalahkan benar-benar sempat kembali...

 

Junet terlihat sangat gelisah dan panik. Tiba-tiba, dia memberikan jam tangannya kepada seorang bawahan di belakangnya sambil berkata, "Jangan sampai ayah angkatku kembali secepat ini! Paham?"

 

Junet sebenarnya tidak ingin turun tangan untuk memperlambat Gary Tak Terkalahkan karena risikonya cukup berat apabila sampai ketahuan!

 

Namun, sekarang Junet mau tidak mau harus mengambil risiko itu karena kondisinya terdesak!

 

Dia sudah mengerahkan berbagai macam usaha yang dia bisa, jadi pokoknya Adriel harus mati!

 

Bawahan itu mengambil jam tangan Junet dengan ragu, tetapi Junet menatap bawahannya itu dengan dingin sambil berkata, "Kalau Adriel nggak mati, justru riwayatku yang bisa tamat hari ini."

 

"Ayah angkatku mungkin nggak akan tega membunuhku, tapi aku pasti akan dihukum! Kalian itu pengawal pribadiku, entah apa yang akan terjadi pada kalian kalau kalian berani nggak mengangkat telepon dari ayah angkatku! Kalau itu sampai terjadi, aku juga nggak bisa menjamin keselamatan kalian!"

 

Bawahannya itu pun segera menarik napas dalam dalam sambil menjawab, "Baik."

 

Junet pun melirik Riko, lalu berkata dengan suara pelan, "Segera hubungi keluarga Gunawan secara diam-diam, nanti biar Riko yang membantumu. Jangan sampai melakukan hal yang mencurigakan, biarkan saja bawahan Riko yang turun tangan..."

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 944 Membakar Langit ~ Bab 944 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 26, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.