Bab 988
"Kak Dennis..."
Gary Tak Terkalahkan memandang Pak
Dennis. Dia menghela napas, lalu berkata, "Aku sudah salah dalam mengenali
orang dan gagal mendidik anak.
Aku sudah mendidik dua anak yang
menjadi biang masalah. Kejahatan Junet nggak bisa diampuni. Aku sudah
mengajukan permohonan ke atasan untuk menghukumnya sebagai pemberontak. Tapi,
Zaskia itu, dia ditipu dan bisa dianggap sebagai pelanggaran kecil. Lagi pula,
ayahnya adalah rekan seangkatanku. Bagaimana kalau aku gunakan prestasi
militernya di masa lalu buat menebus kesalahannya dan membiarkannya hidup? Kamu
juga pernah jadi tentara. Kamu pasti mengerti kesulitanku..."
Pak Dennis melihat bekas tamparan samar
di wajah Gary Tak Terkalahkan. Dia menyeringai, lalu berkata, "Tentara?
Aku sudah lama purna."
"Prestasi militer dan teman
seperjuangan itu bukan urusanku! Saat ini, aku cuma mau mereka mati
bersama!"
Gary Tak Terkalahkan langsung diam
seribu bahasa.
Adriel tersenyum, lalu berkata,
"Terima kasih, Pak Dennis, tapi sepertinya ini nggak usah diperpanjang.
Saat ini, saat Adriel melihat adegan
ini, dia merasa pernah mengalaminya. Situasi ini terasa tidak asing, generasi
kedua menindas orang lain dengan memanfaatkan kekuasaan mereka.
Namun, biasanya Adriel sendiri yang
sering diintimidasi.
Tanpa sadar, mengapa Adriel merasa
dirinya menjadi penjahat yang memanfaatkan kekuatannya untuk menindas orang
lain?
Padahal, Adriel tidak ingin
mempersulit Gary Tak Terkalahkan...
Saat Adriel angkat bicara, Pak Dennis
merasa agak ragu sebelum akhirnya berkata, "Kalau begitu, aku ikuti
perkataan Tuan Muda."
Semua orang langsung merasa lega
begitu mendengarnya. Begitulah sifat Pak Dennis, keras kepala. Perkataan Gary Tak
Terkalahkan dianggapnya angin lalu, tetapi satu kata dari Adriel bisa langsung
membuatnya berhenti.
"Terima kasih, Ayah angkat
Saat Zaskia melihat Gary Tak
Terkalahkan membelanya, perasaan angkuh karena menjadi yang diistimewakan
kembali muncul.
Ternyata, meskipun Zaskia telah
menyinggung Adriel dan Guru Bumi ingin membunuhku, Gary Tak Terkalahkan tetap
akan berpihak padaku.
Namun, Gary Tak Terkalahkan berkata
dengan nada dingin, "Jangan panggil aku ayah angkat!"
Zaskia membeku diam di tempat.
"Zaskia, mulai hari ini hubungan
kita berakhir! Mulai sekarang, aku bukan lagi ayah angkatmu. Kamu bukan lagi
anak angkatku. Kita nggak punya hubungan lagi. Kamu juga nggak berutang apa pun
padaku. Setelah ini, kamu cuma akan jadi salah satu bawahanku!"
Setelah mengatakan kalimat tak
berperasaan itu, dia berbalik ke Adriel dan berkata dengan nada lelah, "
Ayo kita mengobrol, Adriel."
"Baik."
Adriel tersenyum dan ikut pergi
bersama Gary Tak Terkalahkan. Adriel tahu bahwa Gary Tak Terkalahkan melakukan
ini bukan hanya untuk memberi Zaskia pelajaran, tetapi juga untuk melindungi
Zaskia.
Pak Dennis, setelah menatap dingin ke
arah Zaskia, segera mengikuti mereka.
Raffa, dengan tatapan kecewa, melihat
Zaskia yang masih bingung. Raffa berkata, "Kamu ini, ya... Aduh.
Raffa menghela napas dalam-dalam. Dia
juga meninggalkan Zaskia sendirian dan memilih untuk mengikuti Adriel dan yang
lainnya.
Semua orang pergi menjauh,
meninggalkan Zaskia seorang diri. Dia tiba-tiba merasa ditinggalkan oleh dunia,
seolah hanya dia yang ada di dunia ini.
"Ayah angkat, apa Ayah sudah
nggak peduli lagi sama aku?"
Dia berdiri terpaku. Dia melihat
sosok Gary Tak Terkalahkan menjauh. Zaskia bergumam pelan, tetapi Gary Tak
Terkalahkan tidak menoleh ke belakang.
Saat ini jelas merupakan puncak musim
kemarau, tetapi Zaskia merasa kedinginan sampai ke tulang.
Ayah angkat yang dulu paling
menyayanginya kini memutuskan hubungan dengannya. Tatapan dingin Gary Tak
Terkalahkan membuat hatinya hancur!
Semua kasih sayang yang pernah dia
terima lenyap karena ulahnya sendiri!
"Ayah angkat, ayah angkat! Aku
tahu aku salah! Ini salahku!"
Zaskia terjatuh dan berlutut di
lantai. Sepanjang koridor dipenuhi suara tangisnya yang penuh penyesalan!
Namun, itu tidak ada gunanya sama
sekali.
Kesalahan tetaplah kesalahan. Kini
dia bukan lagi putri angkat Gary Tak Terkalahkan. Gary Tak Terkalahkan tidak
akan lagi menyayanginya!
No comments: