Membakar Langit ~ Bab 945

 

Bab 945

 

"Baik!"

 

Bawahan itu langsung mengiakan dan diam-diam undur diri.

 

Tidak lama kemudian, tiba-tiba ada seseorang yang bergegas menghampiri Riko yang sedang asyik menonton pertempuran antara Adriel dan Gilbert, lalu membisikkan sesuatu di telinga Riko.

 

Riko tampak agak kaget, lalu berkata sambil tersenyum, "Ya sudah. Biar aku yang urus kalau sampai ada apa-apa. Lakukan saja."

 

Setelah itu, Riko pun menatap Junet yang berada di kejauhan sambil tersenyum dengan penuh arti.

 

Akan tetapi, Junet terlihat seperti tidak ambil pusing. Dia menyaksikan laju pertempuran dengan dingin.

 

Di sisi lain, Elin tidak menyadari adanya gestur- gestur sederhana tersebut karena terlalu fokus mengamati Adriel.

 

Sorot tatapannya terlihat tenang, sekaligus menyayangkan. Dia bergumam dalam hati, "Padahal mungkin saja suatu saat nanti kamu bisa keluar dari Nambia dan memiliki masa depan yang sangat cemerlang, bahkan bisa juga kamu bertarung melawan ayah kandung Nando. Sayang sekali, hidupmu hanya sampai sini."

 

Elin sebelumnya menghargai keahlian medis Adriel, tetapi sekarang dia lebih terkesan dengan bakat bela diri yang Adriel tunjukkan.

 

Terutama karena ini adalah kali pertama Adriel menghadapi lawan yang sepadan dengan kekuatan penuh.

 

Sayangnya, bakat bagus Adriel ini tidak cukup untuk membuat Adriel tetap bertahan hidup hari ini.

 

Berita pertempuran antara kedua genius terkuat di Provinsi Nambia ini juga menyebar ke dengan cepat!

 

Para tokoh berkuasa di Kota Majaya bergegas datang untuk menonton.

 

Deka pun berkata kepada Ergo, "Berdasarkan kesepakatan kita dengan Adriel sebelumnya, ayo kita mulai siaran langsungnya biar semuanya bisa menyaksikan pertarungan menegangkan ini!"

 

Setelah itu, Deka menatap pertempuran dengan sorot berkecamuk sambil bertanya dengan bingung, "Adriel, sebenarnya kamu mau kasih lihat pertempuran ini ke siapa?"

 

Saat Adriel memutuskan untuk bertarung, dia mengajukan permintaan terakhirnya, yaitu untuk memulai siaran langsung saat pertarungan mencapai momen paling sengit sehingga semua orang bisa menyaksikannya!

 

Deka langsung menyetejui karena permintaan itu tidak berlebihan. Anggap saja ini sebagai bentuk menghargai Gary Tak Terkalahkan...

 

Ergo mengangguk dan memerintahkan bawahannya untuk segera menyiapkan siaran langsung.

 

Dengan perintah dari pemerintah, semua layar besar di pusat perbelanjaan dan bahkan stasiun stasiun TV Kota Majaya sontak menyiarkan pertempuran ini.

 

Di bagian bawah tayangan, tampaklah teks yang menjelaskan latar belakang Adriel dan Gilbert secara singkat.

 

Semua orang sontak menyaksikan pertempuran yang mengejutkan ini.

 

"Adriel itu maksudnya Adriel Lavali, 'kan? Dia sedang bertarung melawan Gilbert Surya yang terkenal nomor satu itu? Aku mau nonton!"

 

"Kemungkinan besar ini pertempuran terakhir Adriel! Yah, tapi mati dengan cara seperti ini juga tergolong kematian terhormat!"

 

Semua orang sibuk membicarakan pertempuran Adriel yang menggemparkan Kota Majaya ini. Sebagian besar dari mereka belum pernah melihat Adriel, jadi sekarang mereka ingin sekali melihatnya.

 

Di sisi lain, Aurel, Ana dan yang lainnya sedang berada di dalam mobil keluarga Juwana menuju Kota Silas, mereka tampak gelisah dan takut.

 

Tiba-tiba, terdengar dering notifikasi masuk. Aurel mengeluarkan ponselnya dan hendak mematikannya, tetapi dia sontak terkejut saat melihat judul di notifikasi!

 

"Adriel sedang bertarung!"

 

"Hah!"

 

Ana ikut terkejut. Dia langsung meminta Aurel untuk membuka berita itu. Begitu melihat Adriel yang sedang bertarung dengan gigih di tengah kepungan sekian banyak orang, wajah Ana sontak memucat. "Adriel... Gawat... Ternyata ada sebanyak itu yang ingin membunuhnya!"

 

"Nggak, nggak apa-apa! Adriel sudah berulang kali berhasil melewati krisis! Dia juga pasti bisa melakukan hal yang sama kali ini!"

 

Padahal jantung Aurel berdebar ketakutan, tetapi dia tetap menghibur dirinya sendiri dan Ana meskipun dengan gemetar. Aurel fokus mengawasi sosok Adriel yang muncul di layar ponselnya dengan tangan yang refleks terkepal erat sampai-sampai kukunya menusuk telapak tangannya!

 

"Rasakan itu! Sudah kuduga suatu saat nanti dia akan mendapatkan hal semacam ini! Sayang sekali aku nggak bisa menyaksikannya secara langsung!" komentar Yasmin sambil tersenyum dengan angkuh.

 

"Diam kamu!" bentak Ana dan Aurel dengan kompak.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 945 Membakar Langit ~ Bab 945 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 26, 2024 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.