Membakar Langit ~ Bab 996

  

Bab 996

 

"Kamu nggak perlu tahu rencanaku untuk saat ini, tunggu saja sampai aku memberitahumu. Sebelum itu, kamu hanya perlu memberikan lebih banyak informasi tentang Shawn kepadaku," ujar Adriel sambil tersenyum.

 

"Yang harus kamu hadapi sekarang adalah keluarga Forez, bukan Shawn!" seru Elin sambil mengerutkan kening.

 

"Kamu nggak perlu peduli tentang ini, lakukan saja sesuai yang aku katakan," ucap Adriel dengan santai.

 

Elin menatap Adriel yang seolah-olah menguasai segalanya, itu membuatnya teringat akan perangkap Adriel di depan kediaman gubernur.

 

Waktu itu Adriel berhasil memancing Eric, membunuh seorang Guru Bumi keluarga Forez, juga berhasil mengakui keluarganya dengan lancar.

 

Kali ini Adriel pasti merencanakan sesuatu lagi...

 

"Oke, sepakat!"

 

Elin agak ragu, tetapi dia menyetujuinya dengan tegas.

 

Adriel memiliki pemikiran yang mendalam dan penuh dengan kecerdikan, dia mempunyai alasan untuk tidak mengatakannya, jadi Elin juga tidak akan banyak bertanya.

 

Namun, Elin selalu merasa dikuasai oleh Adriel.

 

"Kalau begitu, nggak ada hal lain lagi. Aku pergi dulu," ucap Adriel.

 

Adriel bangkit, lalu meregangkan tubuhnya. Dia bersiap-siap mengenakan celananya dan pergi. Dia masih menahan energi hangat di dalam dirinya dan sangat ingin melampiaskannya.

 

Namun, tidak ada orang lain di hadapannya.

 

Apakah dia harus memanggil Ana kembali?

 

"Pergi begitu saja?"

 

Tiba-tiba, Elin bertanya dengan tenang.

 

"Hah?" sahut Adriel dengan bingung.

 

Adriel melihat Elin sedang memandanginya dengan wajah pucat, tetapi tatapannya seperti ingin mencabuli rernaja yang belum dewasa.

 

"Kamu mau..." ujar Adriel.

 

"Aku mau," balas Elin dengan tenang. Ucapannya sangat genit, tetapi nadanya agak dingin. Perbedaan yang sangat besar ini membuat Adriel kebingungan.

 

Melihat ekspresi terkejut Adriel, sudut bibir Elin melengkungkan sebuah senyuman yang menarik. Sebagai seorang master puncak yang kuat, dirinya malah selalu dikuasai oleh bocah ini.

 

Melihat Adriel yang selalu tenang dan santai menunjukkan ekspresi terkejut, hal ini membuat hati Elin merasa tertarik.

 

"Aku sudah memikirkannya, nggak cukup hanya membalas dendam kepada leluhur keluarga Forez," ucap Elin sambil tersenyum penuh arti. Dia maju selangkah demi selangkah, setiap maju selangkah, dia melepaskan sehelai pakaiannya.

 

"Kamu cukup menarik, layak membuatku berkorban lebih banyak. Kelak, bagaimana kalau kamu membantuku menghadapi ayah kandung Nando lagi?" tanya Elin.

 

Lagipula, meskipun Elin bertanggung jawab atas keluarga Forez, dia juga tidak bisa tidur nyenyak. Karena ayah kandung Nando akan datang ke rumah Forez.

 

Daripada memberikan tubuh ini kepada ayah kandung Nando lagi, lebih baik memberikannya kepada Adriel.

 

Setidaknya Adriel bisa menciptakan keajaiban berulang kali, mungkin suatu hari nanti, dia benar- benar bisa membantunya menghadapi ayah kandung Nando.

 

Saat Elin menyelesaikan ucapannya, sudah tidak ada pakaian yang tersisa di tubuhnya. Seiring dengan langkah kakinya, kedua payudaranya yang putih sedikit bergetar.

 

Kaki yang halus dan panjang, seperti karya seni terindah di dunia.

 

Saat ini Elin berdiri di hadapan Adriel dan menatap Adriel secara langsung. Payudaranya yang menjulang sudah menempel di dada Adriel.

 

Elin menunjukkan senyuman cuek di wajahnya yang dingin, memancarkan perasaan ratu yang angkuh, auranya sangat kuat!

 

Situasi seperti ini, jika orang yang tidak tahu, mungkin berpikir bahwa pasangan ini sedang membahas kerjasama bisnis yang sangat serius dan mewah.

 

Adriel sedikit bingung dengan sikap ini, tetapi setelah dia memperhatikan Elin sejenak, dia tiba- tiba bertanya, "Kamu ingin aku membantumu menghadapi ayah kandung Nando? Aku telah memprovokasi ayah kandung Nando. Tapi kurasa jika aku menunjukkan kekuatan yang cukup, ayah kandung Nando juga nggak akan terlalu mencari masalah denganku hanya karena seorang anak haram. Sedangkan kamu ingin melenyapkan orang itu..."

 

"Kamu nggak berani?"

 

Elin sepertinya tidak terlalu terkejut bahwa Adriel bisa melihat apa yang dipikirkannya, dia hanya bertanya dengan tenang.

 

"Nona Elin, sepertinya kamu sudah salah paham. Aku hanya berani, bukan sombong dan nggak tahu apa-apa..." ucap Adriel sambil tersenyum. Dia berhenti sejenak, lalu menambahkan, "Kamu harus membayar lebih!"

 

Elin mengerutkan kening dan melirik Adriel. Lalu dia mengangkat tangan dan meremas organ reproduksi Adriel.

 

Elin telah dikuasai oleh Adriel begitu lama, sekarang mendapatkan kesempatan, tentu saja dia harus membalas dengan kejam!

 

Bab Lengkap 

Membakar Langit ~ Bab 996 Membakar Langit ~ Bab 996 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 26, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.