Bab 969
"Ini..."
Felix tampak terkejut. Ekspresinya
penuh ketidakpercayaan.
Dennis juga meragukan apakah dia
salah mendengar. Dia tertawa sinis, lalu berkata, "Apa yang kamu katakan?
Bagaimana bisa dia menjadi tuan mudaku?"
"Kenapa nggak mungkin?"
jawab Gary Tak Terkalahkan dengan suara dingin. Lalu, dia melanjutkan,
"Aku yang memastikan semua ini sendiri. Kamu bisa mengatakan kalau aku
telah mengecewakan kakakku, tapi apa berani kamu mengatakan kalau aku nggak
mengenal kakakku?
Bagaimana mungkin aku nggak mengenali
keponakanku?"
Ucapan itu membuat Dennis merasa
sedikit ragu.
Pada saat itu, Adriel juga merasa
terkejut. Dia menatap Gary Tak Terkalahkan sambil bertanya, " Nggak, Pak
Gary, apa kamu yakin?"
"Aku jadi keponakanmu?"
pikir Adriel.
Berita ini datang begitu mendadak,
membuat Adriel benar-benar sulit menerimanya.
"Nggak mungkin! Ini benar-benar
nggak mungkin!"
Tiba-tiba, Felix berteriak dengan
nada yang terdengar panik.
Bagaimana mungkin Adriel adalah
keponakan Gary Tak Terkalahkan?
Dia hampir menghisap darah Adriel
sampai habis!
Jika itu benar, berarti....
"Jangan percaya padanya!"
kata Felix dengan terburu-buru kepada Dennis. Dia melanjutkan, "Ini pasti
kebohongan yang dibuat buat oleh Gary Tak Terkalahkan secara spontan! Mana
mungkin begitu kebetulan? Mana mungkin Adriel adalah keponakannya? Ini nggak
mungkin!"
Namun, Dennis hanya mengangkat
tangan, memerintahkan Felix untuk diam.
Dia menatap Gary Tak Terkalahkan
dengan wajah serius, lalu bertanya dengan tajam, "Bagaimana kamu bisa
membuktikannya?"
"Bukti?"
Gary Tak Terkalahkan tersenyum pahit,
menggelengkan kepala, lalu berujar, "Aku nggak perlu membuktikannya. Kalau
kamu melihat berita utama hari ini, kamu akan tahu segalanya!"
"Berita?"
Dennis tampak terkejut. Dia sudah
lama tidak mengikuti berita, atau bahkan hal-hal semacam itu.
Sejak Dito membubarkan mereka, dia
merasa patah semangat, hanya memikirkan cara untuk membalaskan dendam Dito.
Bahkan selama bertahun-tahun ini,
Dennis jarang berinteraksi dengan orang lain.
Gary Tak Terkalahkan menghela napas,
lalu menjelaskan dengan tenang, "Bagaimana bisa tidak memiliki baju? Kita
memakai baju yang sama! Bukankah itu semboyan militer markas perang kalian?
Banyak orang dari markas perang mencari Adriel, serta meninggalkan sesuatu
untuknya."
Seiring dengan penjelasannya, wajah
Dennis perlahan berubah.
Dia berbalik menatap Adriel dengan
tatapan kosong. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi bibirnya hanya bergetar,
"Kamu benar-benar..."
"Sepertinya begitu..." kata
Adriel.
Adriel mengangguk. Meski semuanya
sudah diatur sebelumnya untuk menunggu kedatangan orang- orang dari pihak
ayahnya, perkembangan situasi yang tiba-tiba ini membuatnya bingung harus
berkata apa.
"Di mana majikanku? Di mana Dito
sekarang?" tanya Dennis dengan terburu-buru ketika dia teringat pada Dito.
Namun, begitu Dennis mengatakan itu,
wajah Adriel dan Gary Tak Terkalahkan berubah muram
"Ayahku..." Suara Adriel
dipenuhi dengan kesedihan ketika dia berkata, "Sudah meninggal.
Dalam sekejap, suasana menjadi sunyi.
Semua orang menunjukkan ekspresi
terkejut.
Kabar bahwa sang Dewa Perang Dito
yang legendaris telah meninggal dunia adalah berita yang sangat besar!
Dennis perlahan bertanya dengan suara
yang sedikit kaku, "Apa yang kamu katakan?"
Adriel mengangkat kepalanya untuk
menatap Dennis yang tampak sangat terkejut. Lalu, dia menghela napas, lalu
berkata, "Dia benar-benar sudah meninggal. Dia dibunuh oleh seseorang. Aku
sudah lama mengejar pelakunya...."
Namun, sebelum dia bisa melanjutkan,
Dennis yang sudah tampak sangat terpukul, bergumam dengan suara tidak jelas,
"Meninggal? majikanku meninggal? Bagaimana mungkin majikanku meninggal?
Nggak mungkin..."
Dennis tampaknya tidak bisa menerima
kenyataan ini. Bagi Dennis, Dito adalah sosok yang bagaikan dewa. Bagaimana
mungkin seorang yang setingkat dewa bisa meninggal begitu saja?
No comments: