Bab 989
Kehilangan semua ini membuat modal
yang Zaskia andalkan juga lenyap!
Zaskia hanya berdiri diam selama
beberapa saat, lalu berjalan pergi tanpa tahu arah seperti mayat hidup. Entah
berapa lama dia berjalan, yang jelas tiba-tiba dia mendengar ada yang berbicara
kepadanya dengan cemas, "Bagaimana, Zaskia? Kamu sudah menemui Ayah
Angkat? Apa dia akan memaafkanku? Adriel! Yang penting itu Adriel! Dia bilang
apa?"
Barulah pada saat itu Zaskia
menyadari bahwa dia ternyata pergi ke penjara. Di tengah kondisinya yang paling
rapuh dan tidak tahu harus berbuat apa, Zaskia refleks mencari sosok Junet yang
dirasa paling bisa menenangkannya.
Di balik jeruji penjara, ekspresi
Junet tidak terlihat setenang dulu. Junet menatap Zaskia dengan cemas, tubuhnya
mengenakan pakaian tahanan dan rambutnya terlihat kusut berantakan.
Di sampingnya, tampak beberapa orang
tentara. Mereka tidak berani mengadang Zaskia karena bagaimanapun juga, Zaskia
masih punya hak untuk berkunjung.
"Kakak
Mata Zaskia langsung berkaca-kaca
saat melihat Junet.
"Kok kamu malah menangis
Junet sontak menjadi gelisah. Dia pun
berkata kepada tentara di sampingnya, "Tolong kalian keluar dulu demi aku,
biarkan kami bicara empat mata sebentar."
Junet memiliki reputasi tinggi di
militer Dia juga tidak mungkin bisa kabur dengan keberadaan dua orang Guru Bumi
di sini. Beberapa tentara itu pun menuruti permintaan Junet.
"Zaskia, coba ceritakan apa yang
terjadi," desak Junet dengan gelisah. Saat ini, Zaskia adalah satu satunya
orang yang bersedia menyelamatkannya.
"Aku... Aku
Zaskia mati-matian menahan rasa sakit
dalam hatinya, lalu menceritakan semua yang baru saja terjadi. Pada akhirnya,
Zaskia tidak kuat menahan tangisannya. Dia berkata, "Kak, Ayah Angkat
memutuskan hubungan denganku... Aku..."
"Kamu gila, ya! Sudah begini
saja kamu masih berani menyinggung Adriel? Kamu ingin membunuhku, hah!"
umpat Junet dengan murka setelah mendengarkan cerita Zaskia hingga selesai.
Respons Junet ini membuat Zaskia
merasa kakaknya begitu asing.
Zaskia refleks bergantung pada Junet
karena mentalnya sedang terpukul. Junet yang dulu pasti akan menghiburnya,
tetapi sekarang Junet malah membentaknya dengan marah...
Junet menyadari suasana hati Zaskia
juga sedang tidak baik, jadi dia menarik napas dalam-dalam. Seulas senyuman
lembut kembali tersungging di bibirnya. Dia berkata, "Maaf, Zaskia. Aku
tadi membentakmu karena terbawa emosi, apalagi dengan kondisiku sekarang....
"Nggak apa-apa, Kak. Aku cuma
ingin menolongmu supaya bisa keluar, tapi ternyata aku nggak berguna..."
kata Zaskia sambil menahan tangis.
"Ini semua salah Adriel sialan
itu! Dasar keparat! Mana mungkin aku terjebak dalam situasi seperti ini kalau
bukan gara-gara dia! Memang dia itu keparat sialan!" maki Junet dengan
penuh kebencian.
"Kak, sekarang kita harus
bagaimana? Ayah Angkat sudah memutuskan hubungan denganku !" tanya Zaskia
dengan cemas.
"Sebenarnya masih ada cara lain
sih..." kata Junet sambil berpikir sejenak. Lalu, dia menatap Zaskia dan
melanjutkan, "Tapi, ini semua tergantung kamu mau membantuku atau
nggak."
"Aku bersedia melakukan apa pun
asalkan bisa menolongmu!" sahut Zaskia.
"Tapi cara ini pasti
menyulitkanmu..." ujar Junet dengan enggan. Dia kembali berkata,
"Sudahlah, nggak jadi!"
"Kak! Di saat situasi sudah
seperti ini, katakan saja solusi yang terpikirkan olehmu!" desak Zaskia.
"Caranya ... " Junet
menghela napas menahan malu, lalu menatap Zaskia dan akhirnya berkata,
"Kamu tidur beberapa kali dengan Adriel dan layani dia dengan baik!
Mungkin dia bersedia memberiku kesempatan kalau suasana hatinya lagi
bagus!"
Deg!
Rasanya otak Zaskia mendadak berhenti
bekerja. Dia termangu menatap Junet dengan tidak percaya.
"Kakak... bilang apa?"
No comments: