Membakar Langit ~ Bab 965

 

Bab 965

 

Saat ini, banyak orang mulai berpihak pada Dennis, merasa bahwa keluarga Lavali menerima akibat dari perbuatan mereka sendiri.

 

Beberapa orang juga menganggap Adriel bernasib sial. Dia adalah seorang genius, tetapi terseret dalam pertarungan internal keluarga Lavali yang kacau. Ini membuat banyak orang merasa kasihan padanya.

 

Pada saat ini, Adriel sendiri merasa sangat bingung. Rencana ini sama sekali tidak berjalan seperti yang dia bayangkan. Alih-alih kekuatan dari pihak ayahnya yang datang, malah seorang pria tua yang muncul.

 

Skenarionya seharusnya tidak seperti ini!

 

Sekarang bagaimana ini?

 

Pada saat itu, Adriel melihat Felix mendekat dengan senyum dingin di wajahnya, lalu berujar, "Bocah, sepertinya sekarang nggak ada yang bisa membantumu, ya?"

 

"Felix, kalau kamu berani menyentuhnya, aku dan Gary Tak Terkalahkan akan bertarung denganmu sampai mati!" teriak Yogi dengan penuh amarah saat melihat gerakan Felix.

 

Bum!

 

Felix tersenyum sinis sambil mengangkat tangannya. Lalu, Adriel langsung tertarik mendekat dengan kekuatan yang besar. Felix tampak tersenyum dingin saat dia berkata, "Benarkah? Aku mau lihat bagaimana kamu akan bertarung sampai mati dengan keluargaku!"

 

"Kamu!"

 

Felix merasa sangat marah. Namun, tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Dua naga dan ular raksasa dari energi sejati kembali meluncur ke arah Yogi!

 

Dennis mendengus, lalu berkata, "Aku menghormatimu sebagai seorang prajurit yang telah berjasa bagi negara, jadi aku nggak mengerahkan seluruh kekuatanku. Jangan memaksaku untuk melawan dengan sungguh- sungguh!"

 

"Kamu gila!" teriak Yogi dengan penuh amarah sambil mengeluarkan seluruh kekuatannya.

 

Namun, Dennis tetap tenang, seolah-olah tidak peduli seberapa besar kekuatan yang digunakan Yogi. Karena Dennis mampu menahannya dengan mudah.

 

Wajah Yogi langsung berubah pucat, merasakan seolah-olah dia sedang dicekik oleh ular raksasa!

 

"Gary Tak Terkalahkan, cepatlah datang, dasar sialan!" pikir Yogi dengan cemas sambil bertarung.

 

"Sungguh tubuh yang luar biasa

 

Di sisi lain, Felix menatap Adriel dengan penuh nafsu. Dia berkata, "Aku harus menikmatinya perlahan-lahan. Nggak boleh ada setetes darah pun yang terbuang."

 

Felix sedang mengamati pembuluh darah di tubuh Adriel. Dia menganggapnya sebagai makanan darah terbaik sambil berpikir dari mana dia harus memulai.

 

"Kamu adalah orang tua bodoh yang nggak berbakat, yang hanya bisa menjadi Guru Bumi dengan memakan darah orang lain. Sungguh memalukan! Tapi aku bisa memberitahumu, pulanglah dan minum susu ibumu. Itu lebih efektif daripada memakan darah orang lain. Kalau nggak percaya, coba saja!" cemooh Adriel dengan santai tanpa rasa takut sedikit pun.

 

Bagaimanapun juga, Felix tidak akan melepaskannya. Jadi Adriel merasa lebih baik dia mengucapkan apa pun yang dia inginkan.

 

Orang-orang yang mendengar hinaan ini merasa Adriel benar-benar berani dalam mengutuk orang lain. Jika Ibu Felix masih hidup, dia mungkin sudah berusia lebih dari seratus tahun. Mana mungkin dia masih bisa menghasilkan susu?

 

Hanya Adriel yang berani menghina seorang Guru Bumi seperti itu.

 

"Berani juga kamu. Aku yakin hatimu juga akan lezat... "

 

Felix tertawa dengan penuh amarah. Sudah bertahun -tahun tidak ada yang berani berbicara seperti itu padanya. Adriel benar-benar sudah menyentuh luka batinnya.

 

Bakatnya di tingkat Guru Bumi memang sangat rendah, sehingga dia terpaksa menggunakan teknik jahat untuk meningkatkan kekuatannya.

 

"Memang kenapa kalau kamu seorang genius? Aku suka memakan orang-orang seperti kalian!" lanjut Felix.

 

Wush!

 

Dia mengangkat tangannya untuk merobek pembuluh darah di lengan Adriel. Di bawah tekanan energi sejatinya, darah Adriel langsung menyembur keluar

 

Ekspresi Felix tampak bersemangat. Dia melambaikan tangannya, lalu darah itu langsung menguap menjadi energi darah yang dihirupnya melalui hidung dan mulut.

 

Dalam sekejap, wajah Felix tampak memerah serta terlihat penuh kepuasan. Energi sejati di dalam tubuhnya mulai aktif kembali!

 

Sementara itu, wajah Adriel langsung berubah pucat saat darahnya mengalir deras.

 

Tubuhnya pun terasa makin lemah.

 

"Adriel..."

 

Kalvin merasa sangat cemas saat melihat pemandangan ini. Ini terlalu mengerikan! Adriel akan mati kehabisan darah!

 

Ekspresi Elin tampak tetap tenang, tetapi di dalam hatinya ada perasaan sedih.

 

Wajah Deka tidak menunjukkan ekspresi. Dia hanya menghela napas lega sambil bergumam, "Akhirnya ini akan segera berakhir..."

 

Meski banyak orang merasa kasihan, mereka tidak merasa terkejut.

 

Hari ini memang sudah dipastikan bahwa Adriel akan mati.

 

Fakta bahwa Adriel masih hidup sampai sekarang, bahkan memaksa tiga orang Guru Bumi untuk turun tangan, sudah sangat mengejutkan

 

Drama ini akhirnya akan berakhir!

 

Sementara itu, di luar siaran langsung, Ana dan Aurel hampir tidak bisa menahan diri untuk terus menonton. Wajah mereka tampak pucat serta penuh keputusasaan.

 

"Adriel, maafkan aku, ini semua salahku... Semua salahku... " bisik Aurel dengan penuh rasa bersalah.

 

"Adriel pasti masih punya cara lain. Jangan khawatir... Jangan khawatir..." kata Ana sambil menggenggam tangan Aurel dengan erat. Tidak jelas apakah dia sedang menghibur Aurel atau dirinya sendiri.

 

Namun, Ana juga tidak bisa memikirkan cara yang bisa dilakukan agar Adriel bisa keluar dari situasi ini.

 

Sementara itu, Wendy berdiri dengan tangan di belakang punggung di puncak Gunung Zirkan. Dia tampak memandang ke arah Majaya dengan tatapan misterius.

 

Riko yang melihat Adriel hampir kehabisan darah, menunjukkan ekspresi puas. Dia tertawa gembira, lalu berkata, "Ya, ya, tepat seperti itu! Biarkan dia mati kehabisan darah!"

 

Adegan ini telah dia bayangkan berkali-kali. Namun, Adriel selalu berhasil bertahan dari maut sebelumnya, membuatnya merasa sangat kesal.

 

Sekarang, saat pemandangan ini benar-benar terjadi, tubuhnya gemetaran karena senang!

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 965 Membakar Langit ~ Bab 965 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 26, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.