Bab 977
Lalu, Gary berbalik sambil menatap
semua orang dengan sorot matanya yang dingin dan mendominasi seraya berkata,
"Jangan mengira aku, Gary, punya temperamen yang baik. Beberapa badut
melakukan hal hal kecil di belakangku dan aku bisa saja mengabaikan
mereka."
"Tapi keponakanku adalah duri
dalam dagingku dan juga cucu sulung dari keluarga Lavali-ku. Kalau ada yang
berani mengancam untuk menyakitinya, aku pasti akan memusnah orang itu!"
Kata-katanya yang mendominasi itu
mengejutkan semua orang. Kemana pun sorot mata Gary yang dingin itu menatap,
membuat orang-orang tidak berani melihatnya.
Naga itu memiliki sisik terbalik yang
akan menimbulkan amarah jika disentuh.
Siapa yang berani menyinggung Adriel.
Akan mengundang balas dendam Gary
tanpa henti!
Dennis berkata dengan nada sedih,
"Ingat, aku nggak akan seperti Gary. Siapa yang berani mengabaikan
perintah, aku nggak peduli siapa pun identitasmu, aku juga akan melawanmu
sampai mati."
Semua orang terdiam, menelan ludah
dan tidak berani berbicara.
Melihat situasinya sudah tenang, Gary
menatap Yogi sambil berkata, "Masih ada banyak hal yang harus aku lakukan,
jadi kamu harus kembali dulu."
"Dasar nggak tahu malu, kamu
akan mengusirku setelah memanfaatkanku? Kamu bahkan nggak mentraktirku
minum?"
Yogi menjawab dengan marah.
"Oh, ya. Setelah keponakanku
sembuh dari cederanya, aku akan mengadakan pesta. Saat itu kamu bisa datang
untuk minum. Jangan lupa bawa hadiah," balas Gary dengan santai.
"Sialan. Kamu nggak bisa
berhenti bersikap nggak tahu malu, ya!"
Yogi mengumpatnya, tetapi keduanya
jelas merupakan teman sehidup semati dan terbiasa bercanda. Dia memutar matanya
dan menyahut kembali, "Hubungi aku kalau kamu ingin menghabisi keluarga
Forez."
Setelah berkata demikian, dia
berbalik dan pergi bersama semua pasukannya.
Sementara itu, Gary menengok pada
Adriel sambil berkata dengan nada mendesak, "Ayo kita kembali untuk
menyembuhkan lukamu dulu."
Sekarang Adriel terluka parah dan
membutuhkan perawatan. Tepat ketika Raffa hendak melangkah maju untuk membantu
Adriel, Dennis sudah melangkah maju seraya berkata dengan nada dingin,
"Pergilah, aku yang akan melayani Tuan Muda."
Raffa menarik sudut mulutnya dan
segera mundur. Dennis, seorang Guru Bumi yang bermartabat bahkan melayani
Adriel dengan tekun. Hal ini membuatnya tidak bisa berkata-kata.
"Selain itu, urus anak angkatmu
ini. Dia ingin merebut kekuasaanmu. Awalnya, aku yang menyuruhnya untuk
meracunimu menggunakan racun dingin."
Dennis mengatakannya dengan nada
dingin. Dia menengok pada Adriel dan berkata dengan nada prihatin, "Tuan
Muda, ayo pergi. Ada banyak hal yang ingin aku katakan padamu."
Adriel tersenyum tak berdaya sambil
menjawab, " Nggak perlu bersikap sopan."
Setelah dia masuk ke dalam mobil.
Gary mengerutkan kening sambil
menatap Junet yang sudah pucat pasi dan menatapnya dengan ekspresi ketakutan.
"Ayah Angkat, aku..." mohon
Junet.
"Mulai sekarang, aku nggak akan
menjadi ayah angkatmu," ucap Gary. Dia berkata dengan nada dingin,
"Raffa, antar dia ke mobil. Aku yang akan menanganinya sendiri
nanti."
"Baik!"
Raffa mematuhi dengan ekspresi yang
rumit di wajahnya. Dia memperlakukan Junet sebagai tahanan dan mengantarnya ke
mobil. Menunggu Junet menerima hukuman berat.
Setelah semua orang pergi, Kalvin
datang dengan bangg. Sementara itu, Riko yang ada di belakangnya sudah pucat
pasi.
Kali ini, seluruh hartanya diperas
oleh Kalvin. Bisa dibilang hasil kerja keras keluarga Gunawan selama
bertahun-tahun telah dijarah habis oleh Kalvin.
Kalvin mengangkat setumpuk kontrak
tulisan tangan yang ditandatangani sementara di tangannya. Dia melihat
sekeliling sambil berkata, " Lihat, ini adalah seluruh kekayaan bersih
Riko. Sekarang kekayaan bersih Pak Adriel tersebar di seluruh provinsi Sagheru.
Setidaknya jumlahnya mencapai 60 triliun!"
"Mengenai bahan obat berharga
yang dihargai semua orang. Hehe, Pak Adriel punya sembilan toko bahan obat
terbaik di bawah kekuasaannya!"
"Ingat baik-baik. Ini adalah
konsekuensi karena sudah mengganggu Pak Adriel."
Dia melihat ekspresi terkejut semua
orang, tersenyum bangga dan segera pergi dengan anggun.
Dengan berakhirnya liku-liku ini, apa
yang terjadi di depan Kantor Gubernur telah disiarkan langsung ke semua orang
di Kota Majaya. Selain itu, dampak dari kekacauan ini terus menyebar dengan
cepat.
Semua orang menyadari bahwa sesuatu
yang buruk akan terjadi selanjutnya.
Di dalam mobil saat kembali ke Kota
Silas, Aurel berkeringat dingin setelah menonton siaran langsung, bahkan
pakaian dalamnya juga ikut basah kuyup. Dia tersenyum dengan rasa takut tanpa
henti seraya berkata, "Untungnya, Adriel baik-baik saja. Konyol sekali
keluarga Forez masih menggunakan kekuasaan mereka untuk menekan orang lain. Aku
nggak menyangka latar belakang keluarga idolaku bisa mengalahkan mereka."
Ana juga kelelahan secara mental.
Wanita itu mengulas senyuman menyedihkan di bibirnya seraya menyahut,
"Adriel sudah melewati perjalanan yang nggak mudah. Aku nggak pernah
mengira dia akan menjadi keturunan keluarga Lavali..."
No comments: