Membakar Langit ~ Bab 981

 

Bab 981

 

"Kalau masalahnya sudah sampai pada titik di mana nggak bisa dikendalikan, baru sampaikan berita itu kepadanya..."

 

Ketika Hugo mendengar ini, dia tiba-tiba tersenyum dan menyahut, "Kalau begitu, saat itu Gary akan menjadi badut? Bagaimana dia akan mengakhiri semuanya?"

 

Bagaimanapun, menjadi musuh seluruh dunia hanya demi keponakannya, dengan menjadi musuh seluruh dunia bagi Adriel merupakan dua konsep yang berbeda. Aldo ingin melihat apa yang akan dilakukan oleh Gary.

 

Saat mendengar ini, mata Elin berbinar dan dia menyahut, "Leluhur sudah merencanakan strategi dan akan memanipulasi Gary dengan mudah."

 

Aldo tersenyum tipis dan menjawab, "Nggak perlu terlalu khawatir tentang Gary. Dia nggak punya tingkat kekuatan, tapi dia sangat mudah ditipu oleh Adriel. Dia cuma bisa dianggap sebagai orang yang sembrono."

 

"Adriel itu sedikit licik. Dia mampu menipu Gary dan orang seperti ini harus disingkirkan. Mengerti?"

 

"Mengerti," sahut Hugo. Dia tersenyum dan berkata, "Aku akan segera mengaturnya."

 

Awalnya dia masih mewaspadai Gary, tetapi sekarang tidak demikian.

 

Bagaimanapun juga, jika Hugo punya kartu AS di tangannya, Gary akan makin marah dan memperburuk keadaan. Pada akhirnya, dia sendiri yang akan menderita.

 

"Pergilah, jangan ragu. Biarkan semua orang melihat bahwa keluarga Forez kita nggak takut pada Gary."

 

Aldo berkata dengan santai.

 

"Baik!"

 

Hugo segera undur diri.

 

Elin hendak ikut pergi, tetapi Aldo menyahut dengan tenang, "Ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan padamu."

 

Elin berhenti, menjawab dengan tertunduk, "

 

Leluhur, kali ini semua salahku. Aku nggak memperhatikan Nando dengan baik. Selain itu, aku ingin membawa kembali tubuh Tetua Felix, tapi Guru Bumi dan pasukan dari markas perang itu memaksa untuk meninggalkannya. Mereka bilang akan menghancurkan jasadnya tak bersisa."

 

"Nggak masalah."

 

Aldo menjawab dengan tenang.

 

Saat mendengar ini, Elin tiba tiba mendongakkan kepalanya dan menatap Aldo dengan heran. Aldo terlihat sedang berdiri dengan tangan di belakang punggung, wajahnya tenang dan dia menunjukkan sikap seolah menguasai segalanya.

 

"Nando cuma seorang pecundang. Walaupun dia darah daging dari orang itu, orang itu nggak akan memedulikannya dan nggak memperhatikannya Dia juga nggak memberi manfaat lebih bagi keluarga Forez. Kamu mengerti?"

 

Berbicara sampai sini, mata tua Aldo menatap Elin dengan acuh tak acuh.

 

Sorot matanya sangat tajam, seolah olah bisa menembus hati orang. Tatapan ini membuat Elin merasa seperti sedang diawasi Dia berpura pura tenang dan menjawab dengan ragu, "Apa maksud Leluhur?"

 

"Bagaimanapun, Nando adalah darah daging dari orang itu. Akhir-akhir ini, dia akan datang ke Kota Majaya untuk melakukan bisnis, sambil mengunjungi keluarga kita untuk memberi penjelasan."

 

"Kamu harus menggunakan kesempatan ini untuk mengandung anak lagi dari orang itu."

 

Elin merasakan gelombang amarah yang luar biasa dan niat membunuh di dalam hatinya. Akan tetapi, wajahnya tetap menyanjung dan berkata, "Aku ingin, tapi aku sudah tua dan nggak menarik lagi. Kalau dia nggak tertarik padaku..."

 

"Jangan khawatir," sahut Aldo. Pria itu berkata sambil tersenyum tipis, "Kali ini aku akan memilih beberapa wanita lagi untuk melayani orang itu bersama denganmu. Kali ini kamu cuma dihitung sebagai tambahan."

 

"Terakhir kali kamu melahirkan Nando, hadiah dari orang itu memungkinkan ayahmu menjadi Guru Bumi dan meningkatkan kekuatan keluarga Forez Kali ini, kamu harus bekerja keras."

 

Elin menundukkan kepalanya sebagai jawaban

 

"Kamu sudah bekerja keras untuk keluarga. Keluarga akan mengingat jasa dan pengorbananmu

 

Aldo menatap Elin dan berkata dengan nada ramah, "Apa kamu nggak ingin membuka segel dan berkonsentrasi pada kultivasimu? Kalau kali ini kamu masih bisa hamil, aku akan meminta orang itu untuk membuka setengah segelmu."

 

"Terima kasih, Leluhur."

 

Aldo mengangguk puas, kemudian berkata, " Sebelum orang itu datang, bawa kembali kepala Adriel sebagai hadiah pertemuan."

 

Setelah berkata demikian, dia berbalik dan masuk ke vila.

 

Elin menundukkan kepalanya dengan hormat untuk mengucapkan selamat tinggal. Ketika menundukkan kepalanya, kebencian yang sangat kuat di matanya menjadi lebih kuat dan tidak bisa dihilangkan.

 

Namun, saat ini Adriel merasa cukup senang.

 

Dia duduk bersila di dalam bak obat, melihat bahan obat yang penuh di sekitarnya, lalu mengangkat sudut mulutnya sambil tersenyum, "Ada banyak sekali bahan obat, aku belum pernah merasakan kekayaan seperti ini seumur hidupku."

 

Ini semua diberikan oleh keluarga Juwana.

 

Awalnya, Jasai tidak menonton siaran langsung dan tidak tahan jika melihat Adriel mati. Ketika melihat Adriel kembali, matanya langsung terbelalak.

 

Lalu, ketika Jasai mengetahui bahwa Adriel sebenarnya adalah keponakan Gary, keterkejutannya tak terbendung lagi.

 

Bagaimanapun juga, Adriel masih tetap hidup. Jasai seolah ingin mengungkapkan permintaan maafnya. Dia membuka gudang harta karun keluarga Juwana dengan lambaian tangannya, lalu terus mengirimkan bahan obat melalui udara.

 

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 981 Membakar Langit ~ Bab 981 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 26, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.